Breaking News

Berita NTT

Dua Pekan Terakhir, Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus Lebih dari 300 Kali

Gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut itu dilaporkan meletus 327 kali selama periode pengamatan 1-17 Desember 2023.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-Pos Pemantau Ile Lewotolok
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi pada Minggu 3 September 2023 pukul 19.23 wita. 

POS-KUPANG.COM - Gunung Ile Lewotolok Lembata dilaporkan meletus lebih dari 300 kali dalam dua pekan terakhir. Hal itu dilaporkan Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut itu dilaporkan meletus 327 kali selama periode pengamatan 1-17 Desember 2023.

Secara visual, pada periode ini gunung terlihat jelas dan tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 50-600 meter dari puncak.

Teramati letusan atau erupsi dengan tinggi 50-550 meter dari puncak, kolom letusan berwarna putih hingga kelabu.

Baca juga: Diduga Tidak Transparan, Sejumlah Calon Anggota KPU NTT Ajukan Keberatan terhadap Hasil Seleksi

"Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati," ujar Kepala Pos PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/12/2023).

Ini Sementara berdasarkan pengamatan instrumental, ungkap Stanislaus, tercatat terjadi 327 kali gempa letusan dan satu kali gempa guguran. Kemudian, 2.764 kali gempa embusan, 19 kali gempa harmonik, 129 kali tremor non-harmonik, empat kali gempa vulkanik dangkal, 37 kali gempa vulkanik dalam, tujuh kali gempa tektonik lokal, dan 29 kali gempa tektonik jauh.

Stanislaus menjelaskan, energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan energi lebih rendah dalam periode dua minggu terakhir ini dan masih di bawah ambang energi periode sebelumnya.

Secara umum, lanjutnya, jumlah gempa menurun, namun terjadi peningkatan gempa vulkanik dalam.

"Ini mengindikasikan adanya suplai magma dalam, namun peningkatan energi seismik tidak meningkatkan energi seismiknya," katanya.

Meski secara umum mengalami penurunan aktivitas vulkanik, namun Stanislaus mengimbau warga tetap waspada. Sampai saat ini suplai fluida magmatik dangkal dan dalam masih terjadi.

Selain itu, erupsi eksplosif masih berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah.

Potensi ancaman bahaya dari lontaran lava atau material pijar harus tetap diwaspadai. Yang mana sampai saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung Ile Lewotolok.

Terdapat juga potensi ancaman bahaya dari hujan abu yang arah dan jangkauan sebarannya tergantung pada arah dan kecepatan angin. Ancaman lain adalah bahaya dari aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak terutama pada saat musim hujan.

"Ada juga potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, SO2, dan H2S di daerah puncak," katanya.

Stanislaus menambahkan, dengan kemiringan lereng dan apabila kestabilan aliran atau material lava terganggu maka dapat terjadi guguran atau longsoran lava yang berisiko diikuti oleh awan panas, dengan arah luncuran dan ancaman bahayanya dapat mengarah ke timur laut, timur, maupun tenggara. (*)

 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved