Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 15 Maret 2024: SaatNya Belum Tiba
Namun yang terpenting di sini adalah setiap orang selalu akan ada masanya sendiri sesuai dengan yang sudah diberikan kepada kita masing-masing
Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, SaatNya Belum Tiba.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Jumat Biasa Prapaskah IV merujuk pada Bacaan I: Keb. 2: 1a.12-22, Injil : Yoh. 7: 1-2.10.25-30
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Semua yang di atas bumi pasti dibatasi oleh waktu tertentu. Rentang waktu setiap orang itu juga beda-beda.
Setip orang pasti ada masanya dan setiap masa pasti ada orangnya yang akan menewarni waktu atau masa tertentu. Maka setiap kita memiliki waktu tersendiri dengan segala hal yang membentuk dan menemani kita.
Dan ketika tiba waktunya semua orang akan mengerti bahwa itulah saat untuknya. Namun ada juga orang yang waktunya begitu singkat dan belum banyak hal yang dilakukan.
Namun yang terpenting di sini adalah setiap orang selalu akan ada masanya sendiri sesuai dengan yang sudah diberikan kepada kita masing-masing.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita kembali diajak untuk merenungkan tentang kebijaksanaan yang datang dari Allah dan yang membantu manusia untuk semakin mengenal kehendak Allah dalam konteks bacaan-bacaan suci kita hari ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 14 Maret 2024: Menjadi Saksi yang Benar
Dari bacaan pertama kitab Kebijaksanaan menggambarkan kepada kita tentang orang-orang benar kepunyaan Allah biasanya akan selalu mendapat tantangan dan kesulitan bukan karena mereka tidak sanggup tetapi karena mereka telah berbuat beda dari kebanyakan orang dan kadang dianggap sebagai orang gila tetapi mereka tetap berada pada jalan Tuhan.
Orang-orang benar itu selalu tetap hidup dalam kebenaran dan karena hal inilah mereka mendapat celaan dari orang-orang fasik karena dianggap sebagai pengganggu sekaligus penentang pekerjaan mereka: “Marilah kita menghadang orang yang baik sebagai bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita.”
Bagi orang benar, orang-orang fasik itu telah melakukan banyak kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum Tuhan maka mereka menentang dengan keras semua hal yang telah dilakukan oleh orang fasik.
Sedangkan orang-orang fasik melihat semua yang dilakukan oleh orang baik itu adalah sebagai penggangu maka sebaiknya dia harus dihadang dan bila perlu dianiaya serta mencobainya untuk mengenal kelembutannya.
Dan orang-orang fasik itu pada akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada orang benar itu. Cara ini dilakukan untuk melihat apakah nanti orang benar itu akan mendapat pertolongan sekaligus melihat apakah nanti Tuhan akan menolongnya.
Pola-pola inilah yang juga dialami oleh Yesus yang dikisahkan dalam injil hari ini. Yesus telah melakukan banyak hal lewat pengajaran dan mujizat serta tanda-tanda dalam rangkaian pelayanan Yesus di tengah-tengah bangsa Yahudi.
Dan orang-orang Yahudi itu melihat Yesus itu sebagai pengganggu bagi hidup dan pekerjaan mereka dan mereka selalu mencari cela untuk menjatuhkanNya. Mereka mencelaNya dengan menggunakan kata-kata dan tanda-tandaNya sendiri untuk menyerang Yesus seperti menyembuhkan orang pada hari Sabat dan itu dianggap sebagai pelanggaran terhadap hari Sabat.
Seperti dikisahkan dalam kitab kebijaksanaan itu terbukti juga dalam diri orang-orang Yahudi secara khusus para petinggi seperti para imam dan ahli-ahli Taurat itu yang seakan-akan melihat diri mereka sebagai pemegang tongkat kerajaan Allah dan tongkat musa sehingga mereka menyatakan diri mereka sebagai pemegang kebenaran sampai melupakan inti dari kebenaran itu sendiri dan tak mengenal sumber kebenaran itu sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 14 Maret 2024: Bersaksi Tentang Aku
Namun seperti dalam injil hari ini, waktunya belum tiba dan mereka tak mampu melawan orang benar itu. Karena semua terjadi atas kehendak Tuhan sendiri di dalam waktuNya Tuhan.
Dalam konteks hidup kita, kadang atau bahkan sering terjadi bahwa kita selalu merasa terganggu ketika ada orang yang melakukan kebenaran dan hal-hal baik entah di tempat kerja, di rumah atau komunitas atau di mana saja. Mereka dianggap sebagai pengganggu kenyamanan kita karena kita seperti disalahkan terus atas perbuatan kita.
Dan ini terjadi hampir di setiap sisi kehidupan kita. Dan orang-orang yang fasik ini gampang sekali terprovokasi seakan-akan orang fasik ini telah berbuat hal yang benar dan mereka bersatu untuk melawan orang baik atau benar ini. Dari menyebar gosip bahkan sampai usaha-usaha untuk menjatuhkannya dari pekerjaan atau jabatannya.
Namun orang baik itu tetap saja berbuat baik karena semua ada waktunya. Dan orang benar itu akan selalu menang atau bahkan kalahpun hanya sebentar saja karena kebenaran akan menyatakan dirinya sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita telah diberi kesempatan untuk hidup dan diberi dengan batas waktu tertentu pada masing-masing kita. Kedua, untuk itu tak ada waktu untuk berbuat kejahatan tetapi seharusnya selalu berbuat baik. Ketiga, karena oleh kebaikan itulah kita telah memberi kesaksian tentang Tuhan sang kebenaran itu sendiri.(*)
*) Bruder Pio Hayon, SVD adalah Dosen STPM Santa Ursula Ende, Konselor dan Koordinator Bruder Subzonal Indo-Leste
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.