Berita Timor Tengah Utara
Trayek Bus Kupang-Dili, Andil Besar Kementerian Perhubungan Menyeka Pilu di Portal Perbatasan
Panas mentari enggan diajak kompromi. Hari itu, Sabtu, 20 Maret 2024. Cuaca cerah mengantar penulis menempuh perjalanan tanpa hambatan.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Langit sepertinya sedang bersahabat siang itu. Penulis menempuh perjalanan sejauh 6 kilometer dari jantung Kota Kefamenanu mengendarai sepeda motor menuju Terminal Tipe A Kefamenanu yang terletak di Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabupaten TTU merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste, Distrik Oecusse. Luas wilayah Kabupaten TTU ± 2.669,70 Kilometer⊃2;.
Panas mentari enggan diajak kompromi. Hari itu, Sabtu, 20 Maret 2024. Cuaca cerah mengantar penulis menempuh perjalanan tanpa hambatan.
Angin sepoi-sepoi berhembus pelan. Hamparan rumput yang membentang dari pertigaan jalan Trans Timor Raya di ruas jalan menuju Terminal Tipe A Kefamenanu melambai ayu.
Pemandangan gerbang Terminal Tipe A mengagetkan penulis. Perubahan signifikan terlihat dari balutan cat putih yang tampak terang dari pintu masuk dan dinding bangunan yang berdiri tahun 2013 itu. Rumput-rumput yang pada tahun 2022 lalu terlihat tumbuh liar di halaman terminal tersebut kini dibersihkan rapi.
Setelah memarkirkan sepeda motor di parkiran terminal. Penulis bergerak menuju dua kursi tunggu panjang yang ditempatkan tepat di pojok terminal. Lantai Terminal Tipe A Kefamenanu terlihat bersih.
Seorang gadis mengenakan baju kaos putih terlihat duduk di kursi tunggu di pojok terminal sambil memainkan handphone di tangan kanannya. Rambut gadis itu dibiarkan terurai lurus di belakang bangku. Penulis kemudian mengambil posisi duduk pada kursi tunggu berbeda dari gadis itu.
Sebuah lapak dibuka tepat menghadap pintu masuk terminal mengalihkan perhatian penulis. Pemilik lapak sibuk menata makanan ringan dan bungkusan kopi.
Beberapa orang pegawai di Terminal Tipe A Kefamenanu terlihat memantau keadaan sekitar. Seorang pegawai sibuk menulis sesuatu pada buku yang terletak di atas meja.
Tak berselang lama, terdengar bunyi deru mesin mobil bus menggema dari kejauhan. Satu unit bus berwarna biru dipadu warna abu-abu muncul dari ujung pagar terminal. Debu membumbung tinggi ketika bus itu memperlambat laju kendaraan sebelum memasuki pintu gerbang terminal.
Dua orang pegawai mulai sibuk mengarahkan mobil bus tersebut untuk berputar. Seorang lainnya mendokumentasikan kehadiran bus tersebut.
Ketika bus pertama bertuliskan nama Babadok ini tiba, semua penumpang berhamburan keluar. Sebagian penumpang menuju toilet yang disediakan di terminal tersebut. Sebagian lainnya menuju kursi tunggu. Bus tersebut baru saja tiba dari Kota Dili, ibu kota Negara Demokratik Timor Leste (RDTL).
Dua menit berselang, satu unit mobil bus muncul di pintu gerbang terminal. Bus dengan warna dasar putih dan merah bertuliskan Bagong ini kemudian diparkirkan sopir tepat di samping bus Babadok.
Para penumpang perlahan keluar satu persatu ketika pintu bus dibuka. Gadis berkaos putih yang duduk di kursi tunggu pojok terminal perlahan bangkit berdiri.
Matanya tertuju pada pintu keluar bus Bagong. Bibir gadis di hadapan penulis perlahan retak. Tangisnya kemudian pecah ketika menatap seorang ibu yang turun dari mobil. Sorot matanya sayu.
Gadis itu menjulurkan tangannya ke depan memeluk ibu itu. Tanpa kata, tangis ibu paruh baya itu pecah. Ia memeluk gadis ini erat. Getar suara gadis ini masygul terdengar parau. Tak ada pilu sedalam tangis yang ditemukan penulis pada siang hari itu.
Gadis ini bernama Angelina Da Costa. Sedangkan ibu paruh baya itu bernama Maria Immaculata Da Costa. Angelina adalah ponakan dari Maria Immaculata Da Costa. Ayah dari Angelina bertugas di Kabupaten TTU sejak Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19 melanda wilayah kedua negara pada akhir tahun 2020 lalu, Maria baru pertama kali berkunjung ke Kabupaten TTU tempat saudaranya berdomisili. Selama ini mereka hanya melepas rindu lewat gawai.

Testimoni Warga Negara Republik Indonesia dan Negara Demokratik Timor Leste tentang Trayek Bus Kupang-Dili
Maria Immaculata Da Costa berdomisili di Kota Dili. Ibu 3 anak ini pertama kali menerima informasi perihal trayek bus Kupang-Dili ketika ponakannya Angelina berkunjung ke Timor Leste pada Bulan Desember 2023 lalu.
Kali ini merupakan momentum pertama kali Maria berkunjung ke Kabupaten TTU pasca Pandemi Covid-19. Ada banyak perubahan yang diamati Maria.
Dengan kondisi mata yang masih sembab, Maria mengisahkan, dirinya dan saudara kandungnya, Fransisco Da Costa berpisah sejak Negara Timor Leste memisahkan diri dari Negara Indonesia.
Kala itu, saudaranya yang telah menjadi seorang ASN ditugaskan di Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU, Provinsi NTT, Indonesia. Sedangkan dirinya harus mengikuti suaminya bertugas di negara Timor Leste.
Sejak pertama kali berpisah, mereka hanya berkomunikasi lewat surat. Seiring berjalannya waktu mereka mulai berkomunikasi via sambungan telepon.
Sebelumnya, Maria jarang berkunjung ke Kabupaten TTU. Hal ini disebabkan oleh biaya transportasi yang terbilang mahal. Pasalnya, sebelumnya diresmikan Trayek Bus Kupang-Dili, mereka harus menumpang kendaraan dari Dili menuju ke Portal Perbatasan RI-RDTL di Motaain. Setelah itu berganti kendaraan dari Motaain ke Kota Kefamenanu.
Biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Hal ini menyebabkan mereka seringkali hanya bertemu melepas rindu di portal perbatasan RI-RDTL Motaain.
Keluarga dari Fransisco dan Maria hanya bersua di Portal Perbatasan untuk meminimalisir biaya. Tangis haru meledak di portal perbatasan. Melepas rindu di portal perbatasan seperti tradisi yang dijalani keluarga ini setiap tahun menjelang hari raya keagamaan. Kali ini Maria mengunjungi keluarganya di Kabupaten TTU sekaligus merayakan hari raya Paskah 2024.
Maria menuturkan, harga tiket bus dari Dili ke Kupang yakni 30 dolar. Jika dikonversikan ke dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 450.000.
Harga ini masih terbilang murah. Selain itu, fasilitas yang disediakan di jasa pengangkutan sangat memadai. Trayek Bus Kupang-Dili merupakan harapan baru bagi mereka untuk membangun konektivitas dan merawat hubungan kekeluargaan dengan baik.
Pada kesempatan yang sama Angelina juga menuturkan, pada Desember 2023 lalu, dirinya berkunjung ke Dili Timor Leste dengan menumpang bus yang sama.
Harga tiket bus dari Terminal Tipe A Kefamenanu ke Dili sebesar Rp.350.000. Jika berangkat dari terminal transit seperti Terminal Tipe A Kefamenanu ke Dili harga tiket bus menyesuaikan dengan harga tiket Kupang-Dili yakni 350.000. Pasalnya, jalur trayek bus tersebut Kupang-Dili.
Namun, harga tiket bus ini berbeda jika penumpang berangkat dari Atambua ke Dili. Harga tiket bus Atambua -Dili Rp. 250.000. Sementara itu dokumen yang dibutuhkan untuk melintas ke Negara Timor Leste yakni pasport.
Meskipun baru pertama kali ke Dili menggunakan jasa transportasi bus ALBN Kupang-Dili tetapi, Angelina mengakui bahwa, trayek bus Kupang-Dili sangat membantu mereka.
Selain karena harganya yang terjangkau, gadis yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Timor ini juga senang bisa mengunjungi keluarga tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.
Walaupun begitu, ada sejumlah hal yang masih menjadi kegundahan Angelina. Beberapa orang keluarga yang masih berdomisili di Negara Timor Leste Distrik Oecusse yang berbatasan langsung dengan Kabupaten TTU belum bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Hal ini lantaran trayek bus ini belum menjangkau wilayah Distrik Oecusse.
Sejauh ini, pertemuan mereka hanya berlangsung di portal perbatasan PLBN Wini, PLBN Napan dan Pos Perbatasan Haumeni Ana.
Jumlah Penumpang Trayek Bus Kupang-Dili Perlahan Meningkat
Pria murah senyum bertubuh tinggi tegap terlihat menggenggam segelas kopi yang baru disajikan pemilik lapak di Terminal Tipe A Kefamenanu. Sesekali ia menyeruput kopi dari gelas plastik tersebut sambil menyulut sebatang lisong.
Penat seakan mengalir perlahan dari kepulan asap yang keluar dari mulut pria itu. Berbeda dengan penumpang lainnya, pria tersebut mengenakan baju berwarna orange seperti kostum milik perusahaan.
Tersulut rasa penasaran, penulis berusaha menghampiri dia sekedar berbincang-bincang. Nama pria tersebut adalah Silver (22). Dia merupakan sopir bus Bagong. Salah satu perusahaan bus yang melayani jasa perlintasan Kupang-Dili.
Silver sudah menjadi sopir bus Bagong selama 6 bulan. Ketika pertama kali mengajukan lamaran menjadi sopir bus tersebut, Silver mendaftar melalui link lamaran pekerjaan yang disediakan pihak perusahaan.
Sebelum menjadi sopir bus Bagong, Silver tidak pernah bepergian ke luar negeri khususnya ke negara Timor Leste. Sejak dipercayakan perusahaan menjadi sopir bus ini, saat itu juga Silver pertama kali menginjakkan kaki di luar negeri.
Ia mengaku bahagia menjalankan tugas sebagai sopir bus Bagong. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan Kupang-Dili yakni 12 jam dengan jarak kira-kira 400 kilometer.
Nyaris semua penumpang merasa bersyukur dengan adanya trayek bus Kupang-Dili tersebut. Selama ini, warga negara Indonesia yang hendak berangkat ke Timor Leste menghabiskan cukup besar biaya.
Biasanya para penumpang dari Kupang harus turun di Portal Perbatasan RI-RDTL tepatnya di PLBN Motaain. Setelah itu, mereka harus naik angkutan umum negara Timor Leste ke Kota Dili.
Apabila para penumpang bus mencapai kuota seat (kursi) maka, waktu yang dihabiskan untuk proses pemeriksaan dokumen selama 1 jam. Namun, terkadang rentang waktu yang dibutuhkan kurang dari 1 jam.
Jumlah penumpang biasanya meningkat signifikan ketika menjelang perayaan hari raya keagamaan seperti hari raya Natal, Paskah, dan Idul Fitri.
Berdasarkan pengamatan pribadi, Silver mengaku jumlah penumpang yang menggunakan jasa pengangkutan bus ALBN Kupang-Dili maupun sebaliknya perlahan meningkat. Hal ini disebabkan oleh informasi mengenai adanya trayek bus Kupang-Dili mulai tersebar di kalangan masyarakat.
Kemenhub Implementasi Program Presiden Jokowi dengan Membuka Trayek Bus Kupang-Dili
Harapan baru masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk bisa membangun konektivitas yang intens dengan kerabat dan keluarga di Negara Demokratik Timor Leste terjawab.
Mimpi-mimpi membangun komunikasi erat dan harmonis dengan sanak saudara di Negara Timor Leste yang nyaris pupus dijawab dalam program Presiden Joko Widodo yang diimplementasikan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Tepat pada 30 Maret 2023 lalu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno bersama, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Direktur Jenderal Transportasi dan Komunikasi Timor Leste, Constantino Fereira Soares hadir secara langsung meresmikan Trayek Bus Kupang-Dili. Peresmian ini ditandai dengan pengangkatan bendera start oleh ketiga tokoh ini.
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno, mengatakan, pelayanan trayek bus Kupang-Dili itu merupakan bagian dari implementasi program Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk membangun daerah di wilayah 3 T (terdepan, terpencil dan tertinggal).
Ketentuan tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Momentum peresmian ini ditegaskan dalam penandatanganan SOP MOU on cross border movement by commercial buses and coaches antara Indonesia dan Timor Leste.
Selain itu, trayek bus Kupang-Dili juga bertujuan untuk mempererat kerjasama bilateral pemerintah Indonesia dan pemerintah Timor Leste.
Dengan dibukanya trayek bus tersebut, diharapkan masyarakat dari kedua negara bisa memanfaatkan dengan baik demi memperlancar akses transportasi dan komunikasi.
Saat ditemui penulis, Penanggung Jawab Terminal Tipe A Kefamenanu, Silvester Dambu Djong Djoko, AM.d menuturkan, mereka hanya bertanggung jawab mengecek data manifest penumpang atau data produksi. Setiap laporan data manifest penumpang dari terminal asal akan diperiksa kembali oleh petugas Terminal Tipe A Kefamenanu.
Terminal Tipe A Kefamenanu menjadi terminal transit atau simpul penghubung Trayek Bus Kupang-Dili. Terdapat 3 perusahaan Babadok Express (perusahaan bus Timor Leste), dan PT Bagong Dekaka Makmur (perusahaan bus swasta Indonesia) dan Perum DAMRI (perusahaan transportasi milik Negara Indonesia) yang saat ini mengoperasikan armada bus mereka di perlintasan bus ALBN.
Bus angkutan Kupang-Dili resmi beroperasi pada 30 Maret 2024. Momentum peresmian Bus ALBN tersebut dilaksanakan dengan pengangkutan puluhan penumpang rute Kupang-Dili secara gratis.
Terminal asal dan terminal tujuan trayek bus ini yakni Terminal Tipe A Bimoku dan Terminal Dili, Timor Leste. Terminal Tipe A Kefamenanu juga melayani perlintasan Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN).
Setiap hari sebanyak 2 bus berangkat dari Dili, Timor Leste menuju Kupang dan 2 bus dengan rute sebaliknya. Dengan demikian, sebanyak 4 unit bus yang beroperasi setiap hari pada trayek bus Kupang-Dili. Apabila menumpang membeludak maka, terkadang 5 bus beroperasi dalam sehari.
Jumlah seat atau tempat duduk penumpang bus DAMRI sebanyak 28, bus Bagong 30 seat dan Bus Babadok sebanyak 34 seat. bus Bagong memiliki 3 armada, sedangkan bus DAMRI 2 armada dan Babadok Express 2 armada.
Biasanya, bus yang berangkat dari Kota Kupang melakukan transit di Terminal Tipe A Kefamenanu dalam waktu singkat. Karena, bus tersebut harus mengejar jadwal penutupan pintu portal perbatasan pada pukul 16.00 Wita. Pada pukul 16.00 Wita, bus yang berangkat dari Kota Kupang harus sudah melewati pintu portal perbatasan.
Sedangkan bus yang berangkat dari Dili, Timor Leste menuju Kupang, biasanya menghabiskan waktu transit di terminal ini cukup lama. Mereka bahkan menghabiskan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam untuk transit.
Walaupun pegawai di Terminal Tipe A Kefamenanu masih terbatas namun, para petugas menjalankan tugasnya dengan maksimal. Sejauh ini, petugas masih fokus pada pengawasan data produksi.
Data produksi ini mencakup jumlah penumpang dan load factor (faktor muat penumpang; perhitungan dari nilai kegunaan dari kapasitas muatan yang tersedia dari moda transportasi).
Load factor ini kemungkinan akan menjadi indikator bagi Kementerian Perhubungan untuk menambah jumlah armada dan aspek lainnya. Rata-rata load factor atau faktor muat penumpang mencapai 36 persen setiap hari.
Jumlah penumpang dari Kota Kupang menuju Dili biasanya berkisar 20 penumpang sampai 50 penumpang dari total 2 bus. Jumlah penumpang akan meningkat signifikan menjelang hari raya keagamaan.

Jumlah Data Produksi atau Jumlah Penumpang Trayek Bus Kupang-Dili di Terminal Tipe A Kefamenanu
Berdasarkan data pengawasan Penanggung jawab Terminal Tipe A Kefamenanu, angka penggunaan moda transportasi bus ALBN Kupang-Dili oleh masyarakat Kabupaten TTU masih terbilang minim.
Jumlah penumpang untuk jalur keberangkatan 1309 penumpang dan jalur kedatangan 1100 penumpang pada bulan Desember 2023. Jumlah ini terhitung dari perlintasan Kupang-Dili, maupun sebaliknya.
Pada bulan Januari 2024, sebanyak 1135 penumpang yang memanfaatkan moda transportasi Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) Kupang-Dili untuk keberangkatan dan kedatangan sebanyak 1309 penumpang.
Pada bulan Februari 2024, jumlah penumpang yang berangkat dari Terminal Tipe A Kefamenanu menuju Dili sebanyak 2 orang. Sedangkan total kedatangan maupun keberangkatan jalur Kupang-Dili maupun sebaliknya mencapai 1168 penumpang.
Pada awal bulan Maret hingga tanggal 20 Maret 2024, sebanyak 6 orang penumpang menggunakan jasa transportasi bus dari Terminal Tipe A Kefamenanu ke Dili.
Berdasarkan data yang dicatat sejak awal Bulan Maret hingga tanggal 20 Maret 2024, sebanyak 881 penumpang yang berangkat dari Dili maupun dari Kupang.
Dengan demikian berdasarkan data kedatangan dari Kupang-Dili maupun sebaliknya sejak awal bulan Januari hingga 20 Maret 2024, sebanyak 3180 penumpang. Sedangkan jalur keberangkatan mencapai 3186 penumpang.
Jumlah penumpang setiap hari bervariasi. Pada tanggal 19 Maret 2024 sebanyak 25 penumpang yang menggunakan moda transportasi Bus ALBN Kupang-Dili. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua yakni 14 penumpang yang berangkat dari Kupang menuju Dili dan 11 penumpang dari Timor Leste menuju Kupang.
Laporan data produksi ini dilaporkan langsung oleh penanggung jawab Terminal Tipe A Kefamenanu kepada Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI melalui aplikasi. Setiap hari para petugas diwajibkan menginput data produksi.
Salah satu faktor penyebab minimnya penumpang yang berangkat dari terminal ini yakni Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) belum bisa beroperasi di terminal. Simpul penghubung masyarakat untuk datang ke terminal belum mumpuni.
Di sisi lain, masyarakat hanya bisa mengakses bus Kupang-Dili dengan datang ke terminal yang menjadi tempat transit maupun terminal keberangkatan serta terminal tujuan. Bus ALBN tidak sembarang menurunkan dan menaikkan penumpang.
Check point (titik pengecekan; merupakan titik pos koordinasi untuk pengecekan truk guna memastikan kelengkapan dokumen dan waktu pengiriman sudah sesuai dengan slot waktunya) perlintasan Kupang-Dili yakni Terminal Haumeni Kota Soe, Kabupaten TTS dan Terminal Tipe A Kefamenanu. Jadi penumpang yang hendak menggunakan moda transportasi bus Kupang-Dili di Kabupaten TTU harus datang ke Terminal Tipe A Kefamenanu.
Sekitar 90 persen penumpang trayek bus Kupang-Dili berangkat dari Kota Kupang maupun dari Dili. Namun, beberapa diantaranya juga berangkat dari terminal penghubung.
Dalam pengelolaan manajemen, terminal semestinya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti dalam konsep terminal modern. Secara khusus di Terminal Tipe A Kefamenanu, sejauh ini masih ada beberapa kendala yang sedang dalam proses penyelesaian seperti proses pelepasan hak.
Walaupun belum maksimal mewujudkan mimpi tersebut, penanggung jawab terminal masih terus berupaya semaksimal mungkin melakukan pembenahan administrasi dan lainnya.
Sejauh ini, animo masyarakat memanfaatkan Terminal Tipe A Kefamenanu perlahan meningkat. Hal ini terlihat dari progres sejak awal trayek lintas Kupang-Dili dibuka hingga saat sekarang.
Trayek Bus Kupang-Dili, Andil Besar Kementerian Perhubungan Menyeka Pilu di Portal Perbatasan
Menjelang hari libur perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah, penulis berkesempatan menemui Bupati Timor Tengah Utara, Drs. Juandi David, Kamis, 4 April 2024. Wajah pria berusia 65 tahun ini selalu menunjukkan senyum khas.
Di tengah kesibukannya menyelesaikan tugas di akhir masa jabatan, Juandi juga sedang sibuk memikirkan langkah menangkap berbagai peluang yang telah direalisasikan pemerintah pusat melalui program-program prioritas di Kabupaten TTU.
Salah satu langkah penting yang akan ditempuh oleh Pemda TTU dalam menangkap peluang peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan Terminal Tipe A Kefamenanu yang saat ini telah beroperasi sebagai titik transit trayek bus Kupang-Dili.

Sebagaimana yang telah disampaikannya pada tahun 2023 ketika launching pelayanan perdana bus ALBN, Juandi kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh operasi Trayek Bus Kupang-Dili.
Juandi menilai, ada banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah seperti pembebasan lahan di Terminal Tipe A Kefamenanu dan juga usulan pelayanan bus ALBN dari Kabupaten TTU ke Negara Timor Leste Distrik Oecusse. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Juandi untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sebelum purna tugas.
Orang nomor satu Kabupaten TTU ini mengapresiasi langkah besar Presiden Jokowi yang telah membangun PLBN Wini dan PLBN Napan di wilayah Kabupaten TTU yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste Distrik Oecusse. Program prioritas Presiden RI ini akan selalu membekas di kalbu semua masyarakat Kabupaten TTU.
Kisah pilu dan tangis haru dalam momentum pertemuan keluarga dari negara Timor Leste maupun Indonesia di portal perbatasan yang viral di media sosial beberapa waktu menjadi pemantik bagi pemerintah daerah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Pada titik ini, kata Juandi, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah merajut kembali sisa-sisa harapan masyarakat yang nyaris pupus.
Juandi mengatakan, Kementerian Perhubungan telah mendeklarasikan eksistensinya sebagai lembaga penghubung lewat jasa pelayanan Trayek Bus Kupang-Dili.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan juga telah memberikan andil besar dalam menyeka pilu dan tangis masyarakat Negara Indonesia maupun Negara Demokratik Timor Leste di Portal Perbatasan. Puing-puing sejarah ini telah bertransformasi menjadi asa yang hidup dan tinggal di sanubari rakyat Kabupaten Timor Tengah Utara. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
portal perbatasan
Kupang-Dili
Terminal Tipe A Kefamenanu
Desa Naiola
Timor Tengah Utara
Babadok
Bagong
Timor Leste
Kabupaten TTU
POS-KUPANG.COM
Pelaku Lempar Simon Hingga Meninggal di Desa Fatumtasa-TTU karena Hendak Bacok Ayahnya |
![]() |
---|
Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Letmafo TTU |
![]() |
---|
Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bendahara Desa Nonotbatan TTU Divonis 1,10 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Hari Juang TNI AD, Kodim 1618/TTU Gelar Aksi Donor Darah |
![]() |
---|
Pimpin Upacara Hari Juang TNI AD, Dandim 1618/TTU Titip Pesan Penting kepada Prajurit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.