Panggang Ibu dan Bayi di TTS

Bayi Korban Tradisi Panggang di TTS akan Dirujuk ke Kupang

Menurutnya, bayi sebaiknya tidak boleh dipanggang karena memiliki kulit yang sangat sensitif dan akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Penulis: Adrianus Dini | Editor: Eflin Rote
KOMPAS.COM
Ilustrasi Bayi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - FIE bayi 2 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan mengalami luka melepuh pada tubuh dan kepala. Selain luka-luka, bayi ini menderita sesak napas, bronkopneumonia dan jamuran di mulut.

Kondisi memprihatinkan itu diduga korban dari tradisi panggang ibu dan bayi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pantauan Pos Kupang, Sabtu, 6 April 2024 FIE tampak terbaring di IGD RSUD SoE. FIE dijaga ibunya, Femi Tefa dan ayahnya, Nelson Efi.

Tampak dokter dan petugas medis sedang mengobservasi FIE. Aprinianis R. I. Bay, S.KM, M.Epid, Kepala Bagian Tata Usaha, Rumah Sakit Umum Daerah SoE ditemani drg. Herman Mella, M.Kes kepada Pos Kupang menjelaskan, bayi ini sementara dalam persiapan rujuk ke Kupang.

"Bayi (pasien) sementara ada di IGD. Sementara dilakukan observasi oleh dokter bedah dan dokter anak. Bayi ini juga sementara dalam persiapan rujuk. Kita sementara berkomunikasi untuk rumah sakit rujukan di Kupang. Ini memang mesti rujuk karena ada luka di bagian kepala juga. Di sini penanganan kita yaitu observasi dan menunggu persiapan rujuk," ucapnya.

Menurut dia, kondisi bayi ini merupakan salah satu efek samping dari tradisi panggang ibu dan bayi pasca lahiran.

"Pasien ini merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Oenino. Bayi ini bersama ibunya dipanggang sebagaimana kebiasaan di sini. Efek samping panggang ini salah satunya seperti kasus yang dialami bayi ini," jelasnya. 

"Kulit bayi ini sangat sensitif, sehingga jika panggang terlalu lama bisa menyebabkan luka dan juga seperti kasus sekarang ini," katanya.

Dikatakan, sementara sedang dilakukan observasi sambil menunggu konsultasi dengan dokter bedah.

"Bayi ini mengalami luka-luka yang terbilang besar. Selain di badan ada pula luka di bagian kepala. Di sana ada jaringan tulang rawan yang sangat sensitif, oleh karenya penting untuk berkonsultasi dengan dokter bedah. Pihak UGD juga sementara mencari rumah sakit yang siap menerima rujukan bayi berdasarkan diagnosa yang disampaikan," jelasnya.

Baca juga: Bayi Dua Bulan Korban Tradisi di TTS, Sang Ibu: 3 Hari Ritual Panggang Luka-luka Muncul

Menurutnya, bayi sebaiknya tidak boleh dipanggang karena memiliki kulit yang sangat sensitif dan akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

"Kondisi ini bisa dibilang efek samping dari kebiasaan kita panggang bayi dan ibunya pasca lahiran. Sebetulnya untuk bayi tidak boleh dipanggang, tetapi karena kebiasaan kita di TTS harus panggang. Itulah kondisi yang kerap dihadapi masyarakat. Efek samping panggang ini bisa membuat bayi asma dan lain-lain. Kondisi asap dan udara yang kotor akan berpengaruh untuk kesehatan bayi," tuturnya. 

Dikatakan, informasi detail lain belum bisa disampaikan pihaknya. (din)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved