Tokoh NTT

Ben Mboi, Dokter, Combatan juga Gubernur NTT

Siapa yang tak kenal Ben Mboi? Menyebut namanya saja, tak sedikit orang yang mengenalnya, mengingatnya. ia seorang dokter, combatan juga Gubernur NTT.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
DOKTER-PEJUANG – Siapa yang tak kenal, tak ingat Ben Mboi? Sejarah negeri ini mencatatnya. Ia seorang dokter, seorang combatan juga Gubernur NTT. Namanya kan selalu dikenang sepanjang masa. 

POS-KUPANG.COM – Siapa yang tak kenal Ben Mboi? Menyebut namanya saja, tak sedikit orang yang mengenalnya, mengingatnya. Ia seorang dokter, juga combatan hingga akhirnya mengemban tuga sebagai Gubernur NTT.

Predikatnya sebagai dokter ia raih ketika kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Ia juga satu-satunya dokter TNI AD yang terjun langsung ke medan tempur di Irian Barat tahun 1962. Ia terlibat langsung dalam Operasi Naga tahun itu.

Keterlibatannya langsung dalam perang tahun itu, sehingga sampai saat ini dr Ben Mboi merupakan satu-satunya dokter yang ikut perang dalam sejarah TNI.

Atas jasanya itulah, sehingga ia bersama sang istri, Nafsiah Mboi, menerima Penghargaan Ramon Magsasay pada tahun 1986.

Pria Bernama lengkap dr Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H itu kini telah tiada. Ia telah kembali ke pangkuan Ilahi pada Senin 22 Maret 2015 silam.

Hingga kini bahkan selama-lamanya, nama pria kelahiran Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur pada 22 Mei 1935 itu akan tetap harum.

Kisah hidupnya  pernah dituangkan dalam buku biografi Ben Mboi - Dokter, Memoar Prajurit, Pamong Praja.
Dalam biografi itulah terungkap jelas betapa semasa mudanya hingga menjadi dokter, ia juga terjun ke medan perang.

Bahwa ketika itu, ia telah memilih Nafsiah sebagai kekasihnya. Dan, ketika cinta mulai bersemi, tetiba ia mendapatkan perintah untuk bertugas ke Irian Barat. Tugas itulah yang sempat memisahkannya, jauh dari sisi sang kekasih.

Atas suasana itulah, Ben Mboi pun bertutur: "Saya pergi ke asrama St.Ursula RSPAD di jalan Pos 2, asrama pacar saya. Saya menjemput dia untuk mengurus barang-barang saya di RSPAD.”

“Tidak banyak pembicaraan, memang sukar mencari kata-kata. Pada saat perpisahan dia memberikan saya sebuah buku untuk catatan harian selama perang. How thoughtful she was! Saya sendiri tidak pikirkan," begitulah yang dkisahkan dr Ben dalam bukunya, tatkala ia mengenang persiapan kepergiannya ke Irian Barat pada Juni 1962. Pacarnya itu, kelak dinikahinya pada tahun 1964.

Setelah operasi Trikora selesai, dr Ben kembali ke Jakarta. Kembali ke kota setelah sekian lama hidup di hutan diakui dr Ben membuatnya menjadi trigger-happy, cepat tersinggung kalau ada orang yang sok-sokan. Saat itu dr Ben mendapat Bintang Sakti dan pangkatnya yang semula Lettu menjadi Kapten.

Pada 1978-1988, dr Ben menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), menggantikan El Tari. Di masa itu, tepatnya di tahun 1986, dr Ben bersama sang istri mendapat penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award karena dinilai mampu membawa kemajuan pedesaan dan memotivasi hampir tiga juta warga di NTT.

Kemudian usai Sidang Umum MPR pada Maret 1993 dan pembentukan kabinet, dr Ben menjadi salah satu orang yang diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia periode 1993-1998.

Setelah berhenti dan pensiun dari keanggotaan DPA pada bulan Maret 1998, dr Ben tinggal di rumah saja. Saat itu dia kerap kali merasa aneh dengan hidup yang tidak perlu lagi tergesa-gesa di pagi hari untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab kepada negara. dr Ben sempat merasa dirinya tidak lagi dibutuhkan oleh siapapun, terlebih oleh negara.

Warna lain dalam hidup dr Ben muncul terkait dengan rumah di Kompleks AD Gatot Subroto yang telah ditempatinya sejak 30 tahun terakhir. Menhankam kala itu menjanjikan penghuninya bisa sewa beli rumah-rumah tersebut. Sedangkan Benny Moerdani yang saat itu menjadi Pangab memberi jaminan bahwa purnawirawan dan warakawuri diperbolehkan tinggal sampai mati, sedangkan anak-anak harus cari rumah sendiri.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved