Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 24 Maret 2024 : Arti dan makna Minggu Palma

Pada hari Minggu Palma ini kita semua mengenang Yesus masuk ke dalam kota Yerusalem dari Betfage dan diterima dengan meriah

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-RP. Jhon Lewar SVD
RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Minggu 24 Maret 2024 

Oleh : RP. John Lewar SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan diberi judul, Arti dan makna Minggu Palma.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Mrk. 11:1-10, Yesaya 50:4-7, Mazmur 22:8-9,17-18a,19-20,23-24, Filipi 2:6-11; Markus 14:1-15,47 (panjang) atau Markus 15:1-39 (singkat).

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita merayakan Minggu Palma, untuk ke 2024 kali dalam sejarah Gereja. Kita memasuki Pekan Suci dengan mengenang sengsara Tuhan Yesus Kristus. Pada hari Minggu Palma ini kita semua mengenang Yesus masuk ke dalam kota Yerusalem dari Betfage dan diterima dengan meriah.

Ia mendapat sorak-sorai laksana seorang Raja duniawi. Ia mengendarai seekor keledai muda dan orangorang membentangkan pakaian di jalan, memegang daun palma sambil mengangkat dan menggoyangnya. Semua orang bernyanyi: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan Bapa kita Daud! Hosana di tempat yang mahatinggi.” (Mrk 1:10).

Mengapa Yesus menggunakan Keledai sebagai hewan tungganganNya ketika memasuki kota Yerusalem? Keledai dalam budaya Timur dikategorikan sebagai hewan untuk berdamai dengan sesama dan lawan. Hal ini tentu berbeda dengan kuda sebagai hewan yang dipakai para prajurit untuk berperang.

Raja yang mengendarai seekor kuda memiliki tujuan untuk berperang dan mengharapkan orang untuk patuh pada kuasanya. Raja yang mengendarai keledai mengharapkan perdamaian dengan semua orang. Perhatikanlah bahwa ini adalah sebuah simbol rohani yang sempurna: Yesus adalah raja damai, mengendarai keledai sebagai hewan damai untuk masuk ke dalam kota damai!

Simbol-simbol ini belum dipahami oleh banyak di antara kita. Mengapa kita menggunakan daun Palem pada hari Minggu ini? Daun Palma dalam budaya Yunani dan Romawi itu melambangkan kemenangan dan keperkasaan dari kekaisaran Romawi saat itu. Pada waktu itu orang-orang Romawi juga menggunakan daun palma sebagai atribut yang diperuntukan bagi dewi Nike atau kemenangan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Minggu 24 Maret 2024, "Yesus Taat Sampai Mati Demi Kita"

Di kemudian hari orang-orang Romawi mengadakan prosesi untuk merayakan kemenangan dan kejayaan kekaisaran Romawi. Kaisar bisanya menggunakan pakaian kebesarannya dan hiasan-hiasan ruangan terbuat dari daun palma. Dalam budaya Mesir kuno, daun palma itu biasanya dibawa orang pada saat prosesi penguburan dan daun ini juga melambangkan kehidupan kekal.

Dalam kacamata kristiani, daun palma menjadi lambang kemartiran kristiani dan kejayaan atau kemenangan rohani atas kematian yang mereka alami. Di dalam Kitab Wahyu dikatakan: “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palma di tangan mereka.” (Why 7:9).

Di tempat-tempat yang tidak memiliki tanaman palma, mereka boleh menggunakan ranting pohon tertentu seperti ranting zaitun dan lain-lainnya.
Pada saat mengawali perayaan hari Minggu Palma ini pusat perhatian kita tertuju kepada Yesus Kristus. Dia adalah Raja kita. Dia datang atas nama Tuhan sehingga patutlah dipuji dan disembah.

Dia datang dengan sederhana dan rendah hati. Dialah Raja damai yang mengendarai kendaraan perdamaian yakni seekor keledai memasuki kota damai (Yerusalem). Satu kata kunci yang menguatkan dan menantang kita pada hari ini adalah apakah ada damai di dalam hatimu?

Contemplasi:

Perayaan Minggu Palma terdiri dari dua suasana yang kontras. Upacara pemberkatan daun palma dilakukan di luar gedung gereja dengan suasana yang
meriah, terlebih ketika memasuki gedung gereja. Umat akan melambailambaikan daun palma sambil menyanyikan pujian-pujian dengan lagu yang
meriah.

Kemudian suasana meriah tersebut berganti menjadi suasana menyedihkan ketika memasuki gedung gereja. Di dalam Liturgi Sabda akan dibacakan kisah penderitaan Yesus. Perbedaan suasana ini mengingatkan umat Katolik bahwa di dalam kemeriahan sorak-sorai penyambutan Yesus sebagai
Raja, ada derita dalam diri Yesus yang harus Ia tanggung.

Makna Daun Palma di Salib. Daun palma merupakan simbol dari kehidupan, harapan, dan berkat. Daun palma dalam perayaan Minggu Palma akan diberkati oleh imam, kemudian dapat dibawa pulang. Biasanya daun palma tersebut akan diletakkan di salib.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 Maret 2024, "Minggu Palma"

Di tahun berikutnya, daun palma yang sudah diberkati dalam Perayaan Minggu Palma akan dikumpulkan dan dibakar untuk Rabu Abu. Daun palma hijau melambangkan kemenangan atas dosa dan kematian. Warna pakaian merah merupakan simbol dari api dan darah.

Karenanya, warna merah dimaknai sebagai penumpahan darah para martir sebagai saksi iman, sebagaimana Yesus sendiri menumpahkan darahNya bagi kehidupan dunia.

Doa:

Allah Bapa Mahaagung, teguhkanlah iman kami dan perkenankan kami hari ini mengikuti Kristus dengan palma di tangan dalam perarakan jayaNya Kami juga mempersembahkan hasil amal baik kami kepadaMu. Demi Kristus Tuhan kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu Palma. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin.(*)

*) RP. John Lewar SVD adalah Admonitor Biara SVD St. Josef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor.

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved