Berita NTT
PMI Asal NTT yang Disiksa Anak Majikan di Arab Saudi 'Diselamatkan' ke KBRI Riyadh
Informasi yang diterima POS-KUPANG.COM pada Jumat (8/3/2024) menyebutkan Andi Darmawaty telah "diselamatkan" ke KBRI Riyadh.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Andi Darmawaty, pekerja migran Indonesia (PMI) yang sempat viral di medis sosial usai mengaku disiksa anak majikan di Arab Saudi kini telah berada di Kedutaan Indonesia atau KBRI Riyadh.
Informasi yang diterima POS-KUPANG.COM pada Jumat (8/3/2024) menyebutkan Andi Darmawaty telah "diselamatkan" ke KBRI Riyadh usai penanganan oleh pihak pemerintah Indonesia di Arab Saudi.
"Terima kasih atas dukungan bapak Pj Gubernur NTT yang sudah menelepon langsung kedubes Indonesia di Arab Saudi," tulis pesan yang beredar di grup whatssap pada Jumat.
Baca juga: Lipsus - Berangkat Non Prosedural, PMI Asal NTT Disiksa Anak Majikan di Arab Saudi
"Terima kasih juga kepada Direktur Perlindungan WNI Bapak Judha Nugraha, tim Direktorat Perlindungan WNI Kemenlu, dan Bang Gaby dari Padma Indonesia yang telah berkoordinasi dengan Badan Penghubung NTT dan pihak terkait sehingga proses bisa berjalan dengan cepat dan lancar," lanjut pesan itu.
POS-KUPANG.COM berupaya mengkonfirmasi Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha namun hingga berita ditulis pesan itu belum mendapat respon.
Viral di medsos
Sebelumnya, peristiwa dugaan penganiayaan PMI asal NTT itu viral usai videonya beredar di platform Tiktok. Video berdurasi 5 menit itu diunggah akun tik tok @darmawaty9708.
Video itu menampilkan seorang wanita berhijab hitam, menangis tersedu - sedu. Matanya tampak bengkak dan sembab.
Wanita itu diduga merupakan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi. Dia mengaku mendapat ancaman dari majikannya. Dia mengharapkan bantuan dari sanak keluarganya di Maropokot, Kabupaten Nagekeo, NTT.
"Assalamualaikum, teman - teman yang di tik - tok, yang Indonesia atau tidak di sini Arab, TKW - TKW (Tenaga Kerja Wanita). Kalian pernah merasa atau tidak ni. Saya mau cerita. Mungkin ini video terakhirku,"
"Untuk keluarga yang di Mbay, Maropokot orangtuaku dan saudaraku mohon nonton video adekmu ini, anakmu ini. Saya diancam, kalau berani jawaban omongannya di potong lidahku," kata wanita itu, lalu menangis.
Wanita muda itu melanjutkan, “habis itu gajiku tidak akan dikasi. Saya tidak akan dikasi pulang ke Indonesia. Kecuali uang semuanya yang saya kerja selama ini dikasi kembali. Padahal saya kerja kasihan, saya kerja di sini," lanjutnya sembari menangis.
Tidak hanya itu tambah wanita tersebut. Bahkan majikannya juga menyuruh anaknya memukul dan menendang PMI tersebut karena tidak kerja.
"Ya Allah saya masih bisa bersyukur masih bisa bicara di HP ini. Seluruh dunia ya Allah mudah - mudahan bisa lihat ini. Saya diancam seperti itu," sambungnya sambil terus menangis.
PMI tersebut mengaku sudah tidak mau lagi bekerja di Arab Saudi dan meminta majikannya untuk dikembalikan ke kantor. Namun tidak dijelaskan apakah yang dimaksudnya kantor agen yang membawanya ke Arab Saudi atau KBRI di Arab Saudi.
"Mau ke kantor. Saya bilang saya mau pulang, saya tidak mau lagi di sini. Biar saja kasi pulang saya ke kantor, tidak apa-apa. Kan saya pegang uang empat juta sekarang ni. Empat juta ini toh. Saya bilang tidak apa-apa itu ambil saja, intinya kasi pulang saya ke kantor," jelasnya.
Namun tambah wanita itu lagi, pihak majikannya menolak memulangkan gadis malang tersebut. Bahkan diancam akan dibuang. “Saya dibuang. Sedangkan saya tidak tau di Arab Saudi ini bagaimana. Kasihan. Ya Robbi. Ini jalan yang kau berikan. Maafkan hamba-Mu Ya Allah," ujar gadis tersebut.
Beberapa jam kemudian, @darmawaty9708 kembali memposting tiga video. Pada tiga video ini wanita tersebut mengenakan hijab berwarna merah muda. Apa yang dia sampaikan dalam tiga video itu kurang lebih sama dengan video pertama saat berhijab hitam. Wanita itu mengeluhkan kondisinya ada ingin pulang ke Indonesia.
Terpantau tidak ada postingan lain di akun @darmawaty9708 selain empat video tersebut.
Pengakuan keluarga
Andi Lukman (54) seorang nelayan asal Desa Maropokot, Kabupaten Nagekeo, mengaku bahwa sosok wanita berhijab hitam yang berada dalam video viral di tiktok tersebut bernama Andi Darmawaty adalah putrinya.
Andi Lukman sudah menonton video putrinya yang diunggah akun @darmawaty9708. Andi sedih melihat Darmawaty menangis. Dia juga merasa sangat terpukul, karena sebagai ayah Andi tidak bisa berbuat banyak untuk Darmawaty.
"Kita sifatnya hanya koordinasi. Urusan itu ada di pemerintah pusat melalui BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia). Badan ini punya pelaksana teknis namanya BP3MI (Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) di NTT di Kupang," ujarnya.
Menurutnya, secara garis koordinasi ketika ada urusan PMI, itu merupakan urusan wajib pemerintah daerah tetapi non pelayanan dasar.
"Kemarin dulu ketika mendapat informasi ini dan kita langsung koordinasi. Pertama kita cek di data base website Kemenaker (SISKOPMI) nama - nama PMI asal Nagekeo. Nah nama anak ini, Andi Darmawaty, tidak ada di data base. Kalau tidak ada nama artinya dia PMI ilegal atau nonpredural," jelas Aurelius.
Setelah mengetahui Andi Darmawaty tidak ada di data base Aurelius berkoordinasi dengan BP3MI. Aurelius menegaskan, pihaknya mengedepankan rasa kemanusiaan dalam persoalan ini, bukan soal benar dan salah dalam konteks status PMI apakah ilegal atau legal.
"Namanya orang sudah di pinggir jurang. Namanya kita sebagai manusia menolong dulu. Sebagai manusia kita menolong, sebagai pemerintah kita sudah melakukan koordinasi. Dan kita bergerak cepat. Informasi ini tadi malam sudah sampai di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Riyadh (Ibu Kota Negara Arab Saudi)," kata Aurelius.
Aurelius belum mau berkomentar jauh soal isi pengakuan Andi Darmawaty di video yang beredar tersebut. Sebab, butuh pendalaman. "Komunikasi dengan BP3MI akan terus kami bangun untuk penanganan masalah ini," kata Aurelius.
Dia mewaspadai mafia human trafficking dan bisa jadi agen dari Andi Darmawaty mau 'cuci tangan'. Aurelius berasumsi demikian, namun dia berharap asumsinya tidak benar.
"Agen tidak mau membayar gaji orang, karena illegal. Dia tidak mau memulangkan dan dia ciptakan dengan cara begitu sehingga pemerintah turun tangan, pemerintah yang membiayai kepulangan," jelasnya.
Aurelius menambahkan, PMI legal asal Nagekeo yang bekerja di Arab Saudi ada sekitar tiga orang. Dan sejauh ini baik - baik saja. Tiga orang PMI ini dapat dipantau karena memang berangkat secara prosedural. (ian/orc)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.