Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023, Hidup yang Bersukacita Dalam Damai
Tema ini memberi pesan kepada kita semua yang berada pada minggu ketiga Adven hari ini dan kita akan memasuki masa Natal.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Hidup yang Bersukacita Dalam Damai.
Tahun B/II: Hari Biasa Pekan Khusus Adven RP. John Lewar SVD menulis renungannya merujuk pada bacaan : Kidung 2: 8-14 atau Zefanya 3: 14-18a, Mazmur 33: 2-3.11-12.20-21 dan Injil Lukas 1: 38-45
Berikut ini renungan lengkap yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Warta gembira kali ini tentang perjumpaan dua ibu yang terberkati, kunjungan Maria kepada Elisabet. Maria dan Elisabet adalah dua perempuan pilihan Allah. Elisabet dipilih untuk melahirkan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.
Sedangkan Maria dipilih untuk menjadi ibu bagi Yesus Sang Juruselamat dunia. Keduanya sama-sama mengandung. Elisabet sudah tua dan mandul, sedangkan Maria seorang perawan dan belum menikah. Oleh karena karya Allah, keduanya mengandung dan melahirkan anak.
Allah mengubah hidup Elisabet dan Maria menjadi penuh sukacita bahkan Maria menyanyikan nyanyian pujian bagi Tuhan. Tema renungan kita kali ini tentang “Hidup yang bersukacita dalam damai”.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023, Siapakah Aku Ini
Tema ini memberi pesan kepada kita semua yang berada pada minggu ketiga Adven hari ini dan kita akan memasuki masa Natal.
Pertama, sumber sukacita dan damai adalah dari Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memberi sukacita dan damai sejati. Sumber sukacita dan damai bukanlah uang,
bukanlah baju natal, bukanlah segala perhiasan natal, bukanlah kue-kue dan makan minum yang enak di bulan Desember.
Ketika kita disibukkan dengan berbagai hal, jangan lupa buka hati untuk Tuhan supaya kita mengalami sukacita dan damai. Sukacita dan damai terjadi jika kita merespons janji-janji Allah dan menyerahkan seluruh hati dan jiwa untuk bergantung kepada Allah, seperti Maria dan Elisabet.
Sebenarnya ada banyak alasan bagi Maria untuk menaikkan pujian. Ia belum menikah tetapi sudah mengandung. Tetapi Maria tidak merasa sesak walaupun ia
terdesak.
Ketika hidup Maria diuji, ia tetap memuji Tuhan. Maria berkata:” Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah juruselamatku”. Jika memasuki Natal, kita mengalami kesulitan dan kesukaran, tetaplah memuji Tuhan. Tetaplah mengimani Tuhan, karena Tuhan jauh lebih besar dari masalah-masalah kita.
Kedua, sukacita dan damai bukan untuk pribadi kita sendiri. Sukacita dan damai harus dibagi dalam perjumpaan kita dengan sesama. Maria tidak menyimpan berkat
keselamatan untuk dirinya sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023, "Cinta Mendalam antara Allah dan Manusia"
Maria pergi menjumpai keluarga Zakharia dan Elisabet. Di rumah Zakharia dan Elisabet, Maria melanjutkan salam damai sejahtera Allah. Sebagaimana Maria pernah menerima salam damai sejahtera dari Malaikat Tuhan.
Ketiga, Maria dan Elisabet sungguh diberkati oleh karena Tuhan memperhatikan mereka. Maria dan Elisabet menerima kelimpahan rahmat dan pertolongan Tuhan.
Saudara dan saya, kita juga sudah menerima kelimpahan rahmat Tuhan melalui Yesus Kristus yang sudah datang dan yang akan datang kembali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.