Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Februari 2024 Berjudul Kasihilah Musuh-Musuhmu
Musuh itu bisa saja datang dari luar tapi juga bisa ada di sekitar lingkungan kita karena musuh itu bisa ada di mana saja
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Kasihilah Musuh-Musuhmu.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Biasa Sabtu Prapaskah I merujuk pada Bacaan I: Ul. 26: 16-19 dan Injil : Mat. 5: 43-48
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Musuh adalah orang yang besebrangan atau yang tidak sejalan dengan kita dan terlebih lagi yang mencelakakan atau merugikan kita.
Musuh itu bisa saja datang dari luar tapi juga bisa ada di sekitar lingkungan kita karena musuh itu bisa ada di mana saja. Bahkan diri kita sendiri bisa menjadi musuh dalam diri kita.
Dan apapun itu musuh selalu punya konotasi negatif dalam arti yang harus selalu diwaspadai, dibenci, dihindari dan seterusnya. Itu standard utama bagi kita. Musuh harus dimusuhi juga.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari terakhir pekan prapaskah pertama ini kita kembali diajak untuk merenungkan tentang hukum dan perjanjian yang telah ditetapkan Tuhan bagi kita. Dalam perjanjian lama, kitab ulangan memberikan kita gambaran tentang Allah yang membuat perjanjian dengan umatNya Israel.
Perjanjian yang dibuat oleh Allah lewat perantaraan nabiNya Musa menjadi pijakan utama bagi bangsa Israel untuk berlaku setia kepada Allah karena perjanjian yang telah ditetapkan ini: “Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: ‘Ia akan menjadi Allahmu dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNYa dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturanNya dan mendengarkan suaraNya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayanganNya seperti yang dijanjikanNya kepadamu dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintahNya.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 23 Februari 2024, Tiga Cara Bersikap Bijak Hadapi Sesama yang Munafik
Perjanjian yang dibuat antara Allah dan bangsa Israel itu telah menetapkan Allah adalah Allah mereka dan bangsa Israel adalah umat kesayanganNya dengan satu penetapan utama adalah jika bangsa Israel selalu mengikuti jalan dan mendengarkan suaraNya.
Jika melanggar perintah dan ketetapanNya maka akan dihukum. Perjanjian ini tak terbatalkan dan Allah tetap menjadi Allah mereka sampai saat ini dan mereka menjadi umat kesayanganNya termasuk kita-kita ini.
Dan semua perjanjian itu telah dibuatkan dalam hukum Taurat Musa dengan segala macam aturan dan ketetapanNya. Lalu di jaman perjanjian Baru, Yesus mengambil latar belakang semua ketetapan yang ada dengan satu versi yang berbeda dalam penerapannya.
Dalam kotbah di bukit hari ini yang kita dengar, Yesus mengambil satu contoh hukum: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesammu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: “Kasihilah musuh – musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Bagi Yesus, hukum lama yang sudah ditetapkan itu sudah menjadi baku dan tidak bisa dirubah-rubah lagi. Namun bagi Yesus, penetapan itu perlu diberi nilai baru yakni harus ada nilai tambah sebagai pengikutNya: “Tetapi Aku berkata kepadamu, kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Bagi Yesus membenci musuh itu semua orang pasti melakukannya dan apa jasamu? Karena orang jahat pun melakukannya. Maka Yesus menuntut satu nilai lebih sebagai seorang pengikutNya yakni mengasihi musuh dengan tujuan utama adalah supaya kamu sempurna seperti Bapamu adalah sempurna dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.
Kita sudah dibaptis menjadi murid-muridNya maka kita pun harus melakukan hal yang sama namun saya pastikan bahwa kita akan sangat sulit melakukan hal ini yakni harus mengasihi musuh-musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menaniaya kita.
Bagi kita ini kemustahilan karena bagi kita musuh akan tetap menjadi musuh. Ini terjadi karena memang kita masih sangat dikuasai oleh keinginan daging kita yang tak mudah juga untuk ditinggalkan begitu saja.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 23 Februari 2024 Berjudul Pergilah Berdamai dengan Saudaramu
Kita dapat mampu mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita ketika hidup kita sudah dikuasai oleh Roh Tuhan. Karena hanya dengan kekuatan Roh Tuhan itulah kita dimampukan karena jika kita hanya mengandalkan diri kita sendiri pasti akan sulit melakukannya.
Maka marilah kita belajar untuk membuka diri bagi Tuhan agar RohNya yang akan menguasai hati dan budi kita agar kita dimampukan untuk melakukan nilai-nilai lebih dalam hidup dan bukan sekedar mengikuti aturan yang sudah ditetapkan bagi kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita telah menjadi pengikut dan murid-murid Tuhan oleh pembaptisan dan kita tak bisa menolaknya karena kita sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Kedua, ketika kita sudah menjadi pengikutNya maka kita harus juga mampu melakukan hal-hal lebih seperti disampaikan oleh Yesus dan bukan sekedar menjalankan aturan dalam gereja.
Ketiga, kita hanya bisa melakukan hal-hal lebih dari biasanya kalau kita sendiri sudah dikuasai oleh Roh Tuhan sendiri.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.