Berita Lembata

Edukasi Anak Diutamakan, Penyu Laut di Lembata Harus Dilestarikan Bukan Ditangkap

lembaga ini mendukung Sahabat Penyu Loang dan Riangdua melakukan konservasi, edukasi dan substitusi suvenir. 

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Edukasi Anak Diutamakan, Penyu Laut di Lembata Harus Dilestarikan Bukan Ditangkap
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Hana Svobodova, pendiri Lembaga Konservasi Penyu di Indonesia, sedang mengedukasi anak-anak tentang pelestarian penyu di Pantai Waijarang, Nubatukan, Kabupaten Lembata, pekan ini

Para relawan lokal juga diberikan pemahaman tentang cara melestarikan penyu yang baik dan benar dengan metode ilmiah.

Di Lembata, lembaga ini mendukung Sahabat Penyu Loang dan Riangdua melakukan konservasi, edukasi dan substitusi suvenir. 

Program terakhir, substitusi suvenir, bermaksud mengganti tempurung penyu yang selama ini dijadikan oleh masyarakat sebagai bahan baku pembuatan suvenir dengan bahan lainnya yang lebih ramah lingkungan. 

Hana juga secara khusus mengapresiasi kerja keras dan militansi relawan Sahabat Penyu Loang dan Riangdua yang tetap menyusuri pantai menyelamatkan telur-telur penyu dari ancaman predator meskipun tempat penetasan semi-alaminya sudah ditutup pemilih tanah.

Penyu Lebih Tua Dari Manusia

Penyu laut merupakan salah satu hewan purba yang masih hidup di dunia. Usianya 110 juta tahun.

“Lebih tua dari usia manusia di bumi,” kata Hana saat berbincang dengan POS-KUPANG.COM, di Taman Daun Lembata, Senin, 19 Februari 2024.

Populasi penyu laut semakin berkurang karena ulah manusia.  Oleh karena itu, hewan sejenis reptil ini harus dilestarikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di laut.

Hana menyebutkan sejumlah perilaku manusia yang mengancam kelestarian penyu. Selain perburuan oleh manusia, penyu terancam mati karena sampah plastik dan terkena baling-baling kapal/speedboat di laut. 

Penyu laut bisa saja memakan sampah plastik karena mengira itu adalah ubur-ubur. Ini berbahaya untuk keberlangsungan hidupnya.

“Karena bernapas dengan paru-paru, penyu juga biasa naik ke permukaan untuk bernapas,” papar Hana. Saat naik ke permukaan, penyu bisa saja dilindas baling-baling kapal/speedboat.

Metode penangkapan ikan dengan bom ikan juga bisa merusak ekosistem laut yang jadi tempat  hidup penyu dan biota laut lainnya.

Penyu laut terdiri dari beberapa jenis seperti penyu belimbing, penyu hijau,  penyu tempayan, penyu lekang, penyu sisik, penyu pipih, dan penyu Kemp’s Ridley. 

Menurut pendiri Sahabat Penyu Loang, Polikarpus Bala, terdapat tiga jenis penyu yaitu penyu lekang, sisik dan hijau di Lembata

Di Indonesia, penyu laut merupakan spesies yang dilindungi sesuai peraturan Menteri LHK No. P 106 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.

Walakin, sudah ada regulasi yang mengatur, perburuan terhadap telur dan penyu laut masih marak dilakukan. 

Hana dan Polikarpus Bala sama sama sepakat salah satu cara menghilangkan kebiasaan berburu penyu adalah dengan mengedukasi anak-anak Lembata sejak dini. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved