Berita NTT
Bank Indonesia Proyeksi Inflasi Landai di NTT
tekanan harga komoditas beras diprakirakan akan melandai sepanjang 2024, meskipun masih tinggi di awal tahun
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (KPw BI NTT) memproyeksikan inflasi akan melandai pada 2024.
Kepala KPw BI NTT, Agus Sistyo Widjajati mengatakan, angka inflasi di NTT pada keseluruhan di 2024 diproyeksikan berada pada kisaran target 2,5±1 persen.
"Secara tahunan, pada 2023 realisasi inflasi di NTT sebesar 2,42 persen, lebih rendah dari pada periode 2022. Pada 2024 akan melandai,"ungkap Agus dalam Konferensi Pers di ruang Lasiana lantai 2 KPw BI NTT pada Jumat, 12 Januari 2024.
Kelompok Core Inflation diprakirakan meningkat seiring dengan puncak pemilu 2024 dan peningkatan UMP yang berpotensi mendorong konsumsi.
Baca juga: Viral Perarakan Kubah Masjid Muhajirin Bombaru di Kabupaten Alor, NTT, Diikuti Umat Kristiani
Peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar ±3 persen dan potensi kenaikan pendapatan seiring pemulihan ekonomi, berpotensi mendorong peningkatan konsumsi, dan potensi berlanjutnya tren kenaikan harga emas perhiasan.
Sisi Inflasi Komponen pangan yang bergejolak (Volatile Food), melandainya tekanan inflasi tahunan diprakirakan akan didorong oleh penurunan kelompok Volatile Food (beras, cabai, bawang) seiring dengan lebih stabilnya kondisi cuaca dan kelompok Administration Price seiring dengan semakin pulihnya industri penerbangan.
Kemudian untuk Administered Price (AP) akan berlanjutnya normalisasi tarif angkutan udara, kenaikan gradual Cukai Hasil Tembakau sebesar total 10 persen mulai Januari 2024 dan Fluktuasi harga avtur, peningkatan kunjungan pariwisata seiring dengan pengembangan DPSP Labuan Bajo.
Kinerja perekonomian dan daya beli masyarakat menguat dengan tekanan harga komoditas beras diprakirakan akan melandai sepanjang 2024, meskipun masih tinggi di awal tahun seiring bergesernya periode panen raya.
Kemudian normalisasi hasil tangkapan laut seiring dengan berakhirnya fenomena El Nino, serta keberlanjutan upaya TPID dan GNPIP terutama untuk komoditas-komoditas pangan dan hortikultura serta berlanjutnya tren penurunan harga energi dan komoditas global.(dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.