Berita Lembata
Pergaulan Bebas Remaja di Lembata Sudah Tidak Wajar
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - pergaulan bebas para remaja di Kabupaten Lembata disebut memprihatinkan. Para remaja rentan terpapar Pornografi dan pornoaksi serta terjebak seks bebas. Gejala ini merupakan tantangan tersendiri dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Lembata.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Lembata, Maria Anastasia Barabaje Tapobali, mengungkapkan keprihatinannya ini saat pertemuan lintas sektor yang diselenggarakan Asosiasi Dinas Kesehatan di Aula Hotel Olympic Lewoleba, Kamis, 30 November 2023.
“Pergaulan sudah di tingkat yang tidak wajar karena mereka (remaja) melakukan hubungan seks di usia sangat muda,” katanya.
Baca juga: Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal, Warga Lembata Ingat Jasanya Menolong Korban Banjir
Menurut dia, remaja dan anak muda perlu mendapat perhatian khusus karena mereka juga berpotensi terjangkit HIV/AIDS.
Sementara itu, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata telah melakukan sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan di sekolah-sekolah di Kota Lewoleba dan sekitarnya. Para pelajar di Kota Lewoleba jadi salah satu kelompok rentan yang berpotensi terkena HIV.
Pegiat HIV/AIDS Nefri Eken mengatakan KPAD Lembata, RSUD Lewoleba, RS Damian, RS Bukit, dan kelompok pramuka telah melakukan kampanye dan pembagian selebaran tentang bahaya HIV/AIDS dan cara penularannya saat peringatan hari HIV/AIDS pada 1 Desember 2023. Mereka berkumpul di Simpang Lima Wangatoa dan membagikan selebaran kepada para pengendara mobil dan sepeda motor.
Baca juga: Proyek Ruas Jalan Boto-Puor di Lembata Tuntas Dikerjakan
“Kita memberikan edukasi kepada masyarakat supaya mereka bisa memahami penularan virus ini. Kita stop stigma terhadap penderita HIV/AIDS. Jauhi penyakitnya dan jangan jauhi penderitanya,” ungkap Nefri.
Nefri Eken, mencatat setidaknya ada 507 remaja telah menjadi pekerja seks jalanan. Mereka berusia 15-17 tahun.
“Dari jumlah ini ada yang masih aktif sekolah dan ada yang sudah putus sekolah,” katanya dalam pertemuan yang diselenggarakan di ruang rapat kantor bupati Lembata, Rabu, 29 November 2023.
Menurut dia, dari hasil pemetaan, tidak semua remaja menjadi pekerja seks karena alasan ekonomi. Ada juga remaja yang sudah biasa melakukan seks bebas karena alasan fantasi akibat terpapar pornografi dan pornoaksi. Dia mengingatkan para orangtua untuk mulai menjaga anak-anak khususnya para remaja di tengah era pergaulan bebas yang sulit dikontrol.
Nefri berujar ratusan remaja pekerja seks jalanan ini juga ada yang dihimpun dalam satu grup dan ada pula yang bertugas sebagai koordinatornya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.