Berita Manggarai Barat

Webinar Outlook Kepariwisataan Labuan Bajo NTT, Menjawab Tantangan dan Peluang Pariwisata

Frans Teguh dalam paparannya menjelaskan, terdapat 4 isu utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kawasan Parapuar Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar webinar kepariwisataan, mengusung tema 'Outlook Kepariwisataan sebagai New Economy Labuan Bajo Flores-NTT'.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berharap
melalui pemahaman pariwisata sebagai sektor new economy dapat menjawab tantangan dan peluang ke depan, sehingga membawa perubahan pada lanskap bisnis Indonesia dan memberi dampak pada perekonomian daerah.

"Sektor new economy belakangan menjadi topik yang hangat dibicarakan sebagai periode transformasi dari ekonomi berbasis manufaktur, menuju ekonomi berbasis jasa seperti tourism dan hospitality," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis 28 Maret 2024.

Sandiaga berharap, melalui webinar itu dapat menambah wawasan tentang sektor new economy, dan membawa perubahan pada lanskap bisnis Indonesia, dan berdampak pada perekonomian daerah.

"Serta Badan Otorita dan Kemenparekraf dapat terus menjadi mitra bersama untuk mengembangkan kepariwisataan di wilayah Floratama, NTT secara khusus dan Indonesia secara umum," ujarnya.

Baca juga: Gaet Turis Singapura ke Labuan Bajo Manggarai Barat, BPOLBF Gelar Famtrip dan Table Top Meeting

Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake menyampaikan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor unggulan di NTT, dan telah memberi dampak signifikan terhadap perekonomian daerah dengan terbukanya lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup melalui sektor usaha ekonomi kreatif dan pariwisata.

"Dengan ditetapkannya Pariwisata sebagai sektor unggulan dalam pembangunan  bangsa memberikan dampak  yang besar terhadap pembangunan sektor pariwisata di NTT," ungkapnya.

Adapun dalam kegiatan tersebut menghadirkan 4 narasumber yakni Drs. Rikard Bagun, Redaktur Senior Kompas  Dr. Andreas Hugo Pareira, M.A., Anggota Komisi X DPR RI; dan Dra. Francisia Ery Seda, M.A., Ph.D., Peneliti dan Sosiolog FISIP UI; Dr. Frans Teguh, MA.,Plt. Dirut BPOLBF sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf.

Webinar dimoderatori oleh Dr. Ing. Ignas Iryanto Djou, SF, M.Eng.Sc, CSRS dan diikuti oleh 99 peserta dan sebanyak 50,6 persen berasal dari NTT dan 49,4?rasal dari luar NTT (Bima, Bali, Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan, dan Papua).

Membahas Perspektif Tantangan global hingga lokal dan trend kepariwisataan ke depan, Rikard Bagun menyampaikan bahwa pariwisata merupakan topik yang dibicarakan semua orang di semua negara dan sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Labuan Bajo perlu melihat tantangan itu sebagai peluang.

"Dalam skala global semua orang dan semua negara itu berbicara tentang pariwisata dan pasarnya itu sama termasuk di dalamnya adalah Labuan Bajo. Ini adalah tantangan bagi kita tetapi juga peluang yang begitu lebar. Target kunjungan ke Indonesia di tahun 2030 adalah sebesar 1.8 Milyar wisatawan, kita harapkan agar angka ini juga terdistribusi ke Labuan Bajo, Flores, NTT, Di sisi lain kita juga harus siap, tidak hanya pemerintahnya saja, pelaku industrinya saja, tetapi juga masyarakatnya," ungkapnya.

Baca juga: BPOLBF Sebut Rencana Induk Pariwisata Terpadu Tak Hanya Berlokus di Labuan Bajo

Untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan tersebut, Francisia Ery Seda menjelaskan telah terjadi transformasi sosial budaya yang mana pariwisata hadir dengan membawa dua dampak sekaligus baik negatif maupun positif.

Menurutnya, strategi yang dapat dilakukan adalah melalui Kebijakan Pemerintah yang inklusif dan transformatif guna mendukung Komunitas Lokal sehingga mampu untuk mengembangkan jati diri walaupun langsung bertemu dengan budaya asing melalui pengembangan industri pariwisata

"Perlu adanya strategi pembangunan pariwisata yang memberikan prioritas pada komunitas lokal, dalam arti memberikan tindakan afirmatif sehingga komunitas lokal dapat bersaing secara sehat dengan kaum migran pendatang dari luar Labuan Bajo," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved