Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 14 Maret 2024: Menjadi Saksi yang Benar
Pada prinsipnya seorang saksi yang baik senantiasa mengatakan atau mengungkapkan kebenaran sesuai dengan apa yang dilihat dan dialami sendiri.
Oleh : RP. John Lewar SVD *)
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Hari Biasa Prapaskah IV diberi judul Menjadi Saksi yang Benar.
Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Keluaran 32:7-14, Mazmur 106:19-20,21-22,23; Yohanes 5:31-47.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pada prinsipnya seorang saksi yang baik senantiasa mengatakan atau mengungkapkan kebenaran sesuai dengan apa yang dilihat dan dialami sendiri.
Kesaksian yang benar itu penting karena dengan demikian kita membawa orang kepada keselamatan dan membuat orang lain semakin percaya kepada dia yang memberikan kesaksian itu, dan semakin percaya akan kebenaran.
Namun terkadang kesaksian kita itu tidak serta merta diterima oleh orang lain. Apalagi bila kita memberikan kesaksian tentang diri kita sendiri. Tak jarang kita dituduh memberikan kesaksian yang palsu atau hoax.
Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara mengenai kesaksian, tetapi bukan kesaksian manusia melainkan kesaksian tentang perbuatan-perbuatan ajaib Allah Bapa-Nya yang telah mengutus-Nya. Sejak penyembuhan orang lumpuh pada hari Sabat, permusuhan dan pertentangan terhadap Yesus dari para pemimpin Yahudi semakin meningkat.
Yesus berhadapan dengan orang-orang yang tidak mampu menerima kehadiran-Nya sebagai sang Anak yang diutus oleh Bapa. Banyak orang menutup telinga mereka dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang diri-Nya. Mereka juga membutakan mata hati dengan tidak mau meyakini apa yang sudah
ditulis oleh Musa tentang diri-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 14 Maret 2024: Bersaksi Tentang Aku
Orang Yahudi tidak percaya akan pernyataan-pernyataan Yesus. Mereka tidak percaya karena Yesus bersaksi tentang diriNya sendiri. Namun Yesus menyatakan bahwa Ia tidak sendirian dalam memberi kesaksian tentang diriNya sendiri. “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar,” (Yoh 5: 31).
Dalam tradisi Yahudi kesaksian tentang diri sendiri tidak dapat diterima, namun saksi-saksi sangat diperlukan untuk membuktikan kebenaran. Yesus mengajukan beberapa saksi.
Saksi yang pertama adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes secara publik menunjuk kepada Yesus sebagai Messias yang diutus oleh Allah dan berulang kali memberikan kesaksian tentang Dia (Yoh 1: 19,20,26,29,35,36).
Saksi yang kedua adalah pekerjaan yang dilakukan-Nya, sebab melalui karya-Nya kuasa Allah Bapa menjadi nyata Yesus melakukan banyak mukjizat.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus memberi kesaksian bahwa Ia berasal dari Bapa dan diutus olehNya. Yang ketiga, Allah Bapa sendiri adalah saksi. “Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,” (Yoh 5:37).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.