Opini

Edukasi Debat Level Pilpres: Membaca Fenomena Gibran

Apolonius Anas, Direktur U-Genius Institut Kefamenanu, menyajikan opini debat cawapres berjudul Edukasi Debat Level Pilpres: Membaca Fenomena Gibran.

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO
Direktur U-Genius Institut Kefamenanu, Apolonius Anas. 

Debat yang cenderung mengutamakan atraksi daripada substansi sering disebut sebagai "debat hiburan" atau "debat gaya." Dalam konteks ini, peserta lebih fokus pada penampilan, gaya berbicara yang dramatis, atau strategi yang menarik perhatian, daripada memberikan argumen yang substansial. Meskipun gaya berbicara yang atraktif dapat membuat debat lebih menghibur, namun jika substansi atau keberlanjutan argumen terabaikan, hal tersebut dapat mengurangi nilai intelektual dan informatif dari sebuah debat.

Saya yakin debat yang dibawakan oleh calon presiden hampir mendekati debat kusir. "Debat kusir" merujuk pada sebuah siklus diskusi atau perdebatan yang cenderung tidak produktif, penuh dengan retorika kasar, serangan pribadi, atau argumen yang tidak memiliki dasar logis. Ini menekankan kurangnya substansi dalam percakapan dan lebih kepada upaya untuk merendahkan lawan bicara daripada membahas isu dengan bijak.

Harapannya debat pamungkas para kandidat presiden jelang Pemilu 14/02/2024 bisa memenuhi unsur dan kaidah debat yang ideal yakni debat policy tanpa definisi. Debat otentik tanpa dilumuri bahasa kosmetik dan debat substansi tanpa atraksi.

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved