Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 5 November 2023 : Hanya Satu Bapamu

Yesus dalam hal ini mengecam orang-orang Farisi dan Ahli Taurat yang hanya tahu mengajarkan kepada orang lain tetapi mereka sendiri tidak melakukannya

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Hanya Satu Bapamu. 

Lalu selanjutnya, Yesus juga mengajarkan yang sebenarnya yaitu tentang kebenaran yang harus diketahui oleh para muridNya tentang kerendahan hati yaitu:  "Janganlah kamu disebut Rabi, karena hanya satu Rabimu, dan kamu semua adalah saudara.

Janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena Bapamu hanya satu, yaitu Dia yang ada di surga". Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus".

Yesus meminta agar tak perlu menyombongkan diri karena sudah ada Bapamu, Rabimu dan Pemimpinmu, dan kita hanyalah pelaksana firman saja.

Yesus dalam pengajaranNya ini sebenarnya sedang mengajarkan kepada kita tentang kerendahan hati baik sebagai seorang pemimpin dalam status kemasyarakatan maupun sebagai anggota untuk tidak terjebak di dalam kemunafikan dan kesombongan diri seperti orang-orang Farisi dan Ahli Taurat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023 : Rendahkanlah Dirimu

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023, Tiga Cara Memberi Masukan yang Dapat Diterima

Kerendahan hati itu menjadi sebuah kebajikan utama sebagai seorang murid Tuhan. Dari kebajikan inilah akan lahir banyak kebajikan lain dalam menjaga hidup kita sebagai seorang pengikut Kristus.

Bagaimana dengan kita? Kita kadang atau bahkan sering jatuh dalam kesombongan dan kemunafikan atas ego kita sendiri. Contoh sederhana saja, baru naek kepala desa atau kepala sekolah atau kepala bagian atau kepala-kepala yang lain kita menjadi sombong dan kadang bersifat arogant terhadap bawahan sendiri.

Relasi kuasa menjadi sangat nampak dalam relasi di dalam masyarakat. Kita hanya tampak sebagai seorang pemimpin tapi tak berdampak dalam pola kehidupan setiap hari. Kita lalu hanya menjadi beban bagi orang lain dalam hidup kita.

Mari kita belajar dari St. Paulus yang mengajarkan dan melakukannya dengan penuh semangat semua pekerjaan pelayanannya agar dia tidak menjadi beban bagi orang lain.

Dan belajar dari Yesus sendiri yang melayani tanpa pamrih dan meninggalkan keAllahanNya untuk turun menjadi seorang manusia untuk menebusnya kembali.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita sudah dipanggil menjadi murid Tuhan untuk menjadi pelayan di antara sesama kita sendiri. Kedua, menjadi murid Tuhan berarti siap meninggalkan diri sendiri dan mengikuti kehendak Tuhan dan bukan kehendak kita sendiri. Ketiga, kalau kita mengikuti kehendak kita sendiri maka kita pasti akan jatuh dalam kesombongan dan kemunafikan.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved