Berita NTT

Dampak El Nino, Pulau Timor Hingga Sebagian Flores Terdampak Kekeringan 

Lucky Koli optimis petani juga pertimbangan cukup bagus saat menanam berdasarkan budaya dan fenomena alam setempat

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lucky F Koli 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG -  Prakiraan BMKG menyebutkan, anomali iklim atau El Nino memicu sejumlah daerah itu terkena imbas.

Konsekuensi lainnya adalah musim tanam juga bergeser dari sebelumnya. 

Dampak ikutannya adalah Pulau Timor, Sumba Timur dan Pulau Flores bagian Timur terdampak kekeringan.

"Karena itu, semua daerah irigasi, yang bendungan ada air itu mesti dimanfaatkan, sesegera mungkin dilakukan tanam," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lucky Koli, Rabu (10/1/2024). 

Untuk daerah aliran sungai, ia meminta agar bisa dioptimalkan.

Di samping itu, semua lahan tadah hujan, agar bisa melakukan prakiraan lebih cermat saat melakukan tanam. Apalagi, El Nino bukan hal baru di NTT. 

Lucky Koli mengaku, ada beberapa saluran irigasi hingga bendungan yang cukup tersedia di wilayah yang terdampak.

Sehingga potensi itu bisa dimanfaatkan oleh petani. 

Ia menyebut, curah hujan akan berangsur menurun pada bulan April. Sehingga ketepatan saat melakukan penanaman menjadi penting, dan disarankan musim tanam dilakukan pada bulan Januari hingga Februari ini. 

Lucky Koli optimis petani juga pertimbangan cukup bagus saat menanam berdasarkan budaya dan fenomena alam setempat. 

Baca juga: Dampak El Nino, Komoditas Luas Lahan Tanam Padi di Rote Ndao Berkurang

Dari sejumlah wilayah yang terdampak itu, ditaksir mencapai 60-80 persen total lahan padi maupun jagung di NTT. 

"Rata-rata kepemilikan lahan sawah itu 0,4 hektar. Jadi kalau ada sekitar 100 ribu hektar maka ada sekitar 100 ribu petani kita," katanya menjawab total petani di wilayah terdampak kekeringan

Luasan sawah di NTT menurut BPN 155 ribu hektar sawah fungsional dan luas tanah jagung 102 ribu hektar. 

"Data yang dipakai secara nasional itu dari BPN. Ini kita jadikan sebagai rujukan," sebutnya. 

Adapun produksi jagung per tahun 650 ton dan padi 750 gabah kering dengan beras 430 ribu ton.

Bila prediksi musim tanam bergeser dan kehilangan produksi maka akan menggangu pertumbuhan produksi sekitar 6-10 persen. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved