Bencana Banjir
Banjir Sumatera Selatan: Dua Rumah Hanyut dan Ratusan Lainnya Terendam
Banjir ini dikabarkan menyebabkan dua rumah warga hanyut di Lahat dan ratusan rumah terendam air dengan ketinggian sekitar 1 m di Pagaralam dan Lahat
”Belajar dari banjir di Musi Rawas Utara dan sekitarnya, kita berusaha untuk meminimalisasi dampak banjir di lokasi-lokasi lain dengan meningkatkan koordinasi lintas instansi,” tutur Iqbal.

Banjir di Palembang
Tak hanya di kawasan hulu Sumsel, banjir pun mulai merambah wilayah Palembang. Sejak Sabtu pagi, sejumlah permukiman di sekitar anak Sungai Musi Palembang tergenang air yang diakibatkan oleh akumulasi curah hujan tinggi dan pasang air laut.
Dari pantauan Kompas, banjir pasang-surut itu cukup parah di kawasan 30 Ilir, Palembang. Ada puluhan rumah yang terendam air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter. Selain kerugian materiil karena rusaknya peralatan elektronik dan perabotan rumah tangga, banjir itu menyebabkan satu kolam alias tambak ikan lele warga gagal panen.
Warga 30 Ilir, Robi (35), menyampaikan, banjir kali ini paling parah dalam sepuluh tahun terakhir. Air pasang dari anak Sungai Musi naik tiba-tiba sejak pukul 09.30. Semula warga mengira banjir itu tak ubahnya tradisi setiap awal tahun. Ternyata, air yang masuk lebih tinggi dari biasanya sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan benda-benda besar yang sulit dikeluarkan, seperti kulkas, mesin cuci, dan kasur.
”Banjir kali ini lebih parah karena daya tampung anak Sungai Musi yang tidak lagi optimal dan banyak saluran pembuangan air yang tersumbat. Itu semua karena tumpukan sampah. Akibatnya, air masuk lebih tinggi, tetapi sulit untuk surut. Biasanya, air surut dalam waktu sekitar 3 jam. Sekarang sudah lebih dari 3 jam, air belum surut-surut. Kami berharap pemerintah lebih rutin membersihkan anak Sungai Musi dan saluran pembuangan air,” ujar Robi yang rugi jutaan rupiah karena ikan lelenya hanyut terbawa banjir.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Satu Orang Meninggal
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Palembang Akhmad Bastari seusai Kuliah Umum bertema ”Infrastruktur Jalan dan Penanggulangan Banjir di Palembang” di Universitas IBA Palembang, Sabtu, mengatakan, tantangan utama mengatasi banjir di Palembang adalah kebiasaan buruk masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai. Di samping itu, banyak saluran pembuangan air yang ditutupi oleh bangunan liar milik warga.
Akan tetapi, mereka terus berusaha melakukan sosialisasi dengan mengajak warga gotong royong membersihkan sungai di setiap pekan dan melakukan pendekatan untuk membongkar bangunan-bangunan liar tersebut.
”Kita terus berusaha membersihkan sungai dan saluran pembuangan sebelum datang puncak musim hujan di Palembang yang diprediksi BMKG pada Maret ini. Yang jelas, titik rawan banjir sudah semakin berkurang seiring usaha pencegahan banjir yang kami lakukan,” katanya.
(kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.