Berita Kota Kupang
Komitmen Bersama UNICEF, Korem 161/Wira Sakti dan YSSP untuk Percepatan Cegah Stunting
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi yang lebih mendalam tentang perilaku kunci yang perlu didukung oleh masyarakat
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Unicef, Korem 161/Wira Sakti, YSSP didukung Tanoto Foundation berkomitmen melakukan percepatan pencegahan stunting di NTT.
Workshop penyebaran perilaku percepatan pencegahan stunting bagi seluruh warga Korem 161/ Wira Sakti berlangsung di Aula Sudirman Korem 161/ Wira Sakti di Kupang, Jumat (19/1/2024).
Kegiatan dibuka Mayor Inf. Sadiman selaku Pasi Wanwil Korem 161/Wira Sakti. Acara itu diikuti 74 dari Kodim Kota dan Kabupaten Kupang secara langsung dan 365 secara virtual, perwakilan dari 13 kodim di NTT. Semuanya merupakan anggota Babinsa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi yang lebih mendalam tentang perilaku kunci yang perlu didukung oleh masyarakat dalam percepatan pencegahan stunting bagi anggota Korem 161/ Wira Sakti di seluruh NTT.
Dengan begitu, Babinsa, sebagai bagian yang dekat dengan masyarakat dapat mendukung penyebaran informasi ini secara berjenjang dan juga kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Komandan Korem 161/ Wira Sakti, Brigadir Jenderal TNI Febriel Buyung Sikumbang SH MM dalam sambutan tertulisnya, menegaskan pentingnya meningkatkan sinergitas.
Menurut dia, kolaborasi bersama yang telah terjalin, semata untuk mendukung pemerintah dalam rangka upaya percepatan penurunan angka stunting di Provinsi NTT.
Stunting dapat berdampak besar pada ketahanan bangsa karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Babinsa, kata dia, dapat berperan dalam mensosialisasikan sosialisasi perilaku kunci yang dapat mendukung pencegahan stunting kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing.
"Mari kita satukan semangat untuk bersama mendukung upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting demi mencipkatan generasi penerus bangsa yang sehat, produktif, berkualitas di NTT," kata dia.
Kepala UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe dalam sambutannya menyampaikan UNICEF merupakan lembaga PBB yang memiliki mandat untuk mendukung pemerintah dalam perlindungan hak-hak anak, sehingga UNICEF hadir di 131 negara termasuk Indonesia.
Yudhistira menyampaikan terima kasih kepada Komandan Korem 161/ Wira Sakti untuk kegiatan penting sebagai salah upaya dalam mendukung pemenuhan hak anak untuk untuk tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi dirinya, tanpa masalah gizi termasuk stunting.
"Saya kira menjalankan kerjasama dengan Korem 161/ Wira Sakti, ini satu langkah yang sangat strategis karena bapak-bapak (anggota Korem) adalah pemimpin dan penggerak di masyarakat, dengan struktur yang jelas dan alur komando yang jelas hingga desa. Sehingga menyampaikan informasi ke masyarakat mudah, merupakan kekuatan yang sangat strategis dan jangkauan yang luas," ujarnya.
Sejak tahun 2022, didukung Tanoto Foundation, UNICEF dalam kemitraan dengan YSSP melakukan kampanye publik bersama pemerintah dan berbagai stakeholder kunci untuk peningkatan kesadaran perilaku percepatan pencegahan stunting yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Indonesia.
Perilaku percepatan pencegahan yang perlu dikampanyekan ke seluruh masyarakat termasuk untuk mendukung konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja puteri setiap minggu 1, TTD bagi ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kemudian pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) tinggi protein hewani setiap hari bagi anak usia di atas 6 bulan.
Lalu, ibu hamil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan dan datang ke posyandu setiap bulan bagi balita untuk pemantauan pertumbuhan, perkembangan dan imunisasi.
Pada kesempatan ini, pemaparan materi terkait oleh tiga pembicara dan dimoderatori oleh Kapten Inf. Alexander Bessie selaku Pasi Bakti Korem 161/ Wira Sakti.
Mewakili Komandan Korem 161/ Wira Sakti, Mayor Inf. Sadiman memaparkan kerja-kerja nyata sebagai dukungan Korem 161/ Wira Sakti dalam mendukung percepatan penurunan stunting di NTT.
Korem 161/ Wira Sakti memiliki 14 Kodim, 75 Ramil dan 2.288 Babinsa, yang dapat diberdayakan karena tersebar di seluruh wilayah.
Korem 161/ Wira Sakti telah mendukung penyediaan air bersih melalui program TNI AD manunggal air yang telah mendukung kebutuhan 164. 740 jiwa masyarakat NTT.
Kemudian, peningkatan ketersediaan pangan melalui program ketahanan pangan di 12,168 Ha lahan pertanian, pemberdayaan pelayanan Kesehatan melalui program KB Kesehatan TNI dan Home visit Babinsa masuk dapur.
Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTT, Ruth D. Laiskodat, menyampaikan materi tentang situasi dan tantangan pola konsumsi makanan bergizi untuk pencegahan stunting di Provinsi NTT.
Data e-PPGBM menunjukan penurunan angka stunting di NTT sudah turun menjadi 15,2 persen dan wasting sebesar 8,8 persen, dimana hanya 2 kabupaten yang mengalami kenaikan prevalensi stunting di NTT.
Stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan akibat kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Di NTT, hanya 58,6 persen balita selalu mengonsumsi sumber protein hewani.
Selain itu, Kadis Disdukcapil juga memaparkan gambaran pola asuh dan pola makan anak stunting usia 6-24 bulan di NTT.
Disdukcapil, kata dia, telah melaksanakan PMT Lokal Pemulihan bagi balita gaze kurang dan ibu hamil KEK, dan edukasi gizi bagi keluarga. Kadis juga menekankan pentingnya pencegahan dan penanganan balita gizi kurang dan gizi buruk, karena akan beresiko menjadi stunting.
Nutrition Officer UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Ha’i Raga Lawa memberikan informasi lebih mendalam tentang perilaku - perilaku kunci yang perlu didukung oleh seluruh masyarakat dalam mendukung upaya percepatan pencegahan stunting oleh pemerintah.
Adapun kelompok masyarakat perlu didukung dalam melaksanakan perilaku-perilaku tersebut adalah ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan selain remaja puteri.
UNICEF juga telah mendukung pengembangan payung hukum dalam mendukung salah satu perilaku yaitu pemberian air susu ibu (ASI) melalui pengembangan Peraturan Gubernur untuk Pemenuhan Hak Anak Melalui Pemberian ASI pada tahun 2023.
Pergub ini siap untuk disosialisasikan kepada seluruh perangkat daerah, pihak swasta dan mitra-mitra pembangunan dalam implementasi lebih lanjut Pergub ini ke tingkat kabupaten dan masyarakat.
Investasi pencegahan stunting dapat dilakukan dan didukung oleh seluruh masyarakat yang berfokus pada periode emas, yaitu periode 1000 hari pertama kehidupan (1000HPK) dari hari pertama kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Acara ini ditutup dengan pernyataan komitmen bersama 434 anggota Korem 161/ Wira Sakti yang hadir untuk menyebarkan informasi tentang perilaku – perilaku percepatan pencegahan stunting ke keluarga masing-masing dan kepada masyarakat melalui jejaring yang dimiliki di wilayah kerjanya.
"Mari kita satukan semangat dalam mendukung percepatan pencegahan stunting disekitar kita," katanya. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
PKL di Jalan Timor Raya Sampaikan Pesan dan Harapan di HUT Kota Kupang |
![]() |
---|
“Kolam Kecewa” tak Mengecewakan Warga Oepura. Dari Sumur Meluap Jadi Tempat Rekreasi |
![]() |
---|
Novlano Umbu Rey, Bayi Lima Bulan, Nyaman Dalam Dekapan Wali Kota Kupang |
![]() |
---|
Minggu Palma di Paroki St Yoseph Naikoten, Romo Nani Ajak Umat Jangan Jadi Pendendam |
![]() |
---|
Wakil Wali Kota Kupang Hadiri HUT ke-12 SMPK Citra Bangsa Mandiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.