Breaking News

Opini

Semoga Valentine's Day Tidak Sia-Sia

Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang secara khusus dirayakan pada setiap tanggal 14 Februari.

Editor: Dion DB Putra
TWIBBONIZE
Ilustrasi 

Oleh Irenius Boko
Ketua Komunitas Pikiran, Fakultas Filsafat Unwira Kupang

POS-KUPANG.COM - Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun ini, hemat saya sangat menarik dan juga unik. Sifat menariknya terletak pada fenomena politik yang tidak terjadi seperti biasanya.

Maksud dari tidak biasanya yakni kondisi perpolitikan kali ini banyak menimbulkan argumen-argumen serta asumsi-asumsi buruk dari masyarakat kepada pemerintah yang dikatakan adanya indikasi ketidaknetralan.

Hal tersebut bermula ketika Mahkamah Konstitusi berani memporak-porandakan Undang-undang yang memicu putusan MKMK terhadap MK dengan pelanggaran etis berat. Ini permulaan.

Kejadian selanjutnya, yakni pernyataan Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa Presiden boleh berkampanye.

Secara normatif dan konstitusional, hal tersebut benar dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, Pasal 299 dan Pasal 281 yang menegaskan tentang Presiden boleh berkampanye serta tata-cara presiden berkampanye.

Akan tetapi, asumsi pesimistis yang muncul adalah adanya indikasi keberpihakan pemerintah terhadap salah satu pasangan calon presiden.

De Facto atau faktumnya kita bisa melihat bagaimana relasi dalam arti biologis yang sangat fundamen antara Presiden Jokowi dengan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka yang adalah anak kandungnya.

Sesungguhnya dapat dilihat bahwa ada indikasi bersembunyi di balik pernyataan yang kesannya normatif dan berharap masyarakat tidak bisa melihat intensi yang sedang disembunyikan.

Dari dua peristiwa tersebut, oleh asumsi umum dilihat sebagai pemicu problem, sesungguhnya sudah dijelaskan atau ditampilkan dengan begitu jelas dalam film Dirty Vote yang dirilis pada 11 Februari 2024.

Film tersebut secara substansial menunjukan tentang suatu kondisi kecurangan yang struktural dan sistematis. Sejak dirilis, film tersebut sudah memicu banyak tanggapan pro-kontra.

Terdapat beberapa tanggapan yang seolah-olah memojokkan intensi dari film tersebut.

Namun, terdapat pula begitu banyak tanggapan positif atas informasi yang disampaikan dengan lugas dan jelas dari film tersebut.

Dalam tulisan kali ini saya tidak secara khusus ingin membahas tentang film Dirty Vote, juga tidak menanggapi asumsi-asumi publik terkait dengan adanya indikasi kecurangan struktural yang akan terjadi pada pemilu yang sudah terjadi pada 14 Februari 2024.

Saya secara khusus membahas terkait dengan hal unik yang terjadi dengan pemilu tahun ini. Hal unik tersebut terletak pada hari pemilu yang bertepatan pula dengan hari Valentine Day.

Dan secara spesifik lagi bagi umat Katolik Roma mengalami atau tiga peristiwa pada tanggal yang sama yakni pemilihan umum, Valentine Day, serta Rabu Abu.

Namun, perhatian saya khusus pada penggalian makna akan perayaan Valentine Day yang nanti berdampak pada pemilu.

Valentine's Day untuk Pemilu

Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang secara khusus dirayakan pada setiap tanggal 14 Februari. Secara historis, terdapat beberapa versi terkait dengan Hari Kasih Sayang tersebut.

Dalam tulisan ini saya hanya mengangkat satu kisah sebagai basis untuk menggali makna terdalam sebagai sumbangsih terhadap pemilu.

Permulaan Valentine's Day ini bertolak dari kisah tragis yang dialami oleh Pendeta Valentine yang dieksekusi pada 14 Februari 278 Masehi oleh Kaisar Claudius II.

Kaisar Claudius geram terhadap Pendeta Valentine yang bertindak melawan kebijakan Kaisar yang menegaskan bahwa tidak boleh ada pertunangan dan pernikahan, karena para tentaranya tidak mau maju berperang dan lebih memilih untuk tetap tinggal bersama istri dan keluarganya.

Namun, Pendeta Valentine secara sembunyi menikahkan sepasang kekasih. Akhirnya, ia mati oleh eksekusi yang kejam.

Jelas bahwa Valentine's Day yang dirayakan pada 14 Februari selain sebagai peringatan akan peristiwa tersebut, ada juga pemaknaan akan perjuangan seorang pendeta yang senantiasa berkorban demi mensahkan jalinan cinta sepasang kekasih.

Perjuangan ini secara eksistensial dapat dimaknai sebagai perjuangan untuk melihat lebih jauh terkait dengan adanya hal yang lebih penting dari pada kebijakan Kaisar yang mengekang kebebasan masyarakatnya.

Sikap otoriter Kaisar, yang notabene mencintai keretakan, kehancuran dengan mau berperang, sesungguhnya dikalahkan oleh Kasih Sayang yang begitu mendalam yang dirasakan oleh Pendeta Valentine terhadap sepasang kekasih.

Atau oleh tentara-tentaranya yang tidak mau berpisah dengan istri dan keluarganya.

Demikianlah, biasanya Kasih Sayang akan senantiasa menjadi antitesa bagi orang yang berteman dengan kecurangan, keretakan serta kehancuran.

Berbasiskan pada aspek historis dari Valentine,s Day, sesungguhnya masyarakat dan pemerintah Indonesia mesti berkaca padanya.

Sifat ontologis dari kasih sayang itu menunjukan akan suatu kompetisi yang sehat dan tidak memicu perpecahan di antara masyarakatnya.

Kecurangan struktural secara fundamen akan merealisasikan apa yang dikatakan oleh Thomas Hobbes (Filsuf Empirisisme) yakni homo homini lupus.

Kondisi Homo Homini Lupus ini akan benar-benar tercipta jika pemilu kali ini diakutualisasikan dengan banyak kecurangan secara struktural.

Perpecahan sudah di depan mata. Kebebasan mungkin akan dikekang. Masyarakat Indonesia mungkin pula akan mengalami kisah tragis yang sama seperti yang dialami oleh pendeta Valentien.

Dengan demikian, jelas sekali bahwa Pemilu yang jatuh pada perayaan Valentine's Day ini sesungguhnya hanya mau mengingatkan masyarakat serta pemerintah Indonesia tentang jalan kasih sayang.

Substansi dari jalan kasih sayang adalah merealisasikan pemilu yang bermartabat, berintegritas, tiadanya kecurangan struktural, serta tiadanya perpecahan.

Ingat! Apabila tidak adanya penilaian kritis akan sumbangsih makna terdalam dari Valentine's Day terhadap pemilu kali ini, Indonesia tidak akan lagi merayakan dan mengalami lagi sifat ontologis dari Valentine's Day yang penuh dengan kedamaian dan kemajuan di tahun 2045. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved