Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 6 Mei 2024, "Sibuk Bisnis Tapi Ada Waktu untuk Tuhan"

Pertama, Lidia adalah seorang pedagang kain. Di Filipi, Lidia adalah seorang pendatang. Dia sebenarnya berasal dari Tiatira, kota yang terkenal

Editor: Eflin Rote
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua

SUARA PAGI
Senin, 6 Mei 2024
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Lectio:
Kisah Rasul 16:11-15
Mazmur 149:1-2,3-4,5-6a,9b
Yohanes 15:26-16:4a

Meditatio:
Permenungan kita kali ini diambil dari Kisah Rasul 16: 11-15 tentang seorang perempuan bernama Lidia. Dari Kisah Para Rasul, kita temukan tiga hal yang bisa menjadi tuntunan dan pedoman dalam ziarah iman kita.

Pertama, Lidia adalah seorang pedagang kain. Di Filipi, Lidia adalah seorang pendatang. Dia sebenarnya berasal dari Tiatira, kota yang terkenal karena produksi kainnya. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa alasan Lidia tinggal di Filipi adalah untuk bisnis kain.

Sebagai penjual kain ungu menunjukkan bahwa Lidia adalah seorang pebisnis kelas tinggi, karena Kain Ungu adalah kain yang mahal yang hanya dipakai oleh orang-orang kaya dan kaum bangsawan. Lidia memulai bisnis perdagangan kain ungu meskipun pada saat itu bisnis dipegang oleh kaum pria dan tidak biasa bagi wanita untuk terlibat dalam bisnis.

Namun, Lidia memiliki keberanian untuk memulai bisnisnya sendiri dan mengejar keberhasilan. Kedua, Lidia orang sibuk bisnis tetapi ada waktu untuk Tuhan.

Lidia seorang beriman yang rajin beribadah. Selain seorang pebisnis, Lidia adalah juga seorang beriman yang rajin beribadah. Dalam perikop hari ini disebutkan bahwa Lidia sedang berkumpul bersama teman-temannya di tempat sembahyang orang Yahudi.

Di situlah dia berjumpa dengan Paulus, Timotius, Lukas dan Silas. Setelah pembicaraan dengan Paulus dan teman-temannya, Lidia percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan kemudian memberikan dirinya untuk dibaptis. Di tengah kesibukan sebagai pedagang, Lidia rupanya tetap memberikan waktu bagi Tuhan.

Dia juga selalu membuka hati bagi kehadiran-Nya. Harta kekayaan tidak membuatnya melupakan Tuhan. Meskipun Lidia adalah seorang pengusaha yang sukses, dia tidak lupa bahwa Tuhan-lah yang memberikan segala berkat. Lidia percaya bahwa keberhasilannya adalah hasil dari kemurahan Tuhan dan ia selalu bersyukur kepada-Nya.

Ketiga, rela berbagi kepada orang lain. Lidia tidak menyimpan imannya hanya bagi dirinya sendiri. Iman itu dia bagikan juga kepada orang yang lain. Dia tidak dibaptis sendirian, tetapi dengan seisi rumahnya. Kendati tidak ada informasi yang jelas, yang dimaksud “seisi rumah” kemungkinan anggota keluarga dan juga para pembantunya.

Tentulah Lidia yang mengajak mereka untuk memberikan diri dibaptis. Selain itu ada dugaan bahwa Lidia kemudian menyebarkan Injil di kota asalnya, yakni di Tiatira.

Selain berbagi imannya dengan orang lain, Lidia juga mendukung Paulus dan teman-temannya selama di Filipi dalam melaksanakan misi mereka. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Lidia adalah seorang misionaris di lingkungan keluarga dan tempat asalnya.

Kendati bukan tokoh perempuan yang terkenal dalam Kitab Suci, sosok Lidia pantas kita teladani. Kendati sibuk dengan bisnis dan kerja, dia tetap memberikan waktunya bagi Tuhan dan berkenan mendengarkan pewartaan Kabar Baik dari Paulus dan teman-temannya.

Apakah kita masih punya waktu bagi Tuhan? Apakah kita berkenan meluangkan waktu untuk membaca Kitab Suci? Setelah mendengarkan Injil dan dibaptis, Lidia menyebarkan Kabar Baik bagi banyak orang. Apakah kita juga berkenan menjadi “misionaris lokal” bagi keluarga dan lingkungan kita?

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved