Berita NTT

Reba Wujud Ekspresi Manusia Yang Damai Sejahtera

Damai sejahtera yang dialami itu sejatinya adalah implikasi hadirnya keadilan yang benar dan kebenaran yang adil Moe Nio Dhoi Pali.

zoom-inlihat foto Reba Wujud Ekspresi Manusia Yang Damai Sejahtera
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
Dr. Watu Yohanes Vianey, M.Hum, Pengamat Budaya

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Budaya Dr. Watu Yohanes Vianey, M.Hum menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan acara syukuran Reba yang dilakukan oleh IKADA di GOR Flobamora Kupang, Sabtu 10 Februari 2024.

Menurut Watu, yang pertama ritus Reba Reti Siwa ini adalah salah satu tonggak peradaban orang Ngada, yang mana tujuannya menegaskan finalitas kebudayaan pada umumnya, yaitu memanusiakan manusia sebagai pribadi sosial yang otonom (kita ata)  memperindah alam sebagai manusia ekologis dan memuliakan Tuhan sebagai manusia yang religius.

"Kedua ritus Reba Reti Siwa ini berkarakter Interkultural, sehingga  bisa diinkulturasikan dalam ortodoksi, nyanyi,  dan tarian liturgis Katolik dalam perayaan Ekaristi Kudus," kata Watu Yohanes Vianey.

Sedangkan ketiga, karena itu energi perayaan Reba sampai di wilayah diaspora, dengan selebrasi kemanusiaan, yang ekologis dan spiritual.

Dikatakan, dari sisi etika sosial dan politik, pemerintah pantas untuk mendukung kegiatan ini. Terutama sebagai jawaban terhadap panggilan konstitusi kebangsaan yang menjunjung tinggi realitas multikulturalitas bhineka tunggal Ika.

Baca juga: IKADA Kupang Gelar Syukuran Reba di GOR Flobamora Kupang

"Apa yang dilakukan rejim Jokowi selama ini, kiranya tetap konsisten dalam kerangka memanusiakan manusia, memperindah ekosistem dan memuliakan Tuhan Yang Maha Sakral," katanya.

"Sedo Uwi" (Nada dan  Tarian Uwi) dalam Reba Reti Siwa itu adalah ekspresi damai sejahtera dalam nada sukacita musikal dan sukacita tarian.

Damai sejahtera yang dialami itu sejatinya adalah implikasi hadirnya keadilan yang benar dan kebenaran yang adil Moe Nio Dhoi Pali.

Dalam terang "Cosmic Christ, sebagai Alfa dan Omega/Al Awal dan Al Akhir (Why 1:8; Kol 1:15-17) Yesus Kristus dari Nazareth adalah Totum Christi, sedangkan Sili adalah Pars Christi. Karena itulah fenomena Reba Reti Siwa  adalah Preperatio Injili yang Interkulturalitas.

Teristimewa dalam subritual Bura Su'a, yang membaharui jati diri dari setiap pribadi sosial yang terlibat di Sa'o Ngaza. Uwi Lebe Rae Sare Su'a Ga'e. (ary)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: PC Plus
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved