Berita NTT
Dampak El Nino, Provinsi NTT Potensi Rawan Tanam
Pasalnya BMKG memprediksi hujan baru akan merata di NTT pada April 2024 dan hingga saat ini hujan secara keseluruhan NTT masih di bawah normal seperti
Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - El Nino bakal melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga April 2024 mendatang.
Dampak El Nino menyebabkan curah hujan di wilayah NTT berkurang atau hujan dibawah normal yang dapat mengancam petani gagal tanam hingga gagal panen.
Pasalnya BMKG memprediksi hujan baru akan merata di NTT pada April 2024 dan hingga saat ini hujan secara keseluruhan NTT masih di bawah normal seperti biasanya.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi NTT, Alpin Palute saat rapat bersama kelompok kerja kekeringan Provinsi NTT menyatakan bahwa El Nino bakal terjadi hingga April 2024 mendatang.
Menurut Alpin, dampak El Nino saat ini menyebabkan curah hujan di wilayah NTT di bawah normal, sehingga dalam pertemuan yang dipimpin Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo yang berlangsung di ruang Rapat BPBD NTT, Rabu 10 Januari 2024 itu meminta agar BPBD kabupaten/kota hingga Provinsi secepatnya mengkaji dan menetapkan NTT sebagai daerah yang alami kekeringan luar biasa.
"Ya bisa dikategorikan sedang mengalami Kejadian Luar Biasa Kekeringan. Sebab hujan di NTT sudah di bawah normal dan tidak seperti biasanya," jelasnya.
Menurut Alpin, normalnya hujan di Provinsi NTT harusnya mulai pada bulan Oktober 2023 terjadi di sebagian wilayah NTT, terutama di daerah Manggarai terhitung November dan Desember.
Provinsi NTT tidak pernah mengalami musim penghujan melewati tahun seperti saat ini, tetapi sekarang terdapat 17 wilayah di NTT yang musim hujannya melewati tahun dan hanya 11 wilayah yang telah memasuki musim hujan.
"Artinya tahun 2023 hingga Januari 2024 NTT mengalami kekeringan ekstrim, hujan di bawah normal dan hujan sangat kurang," ujar Alphin.
Lanjut kata Alpin bahwa di NTT pada awal Januari 2024, sebagian besar belum memasuki awal musim hujan dan bukan berarti tidak ada hujan melainkan terjadi hujan namun belum cukup untuk dikategorikan sebagai awal musim hujan.
Baca juga: Potensi Terjadinya Gagal Tanam, BPBD NTT Imbau Petani Tanam Tanaman Ramah Kekeringan
"Dengan curah hujan yang sangat di bawah normal saat ini, petani di NTT akan sulit menanam padi. Karena kami di BMKG biasanya menghitung awal musim berdasarkan penguapan yang terjadi untuk menentukan kriteria-ktiteria awal musim hujan dan kandungan air di bawah tanah," ujarnya.
Dikatakan petani dapat menanam, tetapi tanaman yang tidak membutuhkan debit air banyak, namun petani dapat menanam tanaman bertahan dari kekeringan seperti palawija sehingga waktu panen pun cepat.
Dirincikan bahwa wilayah Timor yang belum memasuki musim hujan adalah Kota Kupang, TTS, TTU, Malaka dan Belu. Sedangkan kabupaten Kupang (hanya Amfoang yang sudah hujan). Pulau Rote dan Sabu Raijua sudah memasuki musim hujan.
Sedangkan pulau Sumba yang sudah memasuki musim hujan itu Sumba Barat bagian Timur, Sumba Tengah, Sumba Timur khusus bagian tengah saja sedangan bagian timur sepanjang pantai belum ada hujan. Sumba Barat Daya juga belum hujan sama sekali.
Untuk wilayah Flores, kabupaten Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata dan Alor hingga Desember belum ada hujan. Sedangkan Manggarai Barat sebagian besar sudah hujan, yang belum adalah pulau Komodo sepanjang pinggiran pantai. Manggarai, Manggarai Timur Ngada sudah hujan. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.