Berita NTT
IKADA Kupang Gelar Syukuran Reba di GOR Flobamora Kupang
Syukuran Reba itu diawali dengan Perayaan Ekaristi sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ikatan Keluarga Ngada atau IKADA Kupang menggelar acara syukuran Reba di Kupang
Acara ini berlangsung di GOR Flobamora Oepoi Kota Kupang, Sabtu 10 Februari 2024.
Syukuran Reba itu diawali dengan Perayaan Ekaristi sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Tampak seluruh pengurus dan anggota IKADA Kupang yang hadir dalam acara syukuran tersebut kompak mengenakan kain adat khas daerah.
Terlihat pula puluhan penari laki-laki maupun perempuan yang tampil dengan begitu indah dengan lenggak lenggok gerakan membuat suasana semakin berwarna dan menyenangkan.
Baca juga: Warga Ngada di Kupang Syukuran Reba
Perayaan misa acara syukuran reba dipimpin oleh 10 orang Romo dan diikuti oleh seluruh peserta yang hadir.
Dalam khotbahnya, Pater Flavi Goa, OCD menyampaikan, dalam konteks syukuran Reba tersebut, selain mensyukuri kehidupan dari keluarga-keluarga juga dipandang sebagai momentum bagi keluarga IKADA di Kupang untuk bersama berkumpul sebagai satu rumah besar di Kupang mengadakan syukuran bersama.
"Pesta Reba yang kita rayakan tiap tahun adalah warisan leluhur yang kaya akan makna dan menjadi fundasi yang kokoh dalam membangun kehidupan yang harmonis dengan Allah, alam, leluhur dan sesama," ungkap P. Flavi.
Menurut P. Flavi, jika dihayati dengan sungguh maka tidak akan terjadi krisis kehidupan baik sosial, politik, ekonomi dan moralitas.
P. Flavi menyebut, terdapat beberapa nilai yang terpatri dalam upacara Reba.
Pertama, nilai pembersihan diri. Yang mana, hal itu di tandai dengan upacara Dhoro Loka.
Baca juga: Lahir dari Kecemasan dan Kekhawatiran, Veronika Ulle Bhoga Luncurkan Buku "Budaya Tradisional Reba"
"Loka merupakan tempat kediaman para leluhur. Setiap orang harus membersihkan jiwanya. Membersihkan pikirannya agar berpikir yang baik dan benar, membersihkan tindakan dan tutur katanya, sebab Allah hanya dapat berdiam di dalam hati yang bersih, suci dan murni," ungkap P. Flavi
Kedua, nilai rekonsiliasi, saling memaafkan satu sama lain.
"Hidup ini akan terasa indah jika kita hidup dalam atmosfir kerukunan dan kedamaian. Konflik dan perselisihan pasti selalu ada. Tetapi jangan biarkan hal itu berlarut," ungkap P. Flavi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.