Berita NTT

TMMD Bertuah Merajut Harapan Menuju Indonesia Emas dari Perbatasan RI-RDTL

Hari itu, Senin, 20 Februari 2023 setelah menempuh perjalanan sejauh 87 kilometer dari Kota Kefamenanu, rombongan akhirnya sampai di Kantor Desa Makun

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Gedung lama dan Baru SMK Negeri Feotleu yang dibangun dari Program TMMD ke 119 Kodim 1618/TTU 

Bupati TTU dan rombongan menghabiskan cukup banyak waktu berbincang-bincang dengan siswa-siswi dan Kepala Sekolah SMK Negeri Feotleu. Lantai tanah dalam ruang kelas itu masih basah karena hujan. Bunyi deru mesin molen beton menggema ke setiap sudut wilayah tersebut.

Beberapa lubang pada atap bangunan sekolah itu yang terbuat dari Daun Gewang (salah satu daun yang tumbuh di Pulau Timor dan dimanfaatkan masyarakat untuk membuat atap rumah) masih meneteskan air hujan. Atap bangunan ini sudah uzur dimakan usia.

Dinding bangunan SMK Negeri Feotleu terbuat dari batang bambu. Batang bambu itu diiris lalu dipotong sesuai ukuran dan disusun berjejer membentuk dinding lalu dipaku dengan posisi berdiri. Dinding itu tampak basah diterpa rintik hujan.

Kayu penyanggah bangunan di ruangan tersebut terlihat sudah termakan usia. Beberapa tiang tampak sudah perlahan miring karena tak kuat menahan beban bangunan. Sarang laba-laba terlihat menempel di sekitar fentilasi bangunan.

Siswi Kelas XI, Jurusan Agribisnis Ternak Unggas, Angela Bere menuturkan, kondisi ini dirasakan semua penghuni SMK Negeri Feotleu sejak sekolah itu berdiri.

Di gubuk sederhana itu, siswa-siswi SMK Negeri Feotleu merajut mimpi dengan ceria. Mereka tidak pernah mengeluhkan kondisi yang dialami.

Karena menimba ilmu bisa dilakukan dimana saja. Inti dari dunia pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan moral.

Situasi menyedihkan mereka alami ketika musim hujan tiba. Siswa-siswi melaksanakan kegiatan belajar mengajar meskipun ruangan mereka digenangi air hujan.

Tidak jarang mereka terpaksa menghentikan proses belajar mengajar untuk sementara waktu ketika hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah itu.

Rasa takut menghantui mereka jika angin kencang terjadi. Pasalnya, kondisi bangunan sekolah tersebut sudah terlihat miring.

"Tetapi kami senang sekolah di sini. Karena semua bapa ibu guru selalu semangat memberi pelajaran setiap hari,"ujarnya dengan wajah ceria.

Ketika musim kemarau tiba, kata Angela, mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Namun, mereka hanya keterbatasan buku bacaan.

Pose bersama Bupati, Wakil Bupati TTU, Kasrem 161/Wira Sakti, Dandim 1618/TTU, Kapolsek Biboki Utara, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan Pegawai Bank NTT pasca peresmian SMK Negeri Feotleu, Rabu, 20 Maret 2024
Pose bersama Bupati, Wakil Bupati TTU, Kasrem 161/Wira Sakti, Dandim 1618/TTU, Kapolsek Biboki Utara, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan Pegawai Bank NTT pasca peresmian SMK Negeri Feotleu, Rabu, 20 Maret 2024 (POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON)

Program TMMD Reguler ke 119 Sasar SMK Negeri Feotleu

Ratusan masyarakat bersama anggota TNI dan Polri terlihat sibuk melakukan pekerjaan masing-masing. Beberapa orang tukang berpakaian loreng memulai proses pengecoran dinding bangunan.

Mereka bekerja dengan wajah serius. Sesekali tawa pecah di tengah kumpulan masyarakat setelah mereka bersenda gurau dalam Bahasa Daerah "Dawan" ( salah satu bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Pulau Timor, khususnya Kabupaten TTU)

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved