Berita Belu

Pemda Belu Rilis Data Stunting 2023, Komitmen Turunkan Satu Digit Tahun 2024

Data menunjukkan bahwa dari 17.927 balita yang menjadi sasaran, sebanyak 1.984 balita atau 11,1 persen mengalami stunting. 

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
PUBLIKASI - Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BP4D menggelar kegiatan pertemuan publikasi data stunting tingkat Kabupaten Belu Tahun 2023, bertempat di aula SMAK Suria Atambua, Selasa, 12 Desember 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BP4D) menggelar kegiatan pertemuan publikasi data stunting tingkat Kabupaten Belu Tahun 2023. 

Kegiatan ini dalam rangka penanggulangan dan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Belu juga sebagai landasan bagi seluruh kecamatan untuk mengidentifikasi dan mengawal kasus stunting

Kegiatan ini berlangsung di aula SMAK Suria Atambua Selasa, 12 Desember 2023, dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin yang dihadiri oleh pimpinan OPD terkait, para camat, kepala puskesmas, lurah dan para kepala desa. 

Sekda Johanes dalam kesempatan tersebut menekankan bahwa data yang akurat menjadi prasyarat penting dalam melaksanakan kegiatan penanganan stunting di Kabupaten Belu. 

Baca juga: KTP Milik 8 WNA yang Diamankan di Belu NTT Palsu

Menurut Sekda, bahwa dengan target penurunan stunting menjadi satu digit pada tahun mendatang, data yang ada menjadi landasan bagi seluruh kecamatan untuk mengidentifikasi dan mengawal kasus stunting di wilayah masing-masing.

"Pengukuran Agustus menunjukkan tingkat stunting sebesar 11,1 persen. Kami berkomitmen untuk menurunkan angka ini menjadi satu digit, yakni 9 persen pada tahun 2024. Oleh karena itu, data resmi ini kami distribusikan kepada kecamatan dengan harapan para camat dapat segera mengidentifikasi dan mengkoordinasikan upaya penanggulangan stunting bersama sektor terkait, Puskesmas, dan jajaran lainnya," ungkap Sekda Johanes.

Dalam konteks penanggulangan stunting, dijelaskan bahwa terdapat dua jenis intervensi, yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik lebih fokus pada upaya kesehatan, seperti pemberian makanan tambahan kepada anak-anak yang sudah mengalami stunting

Namun, kata dia, yang lebih penting adalah upaya persiapan anak sejak dalam kandungan.

"Penting untuk mempersiapkan anak sejak belum lahir. Kesehatan anak pada 1000 hari pertama kehidupan sangat krusial. Oleh karena itu, intervensi terbaik dilakukan pada anak di bawah 2 tahun. Kasus stunting yang sudah ada harus ditangani, dan yang belum ada harus dijaga agar tidak terjadi penambahan kasus baru," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan data stunting tertinggi dan terendah kepada kecamatan dengan harapan dapat memicu respons cepat dalam menangani kasus stunting.

Sementara data yang diperoleh Pos Kupang dari Dinkes Belu hasil timbang bulan Agustus 2023 menunjukkan progres yang positif. 

Baca juga: Kodim 1605/Belu Gelar Karya Bakti, Bersih-Bersih Pasar Antisipasi Bencana dan Penyebaran Penyakit

Data menunjukkan bahwa dari 17.927 balita yang menjadi sasaran, sebanyak 1.984 balita atau 11,1 persen mengalami stunting

Berikut persentase stunting menurut kecamatan tahun 2023 per Agustus yakni Kecamatan Raimanuk 12,2 persen, Lamaknen 26,35 persen, Lamaknen Selatan 22,1 persen, Nanaet Duanesi 18,7 persen, Tasifeto Timur 12,4 persen, Atambua Selatan 4,4 persen.

Sementara di Kecamatan Kakuluk Mesak 14,1 persen, Atambua Barat 8,2 persen, Kota Atambua 7,6 persen, Raihat 9,4 persen, Lasiolat 22,7 persen dan Tasifeto Barat 5,45 persen. (cr23) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved