Bocah di Ngada Terbakar

Bocah di Ngada Korban Ledakan Meriam Bambu Akhirnya Meninggal Dunia

Sebelumnya Rikardus Fono sempat dirawat di RUSD Bajawa sejak 25 Desember 2023, dirujuk dari Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golewa

|
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/ORIS GOTI
DIRAWAT- Rikardus Fono (10) bocah laki - laki asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada dijaga oleh ibunya, Maria Goreti Mogi, saat masih dirawat di ICU RUSD Bajawa.  

Menyadari kondisi yang dihadapi keluarga saat ini, Feligius berharap ada uluran tangan dari pihak mana saja yang berkenan membantu biaya pengobatan Rikardus. "Semoga ada yang bisa bantu kami," harapnya

Sementara itu Dokter Paulina, Direktris RSUD Bajawa membenarkan bahwa Rikardus Fono tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dirinya sudah berkonsultasi dengan pihak BPJS Kesehatan Kantor Unit Ngada mendaftarkan Rikardus Fono guna meringankan biaya pengobatan namun tidak ada solusi.

Dia menyebut Rikardus Fono saat ini bukan telah keluar dari RSUD Bajawa atas permintaan keluarga.

"Kasus pasien ini, luka bakar disebabkan krn (karena) kelalaian sndiri (main meriam bambu) maka klu (kalaupun) pun ada KIS tdk (tidak) bisa dicover. Ini pun sdh (sudah) kami konsultasikan ke pihak BPJS," ujar dr. Paulina saat dihubungi TRIBUNFLORES.COM, Kamis 28 Desember 2023 pagi.

Baca juga: Polisi Belum Terima Laporan Terkati Bocah di Ngada yang Terbakar Akibat Terkena Api Meriam Bambu

Lepas dari kasus yang menimpa Rikardus Fono dr. Paulina menegaskan KIS sangat penting sehingga masyarakat perlu memerhatikan secara serius.

"Kami selama ini sudah edukasi untuk pasien yg dirawat tidak pnya kartu KIS agar saat mereka pulang segera urus KIS, jangan tunggu masuk dirawat dulu baru urus, karena jangka waktu untuk aktif kartu KIS itu 14 hari," tambahnya.

Meski tergolong berbahaya, permainan meriam bambu masih marak di wilayah Kabupaten Ngada. Meriam bambu kerap dimainkan jelang dan saat perayaan Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini.

Pantauan di Kota Bajawa, dua minggu sebelum perayaan Natal bunyi meriam terdengar dari berbagai arah. Kebanyakan yang bermain meriam adalah anak - anak dan remaja.

Kasie Humas Polres Ngada, Iptu Sukandar menerangkan, Polres Ngada melalui Bhabinkamtibmas sudah mensosialisasikan kepada masyarakat agar menghindari permainan berbahaya termasuk meriam bambu. Polres Ngada juga tengah mendalami kejadian di Kampung Kolokoa.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved