Timor Leste

Timor Leste Dapat Perhatian, PM Albanese Tutup KTT Khusus ASEAN-Australia dengan Seruan Destiny

Meskipun menunjukkan perbedaan antara Australia dan mtra-mitranya di Asia Tenggara, KTT ini dapat dianggap sukses baik dalam bentuk maupun substansi.

Editor: Agustinus Sape
X/ANTHONY ALBANESE
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berfoto bersama para pemimpin Asia Tenggara pada KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, Australia, 6 Maret 2024. 

POS-KUPANG.COM, MELBOURNE - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengeluarkan komitmen tegas terhadap Asia Tenggara saat ia mengakhiri KTT khusus ASEAN-Australia di Melbourne, Rabu (6/3/2024), termasuk memberi perhatian khusus terhadap Timor Leste menuju anggota blok tersebut.

Dalam sambutannya kepada para pemimpin Asia Tenggara pada hari penutupan KTT Khusus ASEAN-Australia, Albanese menggambarkan kawasan yang beragam dan luas sebagai kunci masa depan bangsanya.

“Dibanding wilayah lain mana pun di dunia, Asia Tenggara adalah tempat yang ditentukan Tuhan (takdir/destiny) Australia berada,” kata Albanese kepada para pemimpin ASEAN. “Inilah sebabnya kami akan terus mendukung Outlook ASEAN Anda mengenai Indo-Pasifik dan memastikan stabilitas dan perdamaian di kawasan kami.”

Pernyataan Albanese muncul saat ia dan salah satu tuan rumah Laos, yang menjadi ketua ASEAN tahun ini, menyelesaikan KTT pada 4-6 Maret, yang menandai 50 tahun sejak Australia menjadi Mitra Dialog resmi pertama di blok tersebut.

KTT ini dimaksudkan untuk melanjutkan kemajuan dalam hubungan ASEAN-Australia yang telah terjadi di bawah pemerintahan Partai Buruh Albanese, yang mulai menjabat pada tahun 2022, dan berjanji untuk meningkatkan hubungan negara tersebut dengan kawasan tersebut.

KTT tersebut juga dihadiri oleh Xanana Gusmao, Perdana Menteri Timor Leste calon anggota ASEAN, dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.

Berlandaskan harapan Albanese terhadap masa depan hubungan dengan ASEAN, KTT ini terutama berfokus pada kerja sama ekonomi, khususnya di bidang energi terbarukan.

Namun, hal ini dibayangi oleh perselisihan di Laut Cina Selatan, di mana terjadi tabrakan antara kapal penjaga pantai Tiongkok dan Filipina pada hari Selasa, di sekitar Second Thomas Shoal yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly.

Dalam pidatonya kepada para pemimpin ASEAN, Albanese merujuk pada tabrakan tersebut dan menyatakan keprihatinannya tentang “perilaku tidak aman dan mengganggu stabilitas” di jalur perairan yang disengketakan tersebut.

“Ini berbahaya dan menimbulkan risiko salah perhitungan, yang kemudian dapat memicu eskalasi,” katanya tentang insiden tersebut.

Baca juga: Timor Leste: Deklarasi Melbourne Tegaskan Kembali Kemitraan ASEAN-Australia untuk Masa Depan

Hal ini terjadi tidak lama sebelum Australia dan 10 negara anggota ASEAN mendukung Deklarasi Melbourne, yang menyerukan penyelesaian damai sengketa Laut Cina Selatan melalui proses hukum dan diplomatik “tanpa menggunakan ancaman atau penggunaan kekerasan” sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

“Kami mendorong semua negara untuk menghindari tindakan sepihak yang membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan,” kata Deklarasi tersebut.

Pernyataan ini sebagian besar konsisten dengan pernyataan ASEAN sebelumnya mengenai perselisihan tersebut. Menurut The Associated Press, Australia dan Filipina telah mendorong agar Deklarasi tersebut menyertakan referensi untuk mengutip keputusan arbitrase tahun 2016 yang membatalkan klaim teritorial Beijing yang luas di Laut Cina Selatan.

Namun seperti yang lazim dilakukan ASEAN sekarang, dokumen akhir tidak menyebutkan keputusan tersebut atau menyebut nama Tiongkok. Hal ini mencerminkan fakta bahwa beberapa negara anggota ASEAN, bahkan negara-negara yang memiliki klaim yang bersaing di Laut Cina Selatan, tidak mau membahayakan hubungan ekonomi mereka dengan Tiongkok.

Dalam wawancara dengan ABC kemarin, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengakui perbedaan pandangan di antara para pemimpin ASEAN mengenai cara terbaik menangani tindakan Tiongkok.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved