Gunung Marapi Meletus

Gunung Marapi Erupsi, 11 Jenazah Ditemukan, 12 Pendaki Masih hilang

Sebuah video yang dirilis oleh badan tersebut menunjukkan tim penyelamat mengevakuasi seorang pendaki yang terluka dengan tandu dari gunung

Editor: Agustinus Sape
Yoytube/natureworldnews.com
Dua orang bocah sedang menyaksikan erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung tersebut meletus sejak Sabtu 2 Desember 2023 dan hingga Senin 4 Desember 2023 sebanyak 11 pendaki gunung dinyatakan meninggal dan lain hilang. 

POS-KUPANG.COM, PADANG - Pihak berwenang Indonesia pada Senin menghentikan pencarian 12 pendaki setelah Gunung Marapi kembali meletus, mengeluarkan semburan abu panas baru setinggi 800 meter (2.620 kaki) ke udara, kata para pejabat.

Jenazah 11 pendaki ditemukan pada hari sebelumnya -- saat mencari mereka yang hilang -- namun upaya untuk merelokasi mereka terhambat oleh aktivitas baru, kata Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Sumatera Barat Abdul Malik. Operasi pencarian akan dilanjutkan setelah kondisi membaik, tambahnya.

Sebuah video yang dirilis oleh badan tersebut menunjukkan tim penyelamat mengevakuasi seorang pendaki yang terluka dengan tandu dari gunung dan masuk ke ambulans yang menunggu untuk dibawa ke rumah sakit.

Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada Senin (4/12), pukul 10.30 WIB, sebanyak 28 dari total 75 orang pendaki yang sudah dievakuasi oleh tim gabungan, yang rinciannya 54 pendaki yang mengakses pintu masuk Batu Palano di Kabupaten Agam, sedangkan 21 orang di pintu nasuk Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Dari 28 pendaki tadi, sebanyak 19 orang yang sudah ditemukan dan dipulangkan tim gabungan. Sedangkan sembilan pendaki tambahan juga telah dievakuasi hingga hari ini, Senin (4/12).

Tim gabungan membawa para pendaki ke fasilitas medis untuk perawatan lebih lanjut, di antaranya RSUD Dr Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi dan RSUD Padang Panjang karena mengalami luka-luka.

Sementara itu, tim gabungan mengevakuasi 11 pendaki dalam kondisi meninggal dunia. Petugas masih melakukan identifikasi kesebelas jenazah yang dievakuasi pada hari ini.

Sebelumnya, Pusdalops BNPB masih menerima informasi 26 pendaki yang belum berhasil dievakuasi. Nama ke-26 pendaki telah teridentifikasi, dengan rincian sebanyak 20 orang teridentifikasi melalui pendaftaran yang terlacak dari jejak digital. Sedangkan sisanya, mereka terdaftar saat di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi.

Hingga kini belum ada konfirmasi identitas 11 pendaki tersebut apakah masuk ke dalam 26 pendaki yang namanya sudah teridentifikasi melalui mekanisme pendaftaran TWA Gunung Marapi.

"Erupsi masih terjadi dan upaya pencarian masih kami lakukan bersama tim gabungan," kata Tim Pusdalops BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan Putra, saat dihubungi.

Sementara itu, data mutakhir dari aktivitas vulkanik di Gunung Marapi per Senin (4/12) pagi hingga pukul 06.00 WIB, tercatat ada delapan kali letusan dan 43 kali hembusan, dengan Amplitudo paling besar mencapai 14,2 mm serta berdurasi selama 56 detik.

Tim BPBD Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi di lokasi guna melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.

Pihak BPBD juga mengimbau kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak melakukan aktivitas di bawah radius 3 kilometer dari puncak atau kawah. Selain itu masyarakat agar memakai masker, topi, dan kaca mata ketika beraktivias di luar ruangan dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya.

Terkait dengan aktivitas vulkanik, PVMBG masih menetapkan Gunung Marapi pada status level II atau ‘Waspada’.

Marapi awalnya meletus pada hari Minggu dan memuntahkan awan abu panas.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved