Berita Lembata

Polres Lembata Proses Kasus Penganiayaan Guru SMAN 1 Nubatukan oleh Orang Tua Murid 

Salah satu orangtua murid dan seorang anaknya diduga menganiaya Damianus Dolu, guru SMAN 1 Nubatukan di dalam ruang kelas

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Ilustrasi
Ilustrasi penganiayaan 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Polres Lembata memastikan tetap memproses kasus penganiyaan guru di SMAN 1 Nubatukan

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Lembata, AKP I Wayan Pasek Sujana, saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Sabtu, 9 Maret 2024.

"Sementara berproses," kata Sujana saat dihubungi POS-KUPANG.COM.

Kasus yang mencoreng harkat dan martabat guru di Lembata kembali terjadi. Salah satu orangtua murid dan seorang anaknya diduga menganiaya Damianus Dolu, guru SMAN 1 Nubatukan di dalam ruang kelas, pada Senin, 19 Februari 2024 yang lalu. 

Penganiayaan tersebut dilakukan di dalam ruang kelas XI SMAN 1 Nubatukan saat masih dilakukan pembelajaran dengan para siswa saat jam pelajaran. 

Damianus Dolu langsung melapor kejadian penganiayaan ini di Polres Lembata

Kepada POS-KUPANG.COM, Damianus menceritakan kronologi kejadian. Pada hari naas itu, dirinya sedang menjalankan tugas belajar mengajar seperti biasa. 

"Setelah mengecek kehadiran siswa, saya langsung mengkonfirmasi kelengkapan catatan, dan saat itu siswa-siswa sudah dibagi dalam kelompok," katanya saat dihubungi Sabtu, 9 Maret 2024.

Damianus pun bertanya pada seorang siswi berinisial PAN, "Ade, minggu lalu katanya catatan sudah lengkap tetapi alasan lupa di rumah, kenapa hari ini masih catat?".

Siswi tersebut mengelak sembari bersungut-sungut dengan mulut komat kamit. 

Guru honor itu pun mengabaikan perilaku siswi tersebut dan bergerak menuju ke kelompok lain. Namun, pada saat dia mau melangkah ke samping kiri, siswi tersebut dengan nada sinis mengucapkan kalimat, "Sante sa ka, Pa?"

Baca juga: Aktivis Perempuan Lembata Bahas Keterwakilan Perempuan di DPRD Lembata Tahun 2029

Damianus pun langsung refleks menepuk bahu kiri siswi tersebut, sambil menegur, "Ade jaga sikap, kita dua umur tidak sama, guru tegur saja kamu jawab seperti ini, apalagi orang tua."

Di saat yang sama, guru yang berasal dari Kedang ini melihat tulisan nama siswi tersebut tertera di bagian pundak kiri baju menggunakan pulpen tinta biru.

Dia langsung menegur, “Itu buktinya, perempuan tulis nama di pundak baju menunjukkan sikap kurang bagus."

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved