Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Maret 2024: Mesias Tidak Datang dari Galilea

Salah satu wilayah yang dianggap sebagai wilayah asing adalah wilayah Samaria sehingga mereka dianggap najis oleh orang-orang Yahudi

Editor: Edi Hayong
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 16 Maret 2024 

Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Mesias Tidak Datang dari Galilea.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Sabtu Biasa Prapaskah IV merujuk pada Bacaan I: Yer. 11: 18-20, Injil : Yoh. 7: 40-53

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Galilea adalah sebuah wilayah distrik di Israel yang terletak bagian utara Israel. Tempatnya subur dan ada banyak mata airnya dan penduduk di sana lebih menjalani hidup mereka bertani dengan satu pola hidup yang sederhana.

Sebagian penduduk lainnya bekerja sebagai pelaut mencari ikan di danau Galilea. Maka sebenarnya Galilea itu sudah menjadi tempat perjumpaan penduduk asli dan pendatang orang asing yang tinggal dan menetap lalu menikah dengan orang-orang asli Yahudi yang mendiami wilayah itu.

Salah satu wilayah yang dianggap sebagai wilayah asing adalah wilayah Samaria sehingga mereka dianggap najis oleh orang-orang Yahudi.

Maka orang-orang Yahudi itu selalu menentang kehadiran Yesus yang diklaim oleh mereka bahwa Mesias tidak pernah berasal dari orang Galilea yang dianggap sebagai kelompok asing dan najis itu.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Permenungan dan refleksi kita pada hari ini lebih berfokus kepada konteks Yesus sebagai seorang Mesias atau Nabi yang tidak diterima oleh bangsa Israel termasuk nabi-nabi pada jaman perjanjian lama.

Pada bacaan pertama, Nabi Yeremia ditolak oleh umat Israel dan mendapat ancaman dari orang-orang Israel untuk melenyapkannya dari muka bumi dan mereka bersepakat untuk membunuhnya: “Dulunya aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih; aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku dan berkata: ‘Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup sehingga namanya tidak diingat orang lain!”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Maret 2024: SaatNya Belum Tiba

Perlakuan seperti ini juga dialami oleh Yesus pada masanya. Mereka mempertentangkan tentang asal usul Yesus: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dari dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.”

"Hasil dari pertentangan tentang asal usul Yesus ini membuat beberapa orang mau menangkap Yesus tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuhNya.”

Orang-orang Yahudi itu para imam dan orang-orang Farisi bahkan sudah membiayai para penjaga untuk menangkap Yesus tetapi para penjaga pun tak mampu karena mendengar sendiri pengajaran Yesus seperti orang yang sangat berkuasa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved