Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023, Mencari Yang Sesat
Usaha mencari sesuatu yang hilang atau tersesat bisa terjadi kalau ada satu gerakan keluar dari diri sendiri kepada apa yang hendak dicari.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Mencari Yang Sesat.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD pada hari Selasa Pekan Adventus II merujuk pada Bacaan I: Yes. 40: 1-11 dan Injil : Mat. 18: 12-14.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita. Mencari adalah usaha atau tindakan untuk menemukan sesuatu yang hilang atau terlupakan atau salah ditempatkan.
Usaha mencari sesuatu yang hilang atau tersesat bisa terjadi kalau ada satu gerakan keluar dari diri sendiri kepada apa yang hendak dicari.
Ketika gerakan keluar itu terjadi maka sebenarnya kita sedang melupakan diri kita dan keluar dari diri untuk mencari dan menemukan yang hilang atau tersesat.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita disuguhkan dengan inspirasi dari kitab nabi Yesaya dan Injil Mateus. Nabi Yesaya masih berkutat dengan seruannya bagi bangsa Israel yang masih tinggal di pembuangan Babilonia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023, Surgapun Bersukacita Bila Kita Tidak Hilang
Kesesakan dan penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel memang luar biasa tetapi itulah kenyataan yang harus diterima karena terlahir dari dosa dan salah mereka yang telah berpaling dari Tuhan dan mereka mendapat kutukan.
Kini saatnya mereka mendapat penghiburan karena Tuhan sendiri akan datang untuk menyelamatkan mereka dari kesesakan di tempat pembuangan.
Dan Yesaya juga menyerukan kisah tentang orang yang berseru-seru di padang gurun: “Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”
Yesaya mau menyerukan ini karena itulah satu-satunya jalan keselamatan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel. Jalan utama adalah siapkan jalan bagi Tuhan agar Tuhan bisa datang untuk menyelamatkan kita.
Dengan itu, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Yesaya memberitakan untuk tetap berseru – seru kepada Tuhan. Berseru seru dimaksudkan di sini adalah doa yang tak kunjung henti dengan segenap jiwa dan raga agar Tuhan mendengarnya dan akan datang menyelamatkan.
Itulah tanda pernyataan iman bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 11 Desember 2023, Tiga Cara Menaklukkan Over Anxiety
Dan Tuhan akan tetap setia datang menyelamatkan semua yang tersesat yang digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan seorang gembala yang mencari dan menemukan dombanya yang tersesat: “Jika seorang mempunyai seratu ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu?
Sungguh jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorangpun dari anak-anak ini hilang.” Tujuan yang mau disampaikan dari perumpaan ini adalah bahwa Allah sangat setia dan tekun mencari dan menemukan semua orang yang tersesat dari jalannya dan kembali ke pangkuan Allah.
Itu sifat dasar dari Allah sendiri karena Allah tidak menghendaki seorangpun dari anak-anakNya hilang tetapi semuanya akan diselamatkan. Sifat dasar dari Allah terjelma dari diri Yesus sebagai jalan keselamatan bagi semua yang menderita dan tesesat itu.
Menjadi persoalan sekarang adalah apakah domba yang tersesat itu karena ketidaktahuan atau membuat dirinya sendiri menjadi tersesat atau membuat orang lain menjadi tersesat. Dengan demikian dia akan mendapat perhatian khusus.
Namun Allah akan sangat tahu atau memahami semua karakter dari setiap domba. Jika dia berani melakukannya secara sengaja maka dia sendiri memasukkan diri di dalam dosa dan maut.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 11 Desember 2023, Allahmu akan Datang Menyelamatkan Kalian
Untuk semua yang seperti ini akan ditinggalkan Tuhan dan diberi hukuman yang setimpal. Ada banyak di antara kita yang hidupnya tersesat karena disesatkan oleh orang lain tetapi juga menyesatkan dirinya sendiri.
Maka marilah kita belajar untuk selalu kembali kepada Allah dan membiarkan Allah yang datang menyelamatkan kita dan kita tetap setia untuk berseru kepadaNya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: Suara-suara di padang gurun adalah juga suara-suara batin kita sendiri yang berseru kepada Tuhan minta tolong karena kegersangan hidup kita sendiri.
Kedua, berseru kepada Tuhan selalu dalam doa yang tekun agar Tuhan mendengarkan kita.
Ketiga, agar layak di hadapan Tuhan, kita harus mampu siapkan jalan bagiNya dengan pertobatan karena Tuhan akan selalu mencari dan menemukan setiap domba yang tersesat dalam hidupnya untuk diselamatkan. Dan kita tidak menjadi penyesat bagi domba-domba di sekitar kita.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.