Pemilu 2024

Aplikasi Sirekap KPU Sering Error, KPPS Mengeluh Tidak Bisa Login Walau Sudah Registrasi

Persiapan demi persiapan menjelang pencoblosan pemilu tahun 2024 terus dilakukan. Salah satunya yang dilakukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
SIMULASI Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Belu menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara dan penggunaan Sirekap Pemilu 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 023, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu. Selasa, 30 Januari 2024. 

Nantinya, data yang dapat dilihat publik di Sirekap tak lagi data berupa foto mentah formulir sebagaimana di Situng dulu, melainkan data numerik.

"Bentuknya langsung diagram, langsung publikasi dalam bentuk yang bisa diakses masyarakat, tidak dalam bentuk angka-angka, kami bentuk diagram," kata Betty.

Pada 14 Februari 2024 mendatang, pada setiap TPS, akan ada 2 orang petugas KPPS yang ditugasi menjadi administrator (admin) Sirekap.

Mereka bertugas mengunggah formulir C1 plano hasil penghitungan suara di TPS tersebut ke dalam Sirekap melalui gawai masing-masing pada aplikasi Sirekap mobile berbasis Android.

Betty yakin, penggunaan Sirekap ini akan lebih menguntungkan bagi publik maupun peserta pemilu, utamanya dari segi transparansi.

Sebab, data yang diunggah merupakan data pertama di tingkat TPS. KPU diklaim bakal mengusahakan agar unggahan Sirekap ini real-time.

"Karena dia memotret langsung dari yang ada di TPS, yang di potret adalah C Plano. C Plano ini kan disaksikan oleh masyarakat kesemuanya," kata eks Ketua KPU DKI Jakarta itu.

Baca juga: Apel Pengawalan Logistik Pemilu 2024, Kapolres Rote Ndao Pesan Anggota Ingatkan Sopir Jangan Ngantuk

"Yang paling transparan ketika terjadi penghitungan suara di TPS, ketika dipotret semua orang bisa potret, termasuk hasilnya di TPS bisa langsung masuk ke server KPU," ujar dia.

Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempersiapkan dan memastikan keamanan seluruh perangkat sistem informasi serta sistem rekapitulasi penghitungan suara, supaya tidak mengalami gangguan atau serangan saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang.

"KPU mungkin perlu mengelola situs pendukung Pemilu dengan baik supaya bisa menampung lonjakan trafik akses yang pasti akan meningkat tajam di hari H, dan sekaligus menjaga keamanan dan validitas data situsnya," kata Alfons.

Alfons memperkirakan peluang serangan siber pada saat proses penghitungan suara Pemilu bisa terjadi kapan saja.

Maka dari itu menurut dia KPU serta seluruh lembaga negara yang terkait dalam pengamanan siber diharapkan tetap mewaspadai serangan di dunia maya pada hari pemungutan suara.

Dia juga berharap masyarakat berpartisipasi aktif mengawal suara mereka sampai proses penghitungan supaya memperkecil peluang terjadinya penyimpangan, dan terlalu mengandalkan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dari KPU.

"Jadi data di situs KPU Sirekap ini sifatnya hanya informatif dan berfungsi untuk cross-check dengan data aktual yang di rekapitulasi secara offline dan tidak terhubung langsung dengan internet, sehingga diharapkan bisa aman dari usaha manipulasi hasil perhitungan suara," papar Alfons.

Sirekap sudah diuji coba sejak pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 silam. Keberadaan Sirekap akan menggantikan Sistem Informasi Penghitungan (Situng) yang terakhir dipergunakan pada Pemilu 2019. (tribun network/wly/kps)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved