Berita Sikka

Harga Beras Meroket, Tukang Ojek di Sikka Terpaksa Belanja Beras Satu Kilogram per Hari

Kenaikan harga beras ini membuat mereka terpaksa mengurangi pembelian beras dari bulanan menjadi harian.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
Didimus Werong (36) salah satu tukang ojek, asal Desa Tanaduen Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka, Rabu 6 Maret 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE- Sudah sebulan lebih, warga mengeluhkan mahalnya harga beras di sejumlah pasar di Kota Maumere, Kabupaten Sikka.

Kenaikan harga beras ini membuat mereka terpaksa mengurangi pembelian beras dari bulanan menjadi harian.

Didimus Werong (36) salah satu tukang ojek, asal Desa Tanaduen Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka mengaku ia hanya mampu membeli satu liter beras per hari. Pengurangan belanja itu untuk mencukupi kebutuhan dapur.

Ia menuturkan, penghasilan sebagai tukang ojek sehari hanya 50 ribu rupiah namun uang tersebut harus digunakan untuk membeli kebutuhan dapur dan mengisi bahan bakar minyak.

"Penghasilan sehari hanya 50 ribu rupiah, uang itu untuk beli beras satu kilogram saja, ikan,sayur dan isi bensin, paling sisa 10 ribu untuk dibawa pulang ke rumah," katanya Rabu 6 Maret 2024.

Kata dia, beras satu kilogram tersebut untuk kebutuhan enam orang didalam rumahnya.

"Sekali masak satu kilogram, besok saya ojek beli lagi satu kilogram, saat ini harga beras 17 ribu per kilogram,"ujarnya

Menurutnya apabila stok beras di rumahnya habis mereka terpaksa mengkonsumsi ubi dan pisang pengganti nasi.

"Sebagai tukang ojek, kami merasakan dampak kenaikan harga beras apalagi ditambah sepinya penumpang,"ujarnya.

Baca juga: Harga Beras Mahal, Penjual Nasi Kuning di Sikka Kurangi Porsi Nasi

Ia mengisahkan pernah hanya mendapatkan 20 ribu rupiah per hari dari hasil ojek namun ia tetap bersyukur bisa membeli satu kilogram beras untuk dibawa pulang ke rumahnya.

"Pernah satu hari ojek hanya dapat 20 ribu rupiah, saya hanya bisa beli beras satu kilogram saja," ujarnya

Kata dia, mahalnya harga beras ini dikeluhkan tetangganya sehingga membuat ia harus berbagi beras dengan para tetangga lainnya.

"Kadang kami harus berbagi beras dengan tetangga karena mereka juga mengeluh tidak makan nasi, sehingga kami harus berbagi," ujarnya

Selain itu, pendapatan dari hasil ojek ini juga untuk biaya kebutuhan pendidikan untuk ke-empat orang anaknya dan biaya angsuran kreditan motor di Diler di Kota Maumere.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved