Ramadhan 2024
Kultum Edisi Rabu 10 April 2-24, Pahala Besar Linear dengan Ilmu dan Kesadaran
dilipatgandakannya nilai dan pahala maka tema ini focus pada penyebab ketiga, yaitu kedekatan dan ketakwaan seseorang.
Oleh Ust. Hidayat Mustafid, Lc. M.A.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kalau kita illustrasikan pahala itu adalah upah kerja maka dalam kehidupan nyata di dunia ini kita dapat memastikan perbedaan antara upah orang yang memiliki skil dengan keilmuannya dan upah orang yang tanpa skil karena tidak memiliki keilmuan.
Pahala dalam bahasa Arab disebut tsawab atau ajrun, tapi kedua kata itu berkonotasi imbalan sehingga dalam al-Qurán dibahasakan, “Barangsiapa yang menginginkan imbalan dunia, Kami beri. Dan barangsiapa yang menginginkan imbalan akhirat maka pasti Kami beri. Dan Kami akan membalas semua orang yang bersyukur.”
Dalam peribahasa Arab dikatakan, “Al-Ílmu bariedul-ámal.” Artinya, ilmu itu pengantar untuk beramal. Dilihat dari arti ilmu, yaitu mengetahui, maka bisa dipahami bahwa tidak mungkin seseorang berbuat sesuatu tanpa ia mengetahuinya.
Oleh karena itu, betul bila dikatakan, ilmu itu mengantarkan untuk beramal. Akan tetapi dalam berbuat kebaikan ada penghalang nonteknis yaitu godaan syetan yang direspon oleh hawa nafsu yang mengakibatkan berbuat kebaikan itu menjadi berat.
Baca juga: Kultum Edisi Senin 1 April 2024, Malam Kemuliaan Bonus Khusus untuk Ummat Muhammad
Memang demikian keadaannya bahwa perjalanan hidup di dunia menuju kebahagiaan di akhirat yang dijanjikan oleh Allah sungguh penuh dengan tantangan dan rintangan sebagai ujian bagi orang-orang beriman. Dengan kata lain, hidup di dunia ini adalah ujian dari Allah subhaanahu wataálaa kepada orang-orang beriman.
Allah menegaskan dalam al-Qurán, “Dan Kami uji kamu semua dengan keburukan (musibah) dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. 21:35)
Oleh karena itu, selain ilmu tentang nilai kebaikan suatu perbuatan atau ibadah, dalam melakukan kebaikan diperlukan kesadaran yang menjadi kekuatan dahsyat untuk mendorong beramal.
Kesadaran itu hasil akumulasi keimanan yang kuat dan pengetahuan yang akurat. Lebih dari itu adanya kekuatan X yang segala sesuatunya bergantung padanya, yaitu tafiq dari Allah subhaanahu wataálaa.
Taufiq artinya pertolongan dari Allah untuk mampu menjalankan perintah atau menjauhi larangan. “Dan tidaklah aku mampu menjalankan tugas kecuali dengan pertolongan Allah.” Itulah ungkapan Nabi Shalih alaihis-salam yang dicantumkan dalam al-Qurán.
Dengan demikian, judul di atas dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan pahala besar dari segala perbuatan itu harus berlandaskan ilmu.
Namun untuk melakukan suatu perbuatan yang penuh didikasi haruslah diiringi dengan kesadaran sebagai manifestasi pertolongan Allah yang disebut dengan taufiq dari Allah. Ilmu tanpa taufiq tersiasiakan dan perbuatan tanpa kesadaran keikhlasan juga tidak berguna.
Imam Ibnu Rajab berkata, “Ada beberapa hal yang menyebabkan pahala dilipatgandakan, yaitu: kemuliaan tempat, kemuliaan waktu, dan kemuliaan pelaku karena kedekatan dan ketakwaannya kepada Allah.”
Satu kali shalat di Masjidil-haram di Mekah setara seratus ribu shalat di luar itu. Satu shalat di Masjid Nabawi di Madinah setara seribu kali di tempat lain. Dan satu shalat di Masjidil-Aqsha di Palestina setara dengan seratus kali di tempat lain.
Dilihat dari pembagian penyebab dilipatgandakannya nilai dan pahala maka tema ini focus pada penyebab ketiga, yaitu kedekatan dan ketakwaan seseorang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.