Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 22 Desember 2023, Kidung Maria

Kegembiraan yang luar biasa ini terlahir dari perjumpaan di dalam Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menggerakan mereka untuk berbagi kasih karunia Tuhan

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Kidung Maria. 

Maka setelah Maria mendapat sapaan oleh Elisabet: “Diberkatilah engakau di antara semua wanita dan diberkati buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023, Hidup yang Bersukacita Dalam Damai

Ungkapan reaksi Elisabet ketika mendengar salam dari Maria ketika memasuki rumah adalah sebuah bentuk ikatan batin yang kuat di dalam Tuhan sendiri dan tentunya Roh Kudus itulah yang membuka mulut Elisabet untuk menyampaikan kebenaran iman ini.

Maka Maria pun atas dorongan Roh Kudus yang sama melantunkan madah pujian kepada Allah dalam lantunan kidung pujian yang mulia kepada Allah atas semua berkat kasih karunia yang telah ditunjukkan Allah kepada umatNya dalam seluruh rencana keselamatan Allah bagi umatNya.

Kidung Maria yang biasa disebut sebagai Magnificat Maria dimulai sebuah seruan utama: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya.”

Maria sadar sepenuhnya bahwa semua yang terjadi itu semata-mata karna Tuhan yang telah berkarya di dalam diri hamba-hambanya yang hina dina di hadapanNya dan memiliki hati yang suci dan murni.

Maria menempatkan Tuhan yang pertama dalam kidungnya karena memang pujian ini ditujukan kepada Tuhan sendiri.

Sesudahnya, semua kidung itu mengumandangkan pujian Maria kepada Tuhan karena telah melakukan karya-karya agung bagi seluruh umat manusia sejak Abraham sampai dengan masanya termasuk sampai kepada kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023,  Siapakah Aku Ini

Artinya, Maria tidak saja secara “sombong” melantunkan kidungnya ini hanya semata-mata untuk dirinya semata karena telah mendapat kasih karunia di hadapan Allah.

Tetapi lebih dari itu Maria lebih memilih untuk memberi kesaksiannya akan kebesaran kasih Allah dalam tindakan penyelamatanNya sejak jaman nenek moyang bangsa Israel sampai kepada semua bangsa di atas muka bumi ini.

Lalu bagaimana dengan kita? Ada banyak kisah yang kita alami dalam hidup tentang kasih karunia Allah yang luar biasa dalam hidup kita namun kita hanya berhenti pada sebuah pesta murahan dengan hirup pikuk musik dan hiasan dekorasi yang fantastis.

Pada akhirnya jatuh pada utang maka kita lupa yang sesungguhnya yakni melantunkan kidung sukacita kita kepada Tuhan karena didorong oleh kekuatan Roh Tuhan sendiri.

Kita lebih suka lantunkan syukur kita karena dorongan gengsi atau ego kesombongan diri kita dan melupakan syukur yang sesungguhnya yang lahir dari kekuatan Roh Tuhan.

Mengapa? Karena hati kita masih dipenuhi oleh hal-hal duniawi dan ego diri kita dan tidak menyisahkan tempat bagi Roh Kudus untuk tinggal dan berkarya dalam hati kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Desember 2023, "Cinta Mendalam antara Allah dan Manusia"

Maka marilah kita belajar dari Maria untuk selalu terbuka pada karya Roh Kudus dalam hidupnya sehingga dia mampu melantunkan madah pujian itu dengan kekuatan Roh Tuhan sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, Pertama: Allah selalu berkarya dari awal dunia tercipta sampai dengan kita saat ini.

Kedua: untuk kita selayaknya selalu melantunkan madah syukur kita kepada Allah dengan dorongan Roh Tuhan sendiri dan bukan atas dorongan ego kita.

Ketiga, harus selalu terbuka dan rendah hati untuk menerima Roh Tuhan dalam hidup kita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved