KKB Papua

Papua Masih Membara, Akankah Konflik Berakhir di Tahun 2024? Simak Ulasan Fakta ini

Hingga saat ini Papua masih membara. Panasnya masih terus terjadi sampai sekarang. Bahkan sepanjang tahun 2023, panasnya menjadikan Papua daerah hutam

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
MASIH MEMBARA – Hingga saat ini Papua masih membara. Daerah itu seakan neraka, karena kasus pembunuhan, tembak menembak dan lain sebagainya demikian akrab dengan kehidupan masyarakat. Akankah ini akan berakhir di tahun 2024? Awalahualam. 

POS-KUPANG.COM – Hingga saat ini Papua masih membara oleh tindakan kejam Kelompok Kriminal Bersenjata. Panasnya masih terus terjadi sampai dengan saat ini. Bahkan sepanjang tahun 2023, Papua tak hanya panas membara, tetapi juga menjelma menjadi daerahkelam bagi kaum pendatang.

Benarkah demikian? Sejumlah fakta menunjukkan bahwa para pendatang yang umumnya kaum sipil, sering dihabisi secara membabibuta oleh Kelompok Separatis Teroris di daerah bergolak tersebut.

Baik tukang ojek, para medis, buruh bangunan, tukang antar gallon air, pegawai bank, guru-guru, aparat sipil negara, dokter maupun para pedagang, penambang emas, teknisi telkomsel dan lainnya, kerap dihabisi KKB Papua secara mengerikan.

Setelah dibunuh, para korban dibiarkan begitu saja di lokasi kejadian. Bahkan aparat keamanan yang berusaha mengevakuasi para korban pun kerap diganggu dengan tembakan-tembakan mematikan.

Alhasil, tak sedikit prajurit TNI yang nyaris tewas di tangan KKB Papua. Tak sedikit orang pula yang merenggang nyawa, berada di titik nadir walau akhirnya bisa diselamatkan dari kondisi kritis yang dialaminya.

Itulah Papua. Pergolakan bersenjata yang hingga kini masih terus terjadi. Dan belum diketahui pasti, apakah semua ini akan berakhir di tahun 2024 ini.

Yang jelas bahwa masalah sosial dan politik hingga kini selalu berujung pada gangguan keamanan. Ini fakta yang telah lama ada di daerah itu.

Berbagai isu super sensitif, selalu mewarnai maju mundurnya dari itu. Pemerintah yang saban hari berjibaku dalam situasi yang serba kontras, juga mengalami banyak kesulitan untuk membangun daerah itu.

Di satu pihak masyarakat menginginkan perubahan kesejahteraan, menginginkan kemajuan namun pada tataran praksis hal itu masih sulit diwujudkan.

Masalahnya adalah kelompok bersenjata di daerah itu, sama sekali tidak menginginkan Papua maju di bawah pemerintah Indonesia. Kelompok itu tak menghendaki masyarakatnya sejahtera atas uluran tangan pemerintah.

Yang dibutuhkan adalah Papua merdeka. Karena bagi mereka, hanya itu caranya agar Papua bisa maju, Papua bisa dibangunnya secara mandiri sesuai potensi alam yang ada di daerah itu.

Lantaran menghendaki Papua merdeka, maka kelompok bersenjata itu tak henti-hentinya melakukan tindakan anarkis. Mereka selalu mencuri perhatian dunia dengan tindakan sembrono sebagaimana yang dilakukan selama ini.

Makanya tak bisa dielak kalau hingga saat ini Papua sangat diidentikkan dengan daerah tidak aman, penuh kekacauan, kekerasan bersenjata, daerah tertinggal, daerah terbelakang, termiskin dan lain sebagainya. Parahnya, adalah anggapan tidak ada kedamaian dalam kehidupan masyarakat di Papua.

Direktur Lembaga dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) Papua, Pdt Matheus Adadikam, menjelaskan pada Februari 2023, isu disebarkan bahwa Gubernur Lukas Enembe telah meninggal dunia dan dengan beredarnya berita hoaks ini, sekaligus muncul isu-isu yang mengatakan akan ada amukkan masa dan kekacauan.

Karena itu, lanjut Matheus,  kelompok masyarakat nusantara, kelompok merah putih dan paguyuban ikatan kekeluargaan yang mewadahi seluruh orang pendatang atau non Papua, harus bersiap dan informasi tersebut disebarluaskan dengan sangat masif di media sosial pada saat itu.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved