Berita Rote Ndao
Nemberala, Sasana Tinju dan Rumput Laut Marthen Poeh
Pria yang telah genap berusia 43 tahun ini merajut mimpi untuk bertani rumput laut di ufuk barat Pulau Terselatan NKRI.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Oby Lewanmeru
Pada 13 yang tahun yang lalu, Marthen dan petani lainnya dikejutkan oleh tumpahan minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor. Imbasnya lahan rumput laut Marthen tercemar dan rusak.
Musibah naas itu membuat Marthen harus absen bertani rumput laut selama lima bulan.
Baca juga: Budidaya Rumput Laut Modern, Kadis Kelautan dan Perikanan Rote Ndao: Kita Ubah Pakai Batok Kelapa
Seiring berjalannya waktu, laut yang kembali jernih bak kristal, Marthen kembali menapaki jalan yang telah dilalui selama belasan tahun.
Marthen memulai kembali budidaya rumput lautnya dengan mencari kayu patok. Tapi, dia nampak kesulitan mencari kayu di hutan. Pasalnya banyak petani rumput laut yang juga ikut mencari kayu patok.
Tepat pada lahan dengan jumlah tali 30 tali dengan panjang 30 meter, Marthen mulai bertani rumput laut lagi.
Tiba di musim panen awal dalam waktu sebulan, Marthen berhasil meraup cuan jutaan rupiah.
Marthen biasanya menjual hasil panennya dalam bentuk kering. Per tahunnya Marthen bisa memanen rumput laut hingga 6 ton.
Baca juga: BRI Kupang Salurkan Dana Ganti Rugi Tumpahan Minyak Montara untuk Petani Rumput Laut
"Kalau biasa panen itu bisa sampai 100 kilogram dengan masa panen 30 hari. Tapi sudah panen kedua dan selanjutnya, tiap hari itu kita panen terus. Nanti ujung kita petik untuk diikat kembali, pohonnya kita bawa dan jemur untuk ditimbang," beber Marthen.
Marthen mengaku, saat ini harga rumput laut per kilogram sedang anjlok. Harga per Kg Rp. 15.000. Namun itu bukanlah sebuah ancaman untuk dia. Dengan harga itu, sekali panen, Marthen tetap saja mendapat uang jutaan rupiah.
"Meskipun harganya per Kg Rp 15 ribu, saya masih dapat dua jutaan satu kali panen," ungkap Marthen.
Dari hasil itu, dia bisa menyekolahkan anaknya, membangun rumah baru dan menjadikan anak sulungnya Darling Poeh sebagai seorang atlit tinju amatir.
Marthen juga membuka sasana tinju di halaman rumahnya. Uang hasil menimbang rumput laut disisihkan dia untuk membeli perlengkapan tinju.
Baca juga: NTT Penghasil Rumput Laut Cottoni Terbaik di Indonesia
Yang lebih menakjubkan, Marthen melatih Darling hanya dua bulan secara otodidak, akan tetapi menoreh hasil yang membanggakan.
Darling Poeh berhasil meraih medali perunggu pada POPDA NTT 2022. Selanjutnya, di gelaran POPDA NTT pada Maret 2023 lalu, Darling kembali menyabet madali perak di kelas 42 kilogram.
Kemudian, Darling juga meraih medali perunggu kategori Junior Girls 42 kilogram Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tinju Amatir di Kabupaten Malaka pada pertengahan tahun 2023 lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.