Fenomena El Nino

NOAA Rilis Perkiraan Terbaru Berapa Lama El Nino Akan Berlangsung pada Tahun 2024

Apakah Anda pernah bahkan sedang mengalami kekurangan curah hujan dan keterbatasan air? Jangan kaget, itu adalah fenomena El Nino.

|
Editor: Agustinus Sape
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani menanam padi di area persawahan Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (6/11/2023). Menghadap fenomena El Nino, kita harus memacu produksi pangan agar tidak gagal panen karena keterbatasan curah hujan dan persediaan air. 

Meskipun diperkirakan akan terjadi sepanjang musim dingin, El Nino memiliki peluang 60 persen untuk beralih ke suhu permukaan laut normal yang netral ENSO, antara bulan April dan Juni 2024.

Memacu produksi pangan

Ketahanan pangan nasional sedang diterpa ujian. Kerawanan pangan berpotensi terjadi akibat perubahan musim di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk adanya fenomena El Nino yang berdampak terhadap kondisi kemarau ekstrem.

El Nino merupakan kondisi di mana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pemanasan di atas kondisi normal. Tahun ini menjadi kali pertama Indonesia menghadapi fenomena El Nino dalam tiga tahun terakhir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, fenomena El Nino tahun ini lebih ekstrem dibandingkan pada 2019. Wilayah yang terdampak mengalami kondisi lebih kering dibandingkan sebelumnya.

Akibatnya, sejumlah daerah dilanda kekeringan parah, terutama yang memiliki curah hujan relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain. Karena sangat bergantung dengan pasokan air, maka kekeringan tersebut berdampak terhadap sektor pertanian.

Menurut data Kementerian Pertanian RI, El Nino pada tahun ini bisa menurunkan produksi beras hingga 1,2 juta ton. Padahal, pemerintah menargetkan produksi beras pada tahun ini mencapai 30 juta ton.

Sebagai ujung tombak pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan untuk masyarakat, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi fenomena El Nino.

Gernas Tanam Padi

Gerakan Nasional (Gernas) Tanam Padi menjadi salah satu langkah yang digalakkan Kementerian Pertanian dalam rangka menggenjot produksi beras guna mengamankan ketersediaannya di tengah fenomena El Nino.

Gernas Tanam Padi menargetkan penanaman di 569.374 hektare lahan persawahan yang tersebar di 10 provinsi. Sebanyak 10 provinsi itu terbagi menjadi 6 provinsi utama dan 4 provinsi pendukung.

Periode penanaman dimulai pada Agustus yang dipanen pada November, kemudian penanaman pada September akan dipanen pada bulan Desember, dan penanaman Oktober untuk Januari 2024.

Adapun yang menjadi provinsi utama adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan provinsi pendukung yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa gerakan nasional tersebut bertujuan untuk mengompensasi penurunan produksi padi imbas fenomena El Nino berupa penambahan area tanam mencapai 569.374 hektare.

Pemerintah menyiapkan sejumlah upaya dalam mendukung gerakan tersebut di antaranya menyediakan benih padi, menyediakan sumber air dengan pompa maupun sumur resapan, membantu pengendalian organisme pengganggu, memastikan kelancaran distribusi pupuk, dan mendata calon petani serta lokasi penanaman padi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved