Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 18 Februari 2024 Bertajuk, Relevansi Seruan Yesus

Di dalam Perjanjian Baru, gagasan pertobatan itu menyangkut perubahan hati (metanoia), yakni pertobatan nyata dalam pikiran

Editor: Edi Hayong
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 18 Februari 2024 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Tahun B/II: Hari Minggu Pra Paskah I bertajuk, Relevansi Seruan Yesus.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Kejadian 9:8-15, Mazmur 25:4b-5ab,6-7bc,8-9, 1Petrus 3:18-22, Markus 1:12-15

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik ditulis oleh RP. John Lewar SVD.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

BANGSA Indonesia baru menyelesaikan tahapan PEMILU. Sebagai warga bangsa ini, kita umat Gereja Katolik ikut terlibat aktif dalam proses pemilu. Tidak hanya terlibat aktif menyukseskan Pemilu, namun kita berjanji dan bertekad untuk turut bekerja keras dengan jujur dan adil dalam bidang kita masing-masing demi tercapainya Indonesia Jaya, makmur, adil merata.

Seruan Yesus “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” begitu tegas disuarakan pada Minggu I Masa Prapaskah. Seruan ini mendapat kedudukan istimewa sebab inilah seruan awal Yesus saat tampil di depan publik beriringan dengan pewartaan “Kerajaan Allah sudah dekat”. Seruan ini ditujukan kepada kita semua.

Tentu saja makna dan signifikasinya tergantung pada komitmen kita untuk melakukan pesan Yesus ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks
Firman Tuhan Minggu ini, Yesus memberikan 3 pesan kepada kita, umat katolik khususnya dan bangsa Indonesia umumnya untuk dilaksanakan:
Pertama, melakukan pertobatan.

Negara ini membutuhkan orang-orang yang „mau‟ dan „akan‟ menata kembali hidup pribadi maupun hidup bersamanya seturut dengan kehendak Allah. “Bertobatlah” berarti berbalik kembali, yang secara khusus mengacu pada tindakan berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah.

Di dalam Perjanjian Baru, gagasan pertobatan itu menyangkut perubahan hati (metanoia), yakni pertobatan nyata dalam pikiran, sikap, pandangan serta
tindakan berbalik dari dosa kepada Allah dan kemudian mengabdi kepada-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Februari 2024 Bertajuk, Kasih Mengubah Hidup

Pemahaman ini juga menegaskan bahwa orang yang bertobat berarti bertekad kembali, berputar haluan, meninggalkan jalan hidup sekarang yang kurang baik dan berniat untuk menjalankan cara hidup yang baru.

Tindakan pertobatan adalah pilihan kita yang secara bebas mau mendengarkan seruan kasih Allah dan hasrat tulus untuk mematuhi perintah-perintah-Nya. Tetapi pada sisi lain pertobatan adalah karunia Allah sebab Dialah yang menarik hati manusia kepada pertobatan melalui pekerjaan Roh Kudus.

Tanpa anugerah Allah, tidak mungkin kita bisa mengalami pertobatan sejati. Dalam kehidupan berbangsa, wajah dosa menjadi nyata dalam tindakan orang-orang yang melakukan korupsi, ketidakadilan dalam hal kesejahteraan hidup, mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan sendiri daripada kepentingan masyarakat banyak; tindakan “perdagangan manusia” secara terselubung demi kekayaan pribadi; perusakan alam lingkungan hidup demi hasrat ketamakan pribadi dan golongan.

Tindakan-tindakan ini menghalangi terwujudnya kesejahteraan sosial dan kemajuan bangsa. Maka ketika seruan Yesus “bertobatlah” dan semua anggota
bangsa ini, baik para pejabat pemerintahan, aparat keamanan, para pemuka agama melaksanakannya, pastilah akan terjadi suatu pembaruan dalam hidup di masyarakat. Keadilan sosial, kesejahteraan umum, penghargaan terhadap martabat sesama manusia akan terwujud.

Dalam arti itulah, seruan Yesus “bertobatlah” amat relevan untuk memajukan negara ini. Kedua, percayalah kepada Injil. Percaya berarti mengandalkan Allah yang diwartakan kepada kita melalui Injil Tuhan Kita Yesus Kristus. Injil itu adalah Firman Allah dan Firman itu telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.

Maka ketika dikatakan “Percayalah kepada Injil” berarti percaya kepada Yesus Kristus. Percaya kepada Yesus berarti kita mau membangun kehidupan ini
dengan mengikuti tindakan dan ajaran-Nya. Tindakan-tindakan kita dilakukan atas dasar hukum kasih, berbelas kasih.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved