Badai Isha

Badai Isha Hantam Inggris, Memutus Aliran Listrik dan Mengalihkan Penerbangan

Hembusan angin berkecepatan 99 mil per jam (159 kilometer per jam) tercatat di timur laut Inggris karena seluruh Inggris terkena peringatan cuaca.

Editor: Agustinus Sape
AP/PA/LIAM MCBURNEY
Petugas membersihkan lokasi tempat pohon-pohon yang dijadikan lokasi pengambilan gambar serial televisi HBO Games of Throne tumbang akibat Badai Isha di Dark Hedges, County Antrim, Irlandia Utara, Senin (22/1/2024). 

Angin kencang juga mengakibatkan kandang-kandang ternak beterbangan dan membahayakan warga. Pemerintah mengumumkan agar warga tidak keluar rumah ataupun berdiam di dekat jendela.

Penerbangan-penerbangan dialihkan dari Inggris dan Irlandia. Pesawat-pesawat terpaksa berputar balik menuju Perancis dan Jerman.

Wilayah Yorkshire di Inggris juga mengalami banjir, menurut laporan media ITV. Sejumlah pengendara mobil terperangkap di dalam banjir. Bahkan, air sudah menggenangi bagian dalam mobil. Pemadam kebakaran dan petugas tanggap darurat lainnya berhasil menyelamatkan mereka tanpa ada korban luka.

Badai baru

Badai Isha diperkirakan reda pada Selasa (23/1/2024) malam. Akan tetapi, masyarakat Inggris dan Irlandia belum bisa lega. Met Office dan Met Eirann—biro cuaca Irlandia—mengatakan bahwa ada badai baru yang akan menghantam kedua negara pada Rabu (24/1/2024). Badai itu dinamakan Jocelyn.

Dengan demikian, sepuluh kali Irlandia dan Inggris diterjang badai sejak sepuluh tahun terakhir. Namun, hanya badai-badai besar dan berbahaya yang diberi nama oleh biro-biro cuaca.

banjir di Inggris_012
Sebuah mobil yang ditinggalkan pemiliknya terendam banjir menyusul meluapnya air Sungai Eden saat Badai Isha melanda, dekat Jembatan Warwick Bridge, Inggris barat laut, Senin (22/1/2024).

Sejak Oktober 2023, sejatinya Inggris dan Irlandia telah diterpa badai-badai kecil. Walaupun tidak dahsyat, badai-badai itu tetap berisiko merusak bangunan, tanaman, dan mencelakai pengendara kendaraan bermotor.

Jocelyn diperkirakan lebih lemah dari Isha, tetapi masih berbahaya. Peringatan kerusakan struktur dan pemadaman listrik telah disebarluaskan. Perkiraannya, curah hujan akibat Jocelyn berkisar 40-50 milimeter. Menurut Met Office dan Met Eirann, badai-badai musim dingin terbentuk karena perubahan tekanan di Samudra Atlantik.

Penamaan badai

Di dalam hal penamaan badai, Inggris dan Irlandia ataupun Eropa secara umum relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Amerika Serikat memulai tradisi menamai badai sejak tahun 1950-an. Jepang dan Taiwan juga menamai siklon tropis ataupun topan. Misalnya, Badai Katrina, Topan Mawar, Siklon Mocha, dan seterusnya.

Menurut para ahli cuaca, menamakan badai ini mempermudah mereka untuk berkomunikasi dengan masyarakat awam. Berbagai pengumuman dan peringatan agar masyarakat menjaga keselamatan lebih efektif dilakukan apabila badai itu mempunyai nama, bukan kode abjad dan angka. Misalnya, di media-media Inggris, ada peringatan ”Isha mau datang. Tutup pintu!” yang terdengar akrab sehingga mudah dipahami.

Menurut para ahli cuaca, menamakan badai ini mempermudah mereka untuk berkomunikasi dengan masyarakat awam.

Met Office dan Met Eirann, menurut BBC, memulai kampanye ”Namakan Badai Kita” pada tahun 2015. Mereka mengajak masyarakat menyumbang nama untuk badai-badai besar yang akan melanda. Sejak tahun 2019, biro cuaca Belanda juga bergabung di dalam kampanye ini.

Namun, sejak tahun 2023, biro-biro cuaca Eropa menyepakati penamaan badai berdasarkan nama-nama para ilmuwan ataupun orang-orang yang berjasa di bidang cuaca. Pada November 2023, Inggris dan Perancis diterjang Badai Ciaran. Menurut surat kabar Perancis, Le Monde, nama Ciaran diambil dari almarhum Ciaran Fearon, pegawai negeri dari Irlandia Utara yang semasa hidup mengabdikan diri memantau banjir.

Badai Jocelyn dinamai berdasarkan Jocelyn Bell Burnell, Guru Besar Astrofisika Universitas Cambridge dari Inggris yang menemukan bintang neuron berotasi cepat atau pulsar pada tahun 1967. Ada pula Badai Babet yang namanya sumbangan dari masyarakat. Penyumbangnya seorang perempuan bernama Babet yang lahir ketika badai melanda.

Tidak semua nama bisa dipakai untuk fenomena alam. Pusat Badai Nasional AS menerangkan, nama-nama yang dimulai dengan abjad Q, U, X, Y, dan Z tidak dipakai untuk menamakan badai ataupun topan. Alasannya, nama-nama Eropa sedikit sekali yang dimulai dengan abjad tersebut.

(hurriyetdailynews.com/kompas.id/ap)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved