Berita Nasional
Pemerintah Indonesia Akan Impor 676.000 Sapi Hidup Tahun 2024
Indonesia akan mengimpor 676.000 ekor sapi tahun 2024 serta 320.352 metrik ton daging beku untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata seorang pejabat
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan mengimpor 676.000 ekor sapi tahun 2024 serta 320.352 metrik ton daging beku untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata seorang pejabat Kementerian Pertanian pada Senin (29/1/2024).
Pemerintah akan segera mengeluarkan rekomendasi impor sapi dan daging, Inti Pertiwi Nashwari, direktur Pembenihan Kementerian Pertanian, mengatakan dalam pertemuan mingguan pemerintah mengenai inflasi yang disiarkan secara online.
Impor akan membantu menutup kesenjangan pasokan karena permintaan daging diperkirakan mencapai 720.375 metrik ton tahun ini, sementara produksi dalam negeri ditargetkan sebesar 422.649 ton, menurut data kementerian.
Dia tidak merinci kemungkinan sumber impor tersebut. Australia biasanya merupakan eksportir sapi terbesar ke Indonesia.
Awal bulan ini, Badan Pangan Nasional mengatakan pihaknya telah menunjuk dua perusahaan pengadaan negara untuk mengimpor 120.000 ton daging sapi dari Brazil dan India tahun ini.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan ingin agar Indonesia segera membuka keran impor sapi hidup dari Brasil. Ini dilakukan untuk menekan mahalnya harga daging sapi di dalam negeri.
Baca juga: Impor Beras dan Raw Sugar Dorong Bea Masuk di NTT Capai Rp 50 Miliar
Sebelumnya, Indonesia juga sudah melakukan impor daging sapi asal Brasil. Hal ini kata Luhut juga sudah ia bicarakan kepada Presiden Joko Widodo.
"Kita selama ini hanya impor daging dari Australia, kemudian daging kerbau dari India, sehingga harganya tuh selalu di atas Rp 100.000 per kg. Saya lapor kepada presiden kalau kita datangkan dari 3 sumber ini ya mestinya harga daging bisa di bawah Rp 100.000 per kg, dan itu yang terjadi," kata Luhut dalam unggahan Instagram resminya @luhut.pandjaitan, seperti dikutip Rabu (30/8/2023), dilansir cnbcindonesia.com.
Bagai memupuk benih jelek, kata Luhut, ternyata yang membuat permasalahan itu ada karena peraturan-peraturan yang dibuat Indonesia itu sendiri.
"Ternyata kita sendiri yang membuat kita bermasalah dengan peraturan-peraturan kita sendiri. Jadi saya pikir peraturannya di-adjust saja, asal sepanjang itu menguntungkan rakyat kenapa tidak? Begitu," imbuh dia.
Luhut mengatakan, apabila harga daging itu menjadi murah, maka rakyat bisa lebih banyak makan daging dan itu tentunya akan menyehatkan masyarakat Indonesia.
"Jadi nanti rakyat bisa membeli dengan harga Rp75.000 atau Rp80.000 (per kg), daripada harga Rp 140.000 (per kg)," ucapnya.
Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat Indonesia mencapai swasembada daging pada 2026. Nantinya kata Luhut Indonesia bisa mengimpor sapi pejantan dan anak sapi dari Brasil untuk dikembangbiakkan di dalam negeri agar kualitas peternakan sapi di Indonesia bisa semakin maju. Dengan begitu, Indonesia akan punya 3 sumber utama pemasok daging sapi, selain Australia dan India yang juga memasok kerbau ke tanah air.
"Saya berharap upaya ini sedikit membantu mewujudkan cita-cita kami untuk swasembada daging dalam beberapa tahun ke depan, dan pada bulan Maret 2024 nanti kita sudah bisa melihat harga daging berada di bawah Rp 100.000,- per kg. Jika harga daging sapi semakin murah, kita akan melihat masyarakat akan lebih sering mengkonsumsi makanan bergizi dengan harga yang lebih terjangkau tentunya," jelasnya.
Rentan Tularkan Penyakit
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.