Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 28 November 2023, Tidak Ada Yang Abadi di Dunia
Mau melihat bangunan-bangunan yang indah, ya bangunan Gereja Katolik megah-megah dan semua indah.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tidak Ada Yang Abadi di Dunia.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Hari Selasa Biasa XXXIV merujuk pada bacaan : Daniel 2: 31--45, Mazmur diambil dari Yehezkiel 37: 1-14 dan Injil Lukas 21: 5-11
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Dalam suatu seminar bertema kebangsaan yang melibatkan tokoh-tokoh agama, seorang seniman muslim mengungkapkan pengalamannya demikian, “Dalam perjalanan hidup saya, saya pernah berkunjung ke gereja-gereja, dan memang seni di dalam Gereja Katolik itu luar biasa.
Mau mendengarkan nyanyian-nyanyian yang merdu, di sana ada. Mau melihat ukiran-ukiran dan patung yang indah, di sana ada. Mau melihat lukisan-lukisan yang indah, di sana ada.
Mau melihat bangunan-bangunan yang indah, ya bangunan Gereja Katolik megah-megah dan semua indah.
Gereja Katolik memang kaya akan seni keindahan, bahkan dalam sejumlah dokumen tentang liturgi diungkapkan bahwa seni memang harus diberi tempat di dalam Gereja karena seni merupakan kekayaan Gereja yang harus dijaga dan dikembangkan.
Sadar atau tidak, kekayaan dan keindahan seni di dalam Gereja Katolik membuat orang terpukau dan kagum. Berbagai macam lukisan atau patung yang
terpampang di dalam gereja sering kali merupakan buah karya senimanseniman terkemuka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 28 November 2023, Waspadalah
Karena itu, sangat wajarlah jika berbagai karya seni tersebut begitu mengagumkan. Itu juga yang dialami oleh para murid dalam bacaan Injil hari ini.
Para murid dan beberapa orang merasa kagum dengan keindahan dan kemegahan Bait Allah beserta pernak-pernik di dalamnya.
Namun, ketika mereka mengagumi keindahan Bait Allah, Yesus justru mengatakan bahwa pada suatu saat, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur.
Tentu hal ini sangat mengejutkan dan menimbulkan berbagai macam reaksi dari para murid dan orang-orang yang ada di situ.
Oleh karena itu, ada murid yang langsung bertanya tentang kapan hal itu akan terjadi dan apa tanda-tandanya. Dalam sejarah, nubuat itu memang terjadi.
Pada tahun 70 sesudah masehi bangunan suci itu dihancurkan oleh kerajaan Romawi dan menyisakan sebuah tembok yang saat ini dikenal sebagai tembok ratapan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023, Tiga Cara Berbagi Saat Kehidupan Sedang Up and Down
Di tembok itulah orang-orang Yahudi seringkali mengadakan ibadat dengan memegang temboknya sambil meratapinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.