Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Rektor UT: Universitas Terbuka Akan Tambah 8 Program Studi di Tahun 2024
UT pun mulai bermitra dengan pemerintah daerah dari beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meningkatkan angka partisipasi mahasiswa.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Terbuka (UT) akan membuka delapan program studi di tahun 2024. Pada 17 Januari lalu, dua program studi sudah dibuka dan langsung disambut dengan antusias oleh para calon mahasiswa.
UT pun mulai bermitra dengan pemerintah daerah dari beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meningkatkan angka partisipasi mahasiswa.
Apa saja program studi yang sudah dibuka dan bagaimana langkah yang diambil UT untuk mewujudkan amanah pemerintah, menghadirkan layanan pendidikan tinggi hingga ke pelosok daerah, berikut cuplikan wawancara eksklusif Rektor UT, Prof Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D bersama host jurnalis Pos Kupang, Ani Toda, Senin, 22/01/2024.
Bagaimana anda melihat sambutan yang luar biasa di NTT untuk bekerjasama dengan UT?
Melihat tren yang sedang berkembang di masyarakat, animo yang terus tumbuh di masyarakat untuk menimba ilmu di pendidikan tinggi termasuk juga dukungan dari pemerintah daerah yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur, ini merupakan sinyalemen yang sangat positif bagaimana sumber daya manusia di lingkungan provinsi Nusa Tenggara Timur nanti dapat meningkatkan kualitas ilmu pengetahuannya, wawasannya, meningkatkan kapasitasnya agar sejajar dengan kualitas SDM di provinsi lain yang telah maju di tanah air ini.
Saya juga sangat terharu sekaligus bangga dan bersyukur karena sekarang sudah ada komitmen dari beberapa pemerintah daerah beberapa kabupaten yang ingin bekerjasama dengan UT bahkan ada yang sudah, dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang ada di kabupaten masing-masing. UT sebagai perguruan tinggi negeri yang didesain oleh pemerintah untuk memberikan layanan akses pendidikan tinggi ke seluruh masyarakat Indonesia atau UT sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri yang diberi mandat oleh pemerintah untuk pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas bagi masyarakat harus hadir dimanapun masyarakat Indonesia berada termasuk masyarakat kita, saudara-saudara kita yang ada di daerah-daerah terpencil, di pelosok provinsi NTT. Nah ini sangat membanggakan, mudah-mudahan UT bisa mengemban amanah tersebut.
Kami mendengar di 17 Januari UT sudah membuka dia program studi baru. Apakah ini salah satu strategi juga untuk terus meningkatkan angka partisipasi perguruan tinggi di Indonesia?
Salah satu arahan yang diberikan oleh Kementerian kepada UT pada bulan November 2017, dimana UT pada saat itu merupakan tempat berkumpulnya para Rektor seluruh PTN di tanah air dan disitu pak Menteri senior menyampaikan bahwa UT harus bisa meningkatkan jumlah angka partisipasi mahasiswanya mencapai satu juta.
Hal ini terkait dengan APK pendidikan tinggi di Indonesia yang masih sangat rendah, pada saat ini baru mencapai ada yang mengatakan 31 persen, ada yang mengatakan 34 persen, sekitar itu, tapi sudah 30-an dan tentu ini jauh ketinggalan dari negara tetangga kita misalnya Malaysia yang sudah diatas 40 persen, Thailand juga sama, jadi kita ketinggalan. Oleh karena itu salah satu cara yang harus ditempuh oleh pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan jumlah angka partisipasi pendidikan tinggi melalui UT.
Kenapa harus UT? Karena di UT itu kan bisa menampung jumlah mahasiswa yang besar tetapi tentu tidak murahan. Kita sangat menjaga kualitas, kita mengelola jumlah mahasiswa yang sangat besar, meluluskan alumni yang sangat besar tetapi prosesnya juga kita lakukan secara baik mengikuti kaidah-kaidah mutu pendidikan tinggi sehingga alhamdulilah sejak UT didirikan sampai dengan saat ini UT telah meluluskan sebanyak 2.500.000 alumni dan itu jumlah lulusan perguruan tinggi negeri yang terbesar bahkan saya kira perguruan tinggi swasta pun tidak ada yang bisa menandingi capaian angka itu. Itu salah satu kontribusi yang diberikan UT kepada pemerintah terlebih kemarin pada saat covid-19 dimana negara masih dilanda oleh wabah covid-19 dan itu sangat berdampak terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi dimana pendidikan tinggi konvensional ditutup ya mereka lockdown, mahasiswanya disuruh pulang ke kampung halamannya, proses belajar mengajarnya tersendat sehingga pak Menteri menamakannya sebagai learning lost dimana banyak mahasiswa yang tidak punya kesempatan belajar dan kegiatan belajar mengajar memang terganggu. Nah UT sudah didesain sedemikian rupa tentu tidak terganggu dengan adanya covid-19.
UT tetap survive dan itu menjadi contoh. Pada saat itulah masyarakat disadarkan bahwa ternyata pada saat seperti ini, pendidikan jarak jauh dengan model utama pembelajaran dalam jaringan menjadi sangat penting, menjadi solusi, menjadi pelengkap, bagaimana caranya supaya pendidikan yang telah berjalan selama ini berlangsung secara tatap muka, di ruang tertentu, pada saat tertentu, jam tertentu, itu ternyata tidak cukup. Sekarang dengan dorongan dari pemerintah dan masyarakat, kita harus mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran itu tidak hanya dilaksanakan secara klasikal tapi juga dengan perbantuan teknologi. Sekarang kita mengenal ada yang namanya transformasi digital. Nah itu menjadi sangat penting karena memang dunia sudah maju. Kalau perguruan tinggi tatap muka baik PTN maupun PTS masih menggunakan cara-cara lama, saya yakin mereka akan ketinggalan karena memang sekarang sudah berubah, mereka juga harus berubah menyesuaikan dengan dinamika dan perubahan yang terus berlangsung.
Jadi dikala perguruan tinggi lain menyesuaikan diri dengan perubahan itu, UT bukan lagi menyesuaikan diri tetapi meng-upgrade ya?
Ya meng-upgrade teknologinya, nah terkait dengan pembukaan program studi baru itu juga salah satu cara yang kita tempuh untuk merealisasikan arahan dari pemerintah karena minat dan kebutuhan masyarakat terus bertambah terus berubah, sekarang sedang dibutuhkan oleh masyarakat berproses di yang baru, yang kekinian dan kita buka dalam rangka merespon kebutuhan yang tumbuh di masyarakat. UT tidak mungkin membuka program studi yang sudah jenuh, yang tidak diminati tapi kita akan berinvestasi untuk merespon kebutuhan masyarakat membangun program-program studi yang memang dibutuhkan sesuai dengan zamannya, sesuai dengan saatnya.
Program studi apa yang baru dibuka?
Dua program studi baru yang sudah dibuka kemarin itu adalah Magister Pendidikan Anak Usia Dini (MPAUD) dan Pendidikan Agama Islam (PAI) karena ini tuntutannya sangat banyak, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam jadi dibutuhkan sangat besar. Tapi ada juga program studi baru yang inshallah dalam waktu dekat akan kita luncurkan seperti S1 Perpajakan, Teknologi Data Sains dan program-program studi lainnya yang dibutuhkan masyarakat, jadi ada sekitar delapan program studi baru yang akan kita buka di tahun 2024 ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.