Berita Manggarai Barat

Warga Digigit Komodo di Pulau Rinca, BTNK: di Zona Inti Jarang Dikunjungi Manusia

Adapun Romansyah digigit hewan buas itu saat pergi mencari madu di Loh Ginggo, bagian selatan Pulau Rinca.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kepala Balai Taman Nasional Komodo atau BTNK, Hendrikus Rani Siga. Rabu 3 April 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Balai Taman Nasional Komodo atau BTNK menyebut lokasi Romansyah (39) digigit komodo berada di zona inti kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), lokasi itu memang jarang dikunjungi manusia.

Adapun Romansyah digigit hewan buas itu saat pergi mencari madu di Loh Ginggo, bagian selatan Pulau Rinca. Lokasi itu masuk dalam kawasan inti Taman Nasional Komodo.

"Lokasi kejadian di zona inti, memang jarang sekali dikunjungi manusia sehingga komodo peka sekali ketika ada manusia yang datang," jelas Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, Rabu 3 April 2024.

Hendrikus menjelaskan, sifat komodo di kawasan zona inti cenderung lebih sensitif terhadap kehadiran manusia dibandingkan dengan di Pulau Komodo, yang telah menjadi destinasi wisata dan sering dikunjungi pelancong dari berbagai belahan dunia.

"Biasanya komodo di situ lebih peka terhadap kehadiran manusia di area-area yang setiap harinya tidak biasa berinteraksi dengan manusia. Lokasi (gigitan) itu boleh dikatakan jarang, mungkin tidak pernah (dikunjungi manusia)," ujarnya.

Hendrikus melanjutkan, selama ini BTNK tidak melarang warga melakukan aktivitas pengambilan hasil hutan non kayu seperti madu, asam dan lain sebagainya di kawasan zona inti Taman Nasional Komodo, namun aktivitas tersebut harus seizin dan dalam pengawasan petugas taman nasional setempat.

Terkait dengan kasus gigitan itu, menurut Hendrikus di luar dugaan pihak BTNK.

Baca juga: BREAKING NEWS: Sopir Travel Asal Orong Manggarai Barat Dihajar Warga di Terminal Mena Ruteng

"Ketika melakukan aktivitas dalam kawasan wajib melapor. Saya punya keyakinan masyarakat sudah tahu ini habitat komodo, mereka hidup sehari-hari dengan komodo, tapi kalau seperti ini diluar dugaan siapapun," katanya.

Meski begitu, pihak BTNK menjamin biaya pengobatan Romansyah selama di rumah sakit, juga akan memberi uang santunan kepada korban.

"Pasti ada bantuan, sebagai bentuk kepedulian, dan tanggungjawab kita terhadap setiap kejadian di dalam kawasan. Kondisi luka korban cukup parah tetapi tidak mengancam nyawa," ungkapnya. 

Proyek Pagar Pembatas Mangkrak

Proyek pembangunan pagar pembatas di Pulau Rinca dan Pulau Komodo memang sempat dikerjakan sebelumnya, namun mangkrak sejak 2021.

Kontraktor yang mengerjakannya tidak menyelesaikan pembangunan pagar pembatas itu. Kontraktor mengundurkan diri setelah hanya membangun fondasi. Adapun tujuan dibangun  pagar pembatas agar warga terlindung dari serangan komodo.

Sejauh ini kampung dalam kawasan TNK yang baru dipagari sebagian yakni, Kampung Kerora, Kampung Rinca, dan Kampung Komodo. Hendrikus memastikan, tahun ini belum ada anggaran untuk melanjutkan pembangunan pagar pembatas itu.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved