Liputan Khusus

Lipsus - Dampak Eruspi Lewotobi, Siswa Masih Belajar di Tenda Darurat

Menurut Felix, siswa mengikuti materi pembelajaran seperti biasa, sesuai jenjang atau tingkatan pendidikan masing-masing.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/PAUL KABELEN
Siswa Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Flotim, belajar di tenda darurat yang diletakkan di samping halaman SMP Negeri 1 Wulanggitang, Flores Timur, Selasa (30/1). 

POS-KUPANGA.COM, LARANTUKA - Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Flotim, Felix Suban Hoda mengatakan, pelajar siswa tingkat TKK, SD, SMP di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang, Kabupaten Flotim saat ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sejumlah posko pengungsian Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Menurut Felix, siswa mengikuti materi pembelajaran seperti biasa, sesuai jenjang atau tingkatan pendidikan masing-masing.

"Para kepala sekolah membagi tugas untuk guru melakukan pendampingan pembelajaran. Konsentrasinya itu pengelompokan sesuai tingkat tanpa harus melihat dari sekolah asal," ujarnya.

Baca juga: Lipsus - Siswa di Posko Pengungsian Lewotobi Rindu Belajar di Kelas

Felix mengatakan, para guru mulanya datang ke posko pengungsian untuk mendata jumlah siswa tingkat TKK, SD, hingga SMP. Mereka sudah melaksanakan sekolah selama masa tanggap darurat hingga 24 Januari 2024.

Felix menambahkan, guru juga memanfaatkan tenda darurat yang sudah dibangun untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar, seperti Posko Desa Konga, Kecamatan Titehena.

Selain pola pembelajaran reading literasi dan numerasi, siswa juga terus diberikan trauma healing atau psikososial dari para relawan sejak awal erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Sementara siswa yang ikut orang tuanya mengungsi ke perbatasan Flores Timur-Sikka, Dinas PKO Flotim sudah membangun koordinasi bersama Dinas PKO Sikka untuk memberikan ruang pembelajaran formal.

"Beberapa siswa yang ikut orang tuanya ke Sikka, saya sudah komunikasi ke Dinas PKO Sikka agar anak-anak sementara ini sekolah dengan siswa-siswa di sana," ujarnya.

Data terupdate yang dihimpun POS KUPANG, jumlah siswa TKK di Wulanggitang dan Ile Bura 720 orang, SD 2.463 orang, dan SMP 1.265 orang. Mereka tersebar ke beberapa posko pengungsian bahkan Kota Larantuka dan sejumlah desa di Kabupaten Sikka.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flotim, Avelina Manggota Hallan, mengatakan dalam waktu dekat akan menyalurkan bantuan perlengkapan alat tulis untuk siswa terdampak erupsi.

"Beberapa hari ke depan kita salurkan bantuan alat tulis untuk mereka," katanya.

Ia mengatakan, saat ini bantuan dari pihak ketiga terus mengalir, termasuk untuk urusan pendidikan anak sekolah. Meski demikian, alat tulis bantuan donatur belum cukup untuk siswa terdampak dengan jumlah ribuan itu.

 

Apresiasi PKO Flotim

Anggota DPRD Flores Timur, Ignasius Boli Uran, memberikan apresiasi kepada Dinas PKO Flotim yang cepat mencari solusi untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa terdampak erupsi.

Salah satu kebijakan itu, jelas Ignasius, adalah koordinasi efektif dengan Dinas PKO Sikka untuk memberikan ruang belajar bagi siawa yang ikut orang tua mengungsi ke desa-desa perbatasan Flores Timur-Sikka.

"Komisi C mengapresiasi Dinas PKO Flotim yang membangun koordinasi dengan sekolah-sekolah tempat pengungsi berada, sampai ke perbatasan untuk keberlangsungan pendidikan," katanya, Senin (29/1).

Ignasius juga mengpresiasi para guru yang terdampak bencana tapi tetap menerapkan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa bangkit dari situasi psikologis akibat erupsi yang berkepanjangan. (cr6/cr4)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved