Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 14 April 2024, “Kamu adalah Saksi dari Semuanya Itu”
yakin bahwa kita layak dicintai Allah; bahwa setiap pribadi tidak pernah luput dari perhatian, pengampunan dan kasih Allah yang tak terbatas.
Allah tidak menjadikan hati kita tempat tinggalnya untuk aman, tapi ia mau mendengar dari denyut jantung perjuangan hidup untuk menjadi lebih baik; dan Ia mau menguatkan setiap perjuangan kita yang baik dan benar bagi sesama.
Persatuan ini justru yang menjadi kekuatan dan sumber damai. Sedangkan sukacita paskah diberikan Allah agar itu menjadi ciri utama umat yang percaya kepada-Nya. Artinya, iman akan Kristus yang bangkit menjadi sumber dan alasan untuk bersukacita. Tentu tidak bisa terhindar dari persaan negatif lainnya, namun persaya atau emosi terdalam yang perlu dimiliki orang beriman adalah sukacita karena ada Allah.
Ketiga: Ada kalimat dari perikop Injil hari yang berkata demikian: “Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu“. Kalimat ini menjadi bukti bahwa betapa sulitnya kita manusia untuk melihat, mengenal dan mengalami Kristus yang bangkit. Betapa sulitnya kita mengerti kejadian hidup kita setiap hari dari hal kecil sampai pengalaman menyakitkan. Kadang kita juga merasa apakah Tuhan tidak peduli dengan hidup kita?
Mengapa Tuhan membiarkan semua penderitaan dan kesulitan hidup ini terus terjadi? Bahkan tidak gampang juga kita mengerti sesama, orang terdekat sekalipun.
Disini iman dan beriman butuh kerendahan hati untuk menerima kekurangan dan keterbatasan diri, keterbatasan sesama, namun tetap percaya dan yakin bahwa kita layak dicintai Allah; bahwa setiap pribadi tidak pernah luput dari perhatian, pengampunan dan kasih Allah yang tak terbatas.
Keempat: Penulis Injil tegas katakan bahwa Ia hidup. Hidup yang dikatakan disini bukan karena dibayangkan atau yang dipikirkan melainkan hidup yang sungguh nyata dalam cara Allah. Ia hidup itu bukan hasil die-die manusia. Tapi sungguh nyata.
Untuk menyakinkan bahwa Ia hidup, Yesus meminta untuk meraba atau merasakan kehangatan fisiknya: “Rabahlah Aku dan lihatlah“, dan Iameminta makan dari para murid-Nya. Artinya Ia hidup juga sekarang dan disini bersama kita dalam cara-Nya sebagai Allah yang maha kuasa. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.