Berita Kota Kupang

Dukung Penerapan Teknologi Wolbachia, Unicef Sebut Perlu Ada Observasi

masyarakat memang mengikuti sesuai prosedurnya sambil melihat apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari teknologi

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
FOTO BERSAMA - dr. Vama foto bersama dengan tim dari PPNI NTT dan anak-anak dalam kegiatan kampanye bebas malaria di CFD Kupang, Sabtu 9 Desember 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - United Nations Children's Fund atau  Unicef mendukung program pemerintah terkait dengan penerapan teknologi wolbachia di NTT, namun Unicef juga meminta perlu dilakukan observasi dalam pelaksanaannya.

Hal itu disampaikan Unicef bagian Health specialist, dr Vama Chrisna Taolin, MPH saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Sabtu 9 Desember 2023.

Diketahui, teknologi nyamuk Wolbachia telah dilaunching di Kota Kupang, tepatnya di Kecamatan Oebobo sebagai bahan percobaan untuk diterapkan.

Dalan proses penerapannya, teknologi wolbachia ini dilakukan dengan cara meletakkan telur nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia di lingkungan tempat tinggal masyarakat, dimana banyak berkembang populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor utama penularan penyakit DBD.

Baca juga: Wolbachia Efektif Mengurangi Kasus Demam Berdarah Sebesar 77 Persen, Kata Kemenkes

dr. Vama mengatakan, teknologi Wolbachia adalah salah satu upaya pemerintah untuk mencegah adanya kasus DBD. Yang mana, saat ini pemerintah sedang memerangi kematian karena DBD.

"Unicef tidak berpendapat, tapi kami melihat tentu ini upaya pemerintah dengan harapan yang positif. Dan, tentu oleh Kementerian Kesehatan ini dianggap sesuai yang bagus dan dikembangkan di tempat-tempat yang tingkat DBD nya lumayan tinggi, salah satunya kita di Kota Kupang," tuturnya.

Menurut dr. Vama, dalam penerapan teknologi itu, masyarakat memang mengikuti sesuai prosedurnya sambil melihat apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari teknologi tersebut.

"Kita masyarakat yang perlu memberikan masukkan kepada pemerintah. Misalnya ada yang belum sesuai, kita menyampaikan masukkan sesuai koridornya atau sesuai peran kita masing-masing," ungkapnya.

"Kami di Unicef memberikan masukkan lewat rapat-rapat dan pemerintah juga bisa melalui lembaga teknisnya ke Dinas Kesehatan," tambahnya.

dr. Vama menambahkan, program pemerintah tentu baik untuk melindungi masyarakat. Namun, masyarakat juga berkewajibam untuk memberikan masukkan jika dalam perjalannanya masih terdapat hal-hal yang dianggap kurang.

"Kita support program pemerintah ini dengan observasi pelaksanaannya. Bukan suppport langsung selesai. Tetapi kalau ada hal yang kurang, perlu diberi masukkan," tandasnya. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS


 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved