Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024, Pesona Kristus Sebagai Jawaban Kerinduan Hati Manusia
IA malah berbicara tentang pengorbanan dan penyerahan diri. KematianNya di salib adalah sebuah pemberian diri
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024 dengan judul Pesona Kristus Sebagai Jawaban Kerinduan Hati Manusia
Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024 dengan judul Pesona Kristus Sebagai Jawaban Kerinduan Hati Manusia ditulis oleh Romo Leo Mali dan mengacu dalam Bacaan Yeremia 31: 31-34; Ibr. 5:7-9 dan Injil Yohanes 12:20-33. I
Setelah mendengar informasi dari Filipus dan Andreas tentang permintaan orang-orang Yunani untuk bertemu denganNya, Yesus langsung mengajarkan tentang kematianNya. “Telah tiba saatnya, Anak Manusia dimuliakan.” (Yoh. 12: 23). Ia berbicara tentang pesona salib. Ini pendekatan yang tidak lazim.
Tidak heran ketika IA disalibkan, semua orang yang mengikutiNya termasuk murid-muridNya meninggalkan Dia. Selain karena takut, mereka meninggalkan DIA karena mereka kecewa, mereka merasa kalah dan gagal dan putus asa. Setelah bangkit, dalam perjalanan ke Emaus Yesus sendiri kemudian mendengarkan ungkapan kekecewaan mereka:
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024: Jika Mati, Ia Akan Menghasilkan Buah
“Dia adalah seorang Nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di hadapan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” (Luk.24.19-21a).
Para murid menyesal dan kecewa. Mereka melihat peristiwa salib sebagai kekalahan semata. Bahkan pengorbanan salib mereka lihat sebagai kebodohan.
Padahal di sinilah letak kebijaksanaan Tuhan. Yesus yang wafat di salib bukanlah Tuhan yang bodoh. Karena itu memperjelaskan kemuliaan salib Ia berkata; “ Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja. Tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yoh. 12: 23).
Di puncak ketenaranNya, ketika semua orang di sekitarnya ingin menjadikanNya raja yang memulihkan Kerajaan Israel, IA malah berbicara tentang pengorbanan dan penyerahan diri. KematianNya di salib adalah sebuah pemberian diri demi kehidupan kekal.
Karena itu IA menghadapi kematian dengan sadar tanpa rasa takut untuk menghindar. IA menjalani semua penderitaanNya dengan ketaatan dan cinta yang besar pada bapaNya. Ketaatan dan kerelaan Yesus yang membawaNya pada penderitaan salib mengajarkan kita bahwa cinta itu menuntut keberanian untuk menanggung resiko.
Yesus sendiri menunjukkan usaha yang tidak pernah lelah dari Allah untuk membawa pulang manusia kepada-Nya. Bahkan dengan ratap tangis IA menjalani semuanya. (bdk. (Ibr. 5:7-9)
Dalam ketaatan Iman yang besar ini, dengan penuh keyakinan IA meramalkan buah dari penderitaan salibNya. “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi. Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu” (yoh. 12.20-23). Yesus Kristus menjadi pesona Allah yang menarik seluruh dunia kembali kepadaNya.
Pada kesempatan dialog dengan seorang Pemuda kaya Yesus mengatakan “di mana hartamu berada, di situ hatimu berada” (Mat. 13:4). Harta terbesar kita adalah DIA. Karena Dia adalah keindahan terbesar dalam hidup yang menarik seluruh dunia padaNya.
Filsafat membedakan tiga jenis keindahan.
Pertama, keindahan yang dihasilkan oleh manusia melalui karya seni.
Kedua keindahan yang disuguhkan oleh alam atau kosmos.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.