Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 12 Februari 2024 Bertajuk, Orang yang Mendua Hati Tidak akan Tenang

Apa yang ia imani tak sepenuhnya ia hayati dan jalani. Ia selalu tergoda oleh sesuatu yang lain, yang kadang-kadang malah bertentangan dengan imannya

Editor: Edi Hayong
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 12 Februari 2024 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Tahun B/II: Hari Minggu Biasa VI bertajuk Orang yang Mendua Hati Tidak akan Tenang.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Yakobus 1:1-11, Mazmur 119:67,68,7,72,75,76 dan Injil Markus 8:11-13

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik ditulis oleh RP. John Lewar SVD.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Goreh sudah sepuluh tahun berkiprah di dunia kerja. Ia seorang sarjana teknik(industri), lulusan suatu Universitas ternama. Tetapi sesudah sepuluh tahun bekerja, belum juga tampak sukses hidupnya. Ia tidak pernah fokus pada pekerjaannya dan hasil kerjanya tidak pernah maksimal.

Ia selalu mencari-cari pekerjaan lain yang lebih nyaman dan menghasilkan uang lebih banyak. Dalam sepuluh tahun, ia pindah tempat kerja enam kali. Tetapi, di semua tempat itu tidak pernah ia merasa mantap dan nyaman.

Hatinya selalu mendua, kurang puas dengan tempat kerja yang sedang ia jalani dan selalu membayangkan mendapat pekerjaan baru yang lebih baik. Dalam kehidupan beriman pun Goreh terombang-ambing dalam sikap yang sama yakni selalu mendua hati.

Apa yang ia imani tak sepenuhnya ia hayati dan jalani. Ia selalu tergoda oleh sesuatu yang lain, yang kadang-kadang malah bertentangan dengan imannya.

Maka hidupnya tidak pernah tenang. Ia selalu merasa bersalah, gelisah, karena di satu pihak ia tahu bahwa harus percaya penuh kepada Tuhan sebagaimana
diajarkan oleh imannya, tetapi di lain pihak, ia selalu mencari jalan lain, yang lebih menyenangkan meski ia tahu jalan itu salah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 12 Februari 2024 Berjudul Suatu Tanda dari Surga

Rasul Yakobus menasihatkan para muridnya. “ Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yakobus 1: 6-8). Orang yang mendua hati sebenarnya sudah ada sejak zaman Yesus. Kaum Farisi bersoal jawab dengan Yesus dengan meminta tanda. Tentu tanda yang mereka minta ialah tanda bahwa Yesus itu sungguh-sungguh Allah yang mereka nanti-nantikan.

Menarik bahwa Yesus tidak mengabulkan permintaan mereka. Yesus justru kecewa dan meninggalkan mereka. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang (Mrk.8:12-13).

Mengapa Yesus tidak mengabulkan permintaan mereka meminta tanda? Apakah Ia tidak mampu melakukannya? Apakah terlalu sulit bagi-Nya untuk membuktikan keilahian-Nya? Bukan. Bagi Yesus, kebenaran iman bukan untuk dibuktikan, tetapi untuk dihidupi. Orang beriman memang perlu untuk menalar iman tetapi pada batas tertentu, orang juga harus berhenti dan mengambil sikap menyerahkan diri kepada-Nya.

Kita mengingat ketika Yesus dicobai di padang gurun. Ia dicobai oleh Iblis. Tetapi Yesus tidak mengabulkan satupun dari pencobaan itu. Ia ingin mengajar kita bahwa iman yang dicoba-coba bukan untuk diimani. Kita tidak harus tahu sepenuhnya lalu percaya kepada Tuhan.

Sebaliknya, kita perlu percaya terlebih dahulu untuk mengerti lebih dalam tentang Tuhan dalam kehidupan. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved